chapter 19

7 1 0
                                    

Tiba di hari perlombaan. Beberapa murid tampak senang sekaligus tidak sabar menampilkan hasil karyanya. Bulan percayakan bahwa usaha teman-temannya tidak mengkhianati hasil. Panitia lomba ini disuruh untuk bersiap-siap di backstage.

Beberapa juri juga sudah duduk rapih, begitu pun semua murid, mereka duduk sesuai kelas dengan berbusana adat dari masing-masing provinsi di Indonesia. Mereka mengharapkan kelasnya kali ini memenangkan lombanya.

Tak lama kemudian, acara akan segera dimulai. Layaknya sebuah tokoh princess, ia berdiri di atas panggung, lalu memulaikan rangkaian lomba pada hari ini. Semua tampak takjub dengan penampilan Bulan, terlebih lagi Kak Radit. Ia sedari tadi memperhatikan perbuatan dirinya di atas panggung. Ia menyadari tangannya sudah tidak dipasang gips lagi.

Kegiatan pertama yaitu penilaian dari segi makanan. Masing-masing perwakilan kelas maju menghampiri juri sembari membawa masakan khas provinsinya, lalu diicipkan oleh para juri, selesai itu para juri kerap memberikan nilai sesuai dari platting, rasa masakan, dan lainnya.

Lanjut kegiatan kedua, yakni penilaian busana. Masing-masing perwakilan kelas memperkenalkan busana yang dipakai. Disini para juri memberikan nilai dari kerapihan, pengetahuan dasar busana, gestur wajah serta badan, dan lainnya.

Lalu kegiatan selanjutnya, penilaian hias kelas. Para juri satu persatu melihat kondisi semua kelas. Penilaiannya yaitu dari tingkat kreatifitas, kebersihan, dan lainnya. Namun, semua juri fokus terhadap kelas Bulan dan Kaila. Mereka berpendapat bahwa salah satu kelasnya ada yang mencontek atau mencuri ide kelas lain.

Sampai pada kegiatan terakhir yaitu pengumuman pemenang sesuai total penilaian dari semua kegiatan tadi. Setelah diumumkan, juara pertama adalah kelas dari Kaila. Semua tampak bahagia, tapi tidak bagi murid sekelasnya Bulan. Mereka merasa ada yang janggal dengan pemenangnya kali ini. Bagaimana caranya bisa kelas mereka menang?

"TUNGGU SEBENTAR!" teriak Bulan membuat seisi ruangan itu terdiam seketika

"Ada apa Bulan?" tanya salah satu guru

"Maaf sebelumnya, bukan saya bermaksud untuk tidak menghargai para juri serta yang lainnya, namun apakah saya merasa bahwa ada yang menjanggal terhadap penilaian dari para juri?" jelasnya

"EH MAKSUD LO APA?!" seru Kaila

"Ini bukan tuduhan atau fitnah, tapi Kaila ini sudah berbuat curang. Kelasnya ga pantas dijadikan pemenang," ucap Bulan

"Apa buktinya lo ngomong itu?" sela salah satu teman lingkarannya Kaila

"Jadi begini..." Bulan mulai menjelaskan kejanggalannya.

[Flashback]

Hari dimana kelas Bulan mendekorasi kelas

Disela-sela sedang mendekor, Bulan serta Ratuna berinisiatif membelikan minuman agar tidak kelelahan, tak hanya itu mereka dibantu oleh Olivia, teman sekelasnya. Di tengah jalan, ia melihat Kaila sedang memasuki ruang juri. Ketahuan oleh mereka rencana jahat Kaila, segera Bulan mengambil foto sebagai bukti bahwa ia melakukan pencurangan.

Lalu saat tiba di warung, lagi dan lagi mereka bertiga melihat teman sekelasnya Kaila sedang membeli makanan khas Banten, provinsi tersebut adalah provinsi yang Kaila pilih. Awalnya ia tak mengetahui, namun pada akhirnya Bulan sadar, diambil foto kembali sebagai bukti.

Beberapa hari setelahnya

Bulan mendapatkan kabar tak mengenakkan, yakni kelasnya seluruhnya hancur berantakan. Teman sekelasnya tidak mengetahui siapa orang dibalik ini. Lalu Bulan segera mengecheck di ruang cctv. Terdapat Kaila serta komplotannya memasuki kelas Bulan, dihancurkan semua properti, bahkan dicoret-coret dindingnya. Teman kelasnya pun segera membenarkan sebelum hari perlombaannya dimulai.

[Flashback off]

Setelah mendengarkan penjelasan, serta memperhatikan bukti, teman-teman sekelas menyetujui apa dikatakan Bulan. Sedangkan teman-temannya Kaila diam terbungkam. Raut wajahnya kini tampak kesal, tidak menyangka rencana mengalahkan dirinya gagal terus menerus. Bulan melihat dirinya sembari tersenyum, lega akhirnya semua perbuatannya terbongkar mulai satu persatu.

Bahkan, juri yang dibayar olehnya pun ikut mengakui, dia akan menerima apapun konsekuensinya nanti. Suasana di ruangan tersebut tampak heboh dengan apa terjadi. Banyak sekali murid yang ikut membela Bulan serta teman-temannya.

Akhirnya setelah direvisi, pemenangnya adalah kelas 12 MIPA 1, walaupun bukan kelas Bulan, namun ia turut senang dan menghargainya. Kelas mereka berada di juara 2, posisi yang lumayan baginya. Kelasnya mendapatkan uang sebesar lima ratus ribu, nantinya dibagikan permurid dikelasnya. Dan bisa dibilang, acaranya pun selesai.

Diruang osis, mereka tengah membahas evaluasi pada acara lomba hari ini, sekaligus perpisahan anggota osis angkatan Kak Radit, dikarenakan ini adalah kegiatan terakhir mereka sebelum menghadapi ujian-ujian untuk memasuki dunia perkuliahan.

"Well acara hari ini cukup meriah, bagus sekali," tanggapan Kak Radit

"Cuma kurangnya adalah tingkat pengawasan kita, sehingga terjadi kecurangan," tambah dari Kepala Organisasi

"Sebelum mengakhiri, gua Raditya sebagai ketua osis mewakili angkatan gua mengucapkan terimakasih sama angkatan kalian, untuk kedepannya gua harap bisa lebih kompak dan bisa buat acara semeriah mungkin," pesan Kak Radit

"Kita juga minta maaf kalau ada perbuatan kita disini yang salah, jangan lupa, kalau kalian kesusahan dalam kegiatan acara, jangan lupa untuk selalu meminta bantuan ke kita, pastinya kita bakal bantu," ucap Kak Aldo

"Pengumuman mengenai ketua-wakil osis terbaru, nanti akan dikabarkan lagi, see you guys! Jangan lupain kita ya," ujar Kak Radit sebagai penutup.

Perpisahan kali ini cukup menyedihkan, ia begitu tidak bisa menerima jika dirinya jauh dari Kak Radit, namun mau bagaimanapun, tidak bisa ia paksakan. Sedari tadi ia memperhatikan dirinya dengan tatapan sedih. Ia tak mau cepat-cepat berpisah dengannya. 

"Lan, gapapa?" panggilnya

"H-hah? Kenapa?" sahutnya

"Ada masalah? Kok muka-nya sedih gitu?" ucapnya

"Itu... Menurut Kakak aja kali, ga tuh," sengaja Bulan mengalihkan pandangan

"Y-yaudah Kak gua izin pulang ya, permisi," tangkasnya, lalu ia berjalan keluar ruangan osis.

Dikamar, ia tak kuasa menahan air matanya. Tak terhitung jumlah air mata yang ia keluarkan. Ia menyesal telah jatuh hati terhadap kakak kelas, karena ia tahu bakal merasakan hal seperti ini. Ia memikirkan bagaimana jika ia ada apa-apa disana, apakah nantinya ia akan suka terhadap perempuan lain selain dia? Memang benar perkataan orang, bahwa ldr itu susah.

-

ITS UP GUYS HUHUHUHUHU jangan lupa vote n comment ya! SEE YOUUUUU






KETOS [ KETUA OSIS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang