chapter 2

36 12 16
                                    

Banyak kendaraan berlalu lalang di pagi hari, ditambah dengan suasana perkotaan yang damai. Hari ini, Bulan dan Ratuna sudah sampai di sekolah. Dengan semangat mereka berdua masuk ke kelas melewati koridor-koridor kelas.

Bel masuk sudah berbunyi. Namun ketika  Bulan duduk di kursi, para anggota osis memanggil Bulan, beserta calon osis lainnya untuk pergi ke lapangan. Sesuai dengan instruksi, Bulan membawa semua peralatan yang sudah disiapkan malam itu tanpa tertinggal.

Di lapangan, banyak sekali anggota osis yang sudah menunggu di sana, dengan cepat, murid-murid calon osis segera membentuk barisan. Pelatihan fisik calon osis pun segera dimulai.

Fakta lain dari Bulan, sebenarnya Bulan waktu kelas 10 sudah mengikuti osis, namun ia gagal didalam test wawancara. Oleh karena itu ia bertekat kembali dan bersungguh-sungguh untuk mengikuti osis lagi.

"Semuanya, tolong perlihatkan nametag nya ya, dan taruh barang kalian di depan kalian. Segera!" perintah dari anggota osis.

Mendengar nametag membuat raut wajahnya terlihat panik. Ia lupa membawa nametag, padahal dia sendiri sudah menyiapkan semua peralatan itu dari malam dengan sangat teliti.
Tak lama, para anggota osis mulai memeriksa kelengkapan calon osis. Kak Radit menghampiri Bulan dengan pandangan yang tidak meng-enakan, bagaimana tidak? Raut wajah dari Kak Radit saja sudah terpapang galak.

"Mana nametag kamu? Tadi udah dikasih tau kan perlihatkan nametag nya?" Tegas Kak Radit

"E-em.. k-kelupaan k-kak, maaf," gugup Bulan

"Panitia! Bulan Ranjani, minus nametag," panggilnya

"Maju ke depan." perintahnya.

Dengan perasaan malu, Bulan hanya bisa pasrah dan berjalan ke depan, sesuai intruksi yang diberikan. Ternyata, tak hanya dia yang kelupaan membawa nametag, ada beberapa calon osis juga yang tidak membawa.

Setelah dicheck peralatan, Bulan diarahkan menuju tempat yang berbeda. Disanalah Bulan mendapatkan hukuman oleh Kak Radit, dan beberapa calon osis lainnya. Ia melihat banyak sekali perwakilan osis sedang menuju tempat tersebut.

"Sesusai sama kesepakatan sebelumnya, gua mau lo semua push up selama 25 kali, SEKARANG!" tegas Kak Radit.

Bulan yang melihat kemarahan Kak Radit langsung membantingkan tubuhnya, lalu melaksanakan hukumannya. Bulan menyesal karena tadi pagi terlihat buru-buru sehingga menyebabkan ia ketinggalan barang.

Setelah menyelesaikan hukuman, para anggota osis diminta untuk kembali kebarisan semula. Disitulah pelatihan fisik dimulai. Tapi sebelum itu, mereka disuruh untuk melakukan kegiatan senam terlebih dahulu.

Pelatihan fisik dilanjut dengan bermain mini games, setelah itu belajar gerakan PBB (peraturan baris-berbaris) dasar, push up, sit up, dan masih banyak lagi kegiatan yang dilakukan ketika pelatihan fisik.

Baru setengah jalan untuk pelatihan fisik, tubuh Bulan sudah banyak mengeluarkan keringat. Mukanya sangat pucat, badannya juga begitu lemas, dan pada akhirnya Bulan jatuh pingsan.

Untungnya, banyak sekali anak osis berinisiatif membantu Bulan untuk dibawakan ke UKS. Tak lama, Bulan sadar dari pingsannya itu. Ia melihat penampakan sosok laki-laki di sampingnya. Setelah dilihat, diketahui bahwa itu adalah Kak Radit.

"Udah siuman?" Terdengar suara dari Kak Radit

"E-eh udah Kak," jawab Bulan

"Nih minum dulu," Kak Radit menyodorkan minumannya

"Terimakasih kak, gua minum ya," Kak Radit mengangguk

"Kalo udah baikan, langsung masuk barisan, karena kalo ga, dianggap bolos," Bulan mengangguk.

Sudah merasa baikan, Bulan langsung keluar dari UKS dan mengikuti kegiatan pelatihan fisik itu sampai selesai dengan penuh semangat kembali.

"Cukup kegiatan kita hari ini, kalian boleh pulang, atau mau istirahat dulu juga boleh. Besok kegiatan terakhir kita, wawancara. Sekian terimakasih," jelas perwakilan anggota osis.

Setelah minum sebotol air mineral, Bulan menuju gerbang sekolah dan menunggu temannya itu. Beberapa menit kemudian, Ratuna datang dengan sepeda motornya. Mereka pun pulang bersama.

Karena pulang cepat, Bulan dan Ratuna mampir ke suatu tempat makan mie ayam langganan mereka berdua, Setelah itu mereka lanjut lagi jalannya. Hari ini giliran Ratuna untuk mengajak dia bermain di rumah Ratuna.

"Bener kan apa kata gua? Kak Radit tuh sebenernya ga galak-galak banget Lan," percaya Ratuna

"Iya gua akui itu, asli sih dia baiknya tuh bikin salting tau," ujar Bulan

"Inget woy Kak Radit banyak penggemarnya di sekolah, ditambah kakak kelas udah banyak naksir sama dia," peringatan Ratuna

"Tapi ya, kenapa Kak Radit ngga milih cewe lagi? Apa trauma sama si mantannya itu?" penasaran Bulan

"Ya juga ya, tapi yang pasti gua dengernya dia mau fokus belajar buat nanti kuliah," lontar Ratuna.

Langit-langit senja sudah mulai terlihat, setelah bermain di rumah Ratuna, Bulan pulang sendiri dengan menaiki angkutan-angkutan umum, dan pastinya menuju ke rumahnya yang tidak jauh itu.

Suasana senja di sini cukup terbilang indah dipandang mata. Lampu-lampu jalan menyala, banyak gedung-gedung tinggi, juga banyaknya pepohonan rindang. Tak lupa juga dengan bermacam-macam kendaraan darat berlalu-lalang.

Sampai di rumah, segera ia berbaring di atas kasur empuknya itu. Ia mengingat kejadian hari ini. Dimulai dari tatapan Kak Radit, dan juga ketika mereka berdua berada di UKS. Mengingat wajah Kak Radit, membuat Bulan tersenyum-senyum sendiri. Tetapi dia sadar diri, secara banyak sekali yang suka sama Kak Radit.

Tak mau dirinya semakin larut dalam menyukai Kak Radit, Bulan pun melupakannya. Berdiri dari kasur dan bergerak menuju ke meja belajarnya, lalu ia menyiapkan visi-misinya untuk besok sesi wawancara.

Lagi asik-asiknya merancang visi-misi, Bibi Nai masuk ke kamar dan menawarkan beberapa makanan yang sudah dimasak oleh Bibi Nai. Ia pun segera menuju ke ruang makan, menyantapnya bersama.

Selesai makan, Bibi Nai menghampiri Bulan karena ada panggilan video call. Ternyata panggilan itu dari Mama-Papa Bulan. Mereka masih bekerja atau stay di luar kota, lebih tepatnya di Malang.

Setelah mendapat kabar orang tua melalui video call, Bulan merasa lega dengan keberadaan mereka di sana. Di kamar Bulan melanjutkan kembali untuk merancang atau menyusun visi misi untuk dibawakan besok hari.

Haii jangan lupa untuk vote dan comment ya terimakasih!

KETOS [ KETUA OSIS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang