chapter 24

9 1 4
                                    

"Bulan, ayo bangun! Katanya ada rapat," ocehan sang Mama

"Iyaa, sebentar," sahutnya.

Suasana pagi hari begitu ricuh. Mereka sedang sibuk dengan urusannya masing-masing, begitu juga dengan Bulan, ia mempercepat langkahnya supaya tidak terlambat mengikuti rapat bulanan sekolah. Begitu sudah rapih, ia menyantap sarapan roti panggang berselai stroberi dan segelas susu putih hangat, 

Dikarenakan Ratuna tidak mengikuti rapat hari ini, membuat ia memilih menaiki bus. Untunglah bus tersebut tiba tepat waktu, sehingga ia membutuhkan setidaknya beberapa detik agar ia tidak terlambat menuju sekolah. 

Mendekati dengan hari jadinya sekolah, para anggota osis sepakat untuk membuat event. Yaitu pentas seni yang akan dilaksanakan siang hari, juga adanya perayaan hari jadi di malam hari. Hal ini tentu membuat jadwal Bulan menjadi kian padat.

Selesai rapat dengan anggota osis, ia menghabiskan waktu istirahat di kantin. Membeli semangkuk bakso serta secangkir es teh dapat menemani dia mengerjakan tugas-tugas yang ia belum selesaikan. Tanpa ia sadari, Rayhan menguntitnya.

"Sendiri aja, lagi ngapain?" tanya Rayhan

"Lagi ngurus budget buat acara nanti," balasnya

"Ratu kemana? Biasanya lo bareng dia," tanya Rayhan

"Lagi sakiit, ehm Ray, sorry gw gabisa diganggu dulu nih, kepepet deadline" ucapnya lalu ia menganggukkan

"Kalau boleh, sini gw bantuin," tawar Rayhan

"Banget, thank you," terimanya.

Tak sadar bel sudah berbunyi, tergesa-gesa Bulan mengumpulkan hasil budget yang ia dapatkan ke ruang osis. Lanjut berlari lagi menuju kelas agar tak tertinggal pelajaran sosiologi. Rambutnya sudah acak-acakan, ia tidak menyadarinya dan tidak terlalu memikirkannya. Nyaris, jarak ia sampai dikelas dengan gurunya hanya beberapa detik saja.

Ia bingung dengan diri sendiri, ada apa dengannya? Hingga sudah dua kali hampir terlambat. Hidup ia sungguh kacau hari ini. Bahkan langit pun memihaknya, langit keabu-abuan itu menunjukkan diri seolah-olah ia sedih. Kekacauan ini membuat dia tidak fokus untuk belajar, sudah berkali-kali ia diingatkan untuk tidak mengosongkan fikiran.

Bel pulang sekolah tidak membuat ia senang. Selepas bel ia mempunyai janji dengan anggota osis divisi sarana dan prasarana agar menyocokkan apa saja dekorasi untuk event nanti dengan total jumlah uang yang ia hitung. Singkat cerita sampailah ia dikantin sekolah, pembahasannya tidak terlalu berat, sehingga ia bisa se-santai itu membahasnya.

Suara serta aroma khas hujan ini menjadi saksi mereka betapa susah dan beratnya menjadi anggota osis. Namun ia sama sekali tidak menyerah, ia ingin acara ini berjalan sukses tanpa halangan atau kekurangan sedikit pun. Banyak sekali hal yang mesti ia lakukan, salah duanya yakni mengerjakan tugas osis bagian Ratuna, juga mengerjakan pekerjaan rumah. Semua ia lakukan sepenuh hati, meskipun berat namun ia senang melakukannya.

"Gimana? udah paham belum?" tanya Bulan

"Udah Kak, jadi tinggal betulin lagi aja," jawab yang lain

"Aku minta besok udah jadi ya, kirim documentnya lewat whatsapp, thank you," jelasnya.

Mereka sudah mengerjakan tugasnya, namun hujan masih menemani mereka. Ia pun segera mengambil payung ditas lalu berjalan menuju halte bus berada. Ia berencana untuk menjenguk Ratuna, sembari membahas tentang event nanti. Ia sempat mampir membeli berbagai macam buah sebagai buah tangan, juga susu kesukaan Ratuna.

Di rumah, ia disambut hangat oleh Ibu Ratuna. Beliau mempersilahkan ia memasuki ruangan Ratuna. Ratuna sedang berbaring lemas di kasurnya. Bulan menceritakan apa saja yang terjadi hari ini, juga menjelaskan tugas apa saja yang mesti ia lakukan saat ia sembuh nanti. Hebatnya, ia memahami apa Bulan katakan, walau otaknya sedang lelah untuk berfikir.

Sela-sela pembahasan, Bulan terceletuk mengatakan, "Ntah kenapa kok gua kangen Kak Radit ya? Beberapa belakangan ini dia jarang banget bales chat gua,"

Ratuna menanggapinya dengan mengatakan, "Udah ga sayang kali, atau udah ada pacar disana?" Yang seketika Bulan mencubitnya

Bulan terlihat kesal dan membalasnya, "Si anjir. Nanti juga Kak Aldo dapet gebetan juga kali tuh di kuliahannya,".

Sempat-sempatnya mereka bercanda disaat temannya dilanda sakit, namun hal itu membuat Ratuna menjadi lebih baik dari sebelumnya. Tak jarang teman-teman Bulan ataupun Ratuna menyebut mereka sebagai duo pelawak di sekolah, terbukti dengan lawakan yang ia lontarkan untuk menghibur teman-temannya disaat sedang sedih. Ia mengatakan membuat orang tertawa itu bisa membangkitkan dirinya kembali.

Akan tetapi, ada saja dibalik candaan itu, ada sebuah kepedihan. Mereka berdua sudah berhasil menyembunyikan topeng tanpa seorang pun mengetahui hal itu. Sudah lama mereka menjalani hubungan persahabatan ini, banyak kisah-kisah ia ceritakan, tak ada satupun cerita yang mereka rahasiakan selama ini. Oleh karenanya, sangat sepi atau hampa jika salah satu dari mereka tidak masuk sekolah. Tak ada keceriaan atau hiburan dari mereka berdua.

Beranjak Bulan menuju mal untuk membeli peralatan event sekolah nanti. Namun sebelum itu ia memilih mengganti baju di rumahnya agar terlihat segar. Ia tidak sendirian, melainkan ditemani oleh beberapa anggota osis serta Rayhan, ia ditugaskan menyupiri dan juga membantu membawa beberapa belanjaan.

Sesampai mereka di sana, mereka mulai menjelajahi satu toko, lalu pergi menuju toko lainnya. Satu, dua, tiga barang telah ia kumpulkan dalam satu totebag. Setelah ia mengumpulkan semua barang yang diperlukan, berangkatlah mereka ke sekolah supaya barang tersebut bisa didekor. Tanpa berlama-lama mereka melangsungkan dekor.

Mereka mendekor dengan sangat hati-hati, butuh ketelitian sebab sekali saja salah, sudah tidak bisa memperbaikinya. Kerja mereka menjadi ringan, terlebih lagi dengan bantuan Rayhan. Kerja mereka menjadi singkat, harusnya 3 jam menjadi satu sengah jam saja.

"Ray, thanks ya, kalo ngga ada lu mungkin gua udah kebingungan kali," ucap Bulan seraya ia memberikan jus jeruk kepada Rayhan

Rayhan menjawab, "Hahaha santai aja kali, gua lagi senggang juga," 

"Pulang lo sama siapa? Mau gua anterin?" pertanyaan Rayhan yang dijawab dengan anggukan kepala

Walaupun hari ini sangat kacau, setidaknya ada hal yang membuat Bulan senang, salah satunya ialah ia bisa menghabiskan waktunya di luar bersama teman-teman. Dalam perjalanan pulang, mereka tampak asik mengobrol tanpa ada rasa canggung diantara mereka, hinggan tak sadar bahwa mereka sudah sampai di rumah.

Bintang-bintang sudah menampakkan dirinya, langit warna jingga itu kini diganti dengan warna hitam. Angin sepoi-sepoi menyejukkan hati dan pikirannya. Ntah apa yang ia fikirkan, ia hanya memikirkan satu sosok laki ia sayangi, siapa lagi kalau bukan Kak Radit.

-

HAII IM BACK!! Gimana nih part 24 nya? btw mau mendekati ending louhh kalian milih ending mana? SadEnd? HappEnd? kita lihat saja nanti, see youuu <3

KETOS [ KETUA OSIS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang