𝟭𝟴 .

1.1K 187 37
                                    


Tepat pada hari ini O.W.L dilaksanakan , Y/n dan Paula yang tidak paham apa apa hanya pasrah dengan nilai , berbeda dengan Adrian yang sudah belajar bersama kekasihnya seminggu berturut turut . Bagaimana dengan Lucian ? Lucian sama halnya dengan Y/n dan Paula , tidak memahami apa apa .
mereka berdua— Lucian dan Paula menjadi prefek di tahun ini , semua orang kaget mendengar berita Paula menjadi prefek begitu juga Paula sendiri , sebab . . Paula bukanlah siswa yang rajin dan taat , ia seringkali telat mengumpulkan tugas bahkan tidak mengumpulkannya tetapi ia memiliki satu kelebihan— yaitu tegas , mungkin ini hal yang membuat ia dipilih untuk menjadi prefek slytherin .

Y/n , Paula dan Lucian sedang berjalan melewati koridor menuju kelas untuk melaksanakan OWL kali ini , Adrian ? dia tetap menempel bersama Megan .

“ Siap siap kalian berdua akan ber - capek capek ria sehabis ini WAHAHAHAH ” ucap Y/n yang ditujukan untuk Paula dan Lucian .

“ Diam saja Y/n , aku sedang pusing memikirkan apa soal yang muncul nanti saat  O.W.L ” ucap Lucian mendengus , Paula mengangguk lemah .

“ Untung aku tidak dipilih menjadi prefek wooho ! ” seru Y/n bersemangat .

“ Andai Y/n dipilih menjadi prefek , dia akan berpasangan dengan siapa ya ? ” ucap Paula nampak berpikir .

“ Tentulah bersama Adrian ” sahut Lucian mantap .

“ Benar juga , lalu si gadis Ravenclaw itu akan cemburu lalu BOOM ! hubungan mereka berakhir, lalu— ”

“ Lalu muncullah pertengkaran , aku yang bersalah lalu father di panggil oleh kakek tua itu lalu aku tidak boleh bersekolah lagi , melainkan memasak di dapur manor bersama dobby . . ” ucap Y/n memotong dan meneruskan perkataan Paula .

“ Lalu kau dan dobby menikah , dan memiliki anak half-elf ” ucap Paula .
“ Coba bayangkan Luci , betapa tampannya anak Y/n dan Dobby nanti ” lanjut Paula .

“ Hngg , ngomong ngomong kita sudah memasuki kelas guys ” ucap Y/n sambil melangkah menuju bangku paling belakang .

“ Paula ! kau duduk di denganku ! ” perintah Y/n saat Paula akan duduk disamping Lucian .

Paula memutar bola matanya lalu melangkah menuju bangku yang ditempati Y/n “ Arg , baiklah ”
Akhirnya Lucian duduk bersama Graham Montague .

Adrian pov .

siang ini , sehabis OWL dilaksanakan aku mencari Lucian untuk membicarakan sesuatu . Aku juga jarang menghabiskan waktu bersama teman teman slytherin ku sekarang , karena Megan . Megan ingin ditemani terus kemana mana , dan bukannya semakin ada rasa, justru aku semakin risih dengan sikapnya , argh .

Aku menjumpai Lucian di lapangan quidditch , kebetulan sekali siang ini ada latihan .

“ Hey , mate ” sapaku menepuk pundak Lucian .

“ Oit , bagaimana kabarmu ? sibuk dengan gadismu , huh ? ” ucap Lucian menyeringai dan menjabat tanganku .

“ Hmm , sebenarnya aku . . ingin bertanya apakah caraku ini salah apa benar ” ucapku sukses membuat Lucian mengernyitkan dahinya .

“ Cara apa ? ” tanyanya .

“ Sebaiknya kita duduk dulu , apakah enak berbicara dengan berdiri seperti ini ? ” saranku lalu merangkulnya dan berjalan mencari tempat untuk duduk .

beberapa saat kemudian , kami sampai dibawah sebuah pohon rindang besar .

“ Nah disini saja sepertinya ” ucapku membersihkan tanahnya lalu mendudukkan diriku diikuti oleh Lucian .

“ Apakah kau yakin kau mendapat nilai terbaik dalam ujian ini ? ” tanyaku menoleh kearahnya .

“ Mungkin . . tidak , aku tidak belajar , mate ” ucap Lucian .

UR SMILE ; a. puceyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang