chapter 26

8 1 2
                                    

Jam pertama di sekolah kosong, disebabkan guru sedang ada rapat untuk membahas tentang agenda kelas 12  seperti ujian, perpisahan, dan lain sebagainya. Ia menghabiskan waktu tersebut dengan mendengarkan musik, menurutnya musik dapat menenangkan hati.

Saat ia mendengarkan lagu, ntah kenapa terlintas dipikiran Bulan ialah Kaila. Ya, ia pernah dibully dengan Kaila dan temannya, serta ia telah berhasil merebut sang ayah. Sudah berapa hari ia tidak menampakkan dirinya, ia rasa Kaila tengah merencanakan sesuatu untuk membuat dirinya jatuh. Meski begitu, ia mesti berjaga-jaga agar tidak terjatuh oleh lawannya.

Dia merasa kesal, mengapa ia tidak melaporkan saja ke guru? Satu jawaban terlontar dari dirinya ialah tidak punya kekuasaan penuh, lagi pula jika permasalahan dirinya dengan Kaila tersebar sampai ke tangan orang tua Kaila, akan menjadi lebih panjang. Orang tua Kaila mempunyai koneksi dengan kuasa hukum, dengan mudah ia bisa membawa siapa saja untuk dimasukkan ke dalam penjara. Orang tua Kaila terdengar licik, ia bisa menyuap kuasa hukum tersebut agar anak kesayangannya lepas dari tahanan.

Satu-satunya jalan menjatuhkan pihak lawan kalah adalah dengan mempermalukan pihak lawan, sehingga pihak lawan merasa sadar akan perbuatan yang ia lakukan. Di kelas, ia menatap jendela kelas, di lihat awan abu-abu itu seakan-akan mengisyaratkan sesuatu buruk akan menimpanya hari ini. Rasa cemas pun muncul pada dirinya.

Singkat cerita, sampai di waktu istirahat. Membawa bekal dan minuman lalu menuju meja kosong. Ternyata benar, akan ada drama lagi diantara mereka. Ia melihat siluet yang ia yakini itu adalah siluet Kaila. Tak ingin berurusan kembali, ia sudah lelah dengan fisiknya hari ini. Tapi apalah daya, rupanya Kaila menghampirinya duluan.

Awal kedatangan Kaila, ia tidak menggubrisnya sama sekali. Ia hanya berdiam diri sembari menikmati bekalnya itu. Namun, dengan sengaja Kaila mengambil paksa bekal tersebut, lalu dibantingkan kotak bekal milik Bulan. Keberadaan Kaila dengan berbagai tingkah membuat tingkat emosi Bulan sudah berada dipuncak-puncaknya.

Bagaikan bidadari sedang marah, wajahnya tetap datar meskipun di hatinya sudah mengolok-olok dia. Satu pukulan keras meja mengagetkan murid di sana. Ia tidak bisa berdiam diri, ia tak tahan. Diambillah piring bekas milik Kaila, ia melakukan hal sama apa yang dia perbuat. Dengan keras, ia banting piring tersebut, merasa tak puas, ia melemparkan minuman dingin mengenai seragam Kaila. Situasi kantin menjadi panas saat ini.

"Lo pikir, selama ini gua diem diri karena gua bego? Gabisa ngelawan lo? Gua diem karena gua lagi ngumpulin bukti atas apa lo perbuat, Kaila." ucap Bulan dengan nada tinggi

Ia membalasnya, "Bulan, Bulan.. Udah lama ga ketemu, kok makin nyolot? Hahaha lo juga mikir kan kenapa baru sekarang gua muncul lagi?" dan ia menambahkan katanya "Seorang Kaila ini mainnya cantik, dari awal juga lo penyebab semua ini Lan? Radit pergi menjauh gara-gara dia illfeel sama lo. Gara-gara lo juga bokap kesayangan lo pergi. Dia capek sama tingkah lo. Apa lo gatau akan hal itu? Jelas gua diem aja? Ngga,".

Keduanya sedang berada pada egonya masing-masing. Sekali, dua kali, hingga tiga kali ia memukuli, menampar Bulan. Fisiknya sudah hancur berkeping-keping. Baru saja ia membalas pukulan, tangan itu ditahan Ratuna. Air mata berjatuhan tanpa ia sadar.

Rayhan yang melihat kekacauan itu berteriak sekencangnya, "KAILA STOP. GUA PERINGATIN LO BUAT BERHENTI." teriakannya seketika mengheningkan suasana panas itu

Kaila maju mendekatnya lalu berbisik, "Lo siapa gua emang? Inget, lo dulu sekedar my body guard doang. Gausah macam-macam."

Rayhan menarik paksa seragamnya lalu dia balas, "Inget Jilkynies Corp? Perusahaan itu milik paman gua, lo gaakan bisa macem-macem. Kecuali lo mau perusahaan lo bangkrut. Paham?".

Ia terkejut mendengar Jilkynies Corp, macam mana bisa ia tidak tahu selama ini? Mendengus kasar, ia perlahan menjauh lalu berjalan. Bukannya kembali kelas, ia justru menghampiri Bulan yang kesakitan itu. Dengan cepat Bulan menghapus air mata, ia tak mau dilihat lemah.

Ia berbisik kepada wanita di depannya, "Urusan kita, ga sampai di sini aja. Inget itu troublemaker

Dengan senyum menyeringai, ia berkata, "Let's meet me first in heaven then fight me in your hell Kaila Pramata."

Lega, puas, itulah yang Bulan alami. Bekali-kali ia terkena bully, kini ia bisa membalasnya walaupun hanya sepatah kalimat saja. Luka serta lebam di tangan maupun wajah ia obati di ruang uks, untung uks sangat sepi. Di sana ia dan Ratuna kebingungan tentang Jilkynies Corp.

Rayhan bercerita, sebelum pada akhirnya ia menjadi body guard Kaila, sudah terlebih dahulu ia mengetahui Jilkynies Corp merupakan perusahaan milik pamannya, namun ia masih merahasiakan sebab perusahaan itu sudah mengalami kebangkrutan akibat menempatkan kepercayaan kepada orang yang salah. Setelah ia tahu, tak lama ayahnya berselingkuh dengan Ibu Kaila, wanita tersebut berselingkuh demi mendapatkan bisnis pamannya.

Segala upaya Ayah Rayhan mendekatkan kakaknya itu agar diberikan saham dan dibagi dua antara dia dengan selingkuhannya. Sedangkan istri sah tidak mendapatkan sepeserpun. Rayhan yang kesal akibat tak adil, melakukan penyamaran awal sebagai asisten pribadi selingkuhannya, berakhir menjadi body guard Kaila. Sampai sekarang, meski sudah berganti hati Ibu Kaila tetap masih mendapatkan saham. Alasannya kini pamannya sudah anggap ia rekan bisnis juga, pamannya hingga saat ini tidak tahu kelakuan anak rekan bisnis tersebut.

Mendengar alasan Bulan tidak dendam terhadap Kaila juga membuatnya yakin untuk masih merahasiakan ini kepada pamannya. Ia juga merasa tidak enak dan takut bisnisnya hancur seperti dahulu lagi. Namun sekarang, ia tahu betul jika di sini Kaila lah yang berhak salah. Dan ia percaya dengan pamannya bisa memahami yang ia rasakan.  

Selesai diobati, pergi mereka menuju kelas. Bel berbunyi menandakan waktu istirahat sudah berakhir, lalu dilanjut belajar. Pikirannya benar-benar kosong. Perkataan Kaila seakan-akan benar adanya, ia tidak tahu apa yang Kak Radit sembunyikan. "Gara-gara lo juga bokap kesayangan lo pergi. Dia capek sama tingkah lo." benarkah seorang ayah begitu membencinya sehingga harus memilih perempuan lain dibanding Mamanya?

Bagai silet yang mengiris hatinya, tentu ia sakit hati mendengar perkataan Kaila barusan. Apakah semua kekacauan ini disebabkan Bulan jatuh hati padanya? Jika ia memilih, ia tak akan mau berurusan dengan Kak Radit, tetapi bagaimana pun dua-duanya saling mencintai, ia yakin Kak Radit melanjutkan kuliah di luar negri merupakan keputusan terberat. Kendati begitu, dia tidak yakin persoalan hubungan mereka, sudah 2 minggu ia tidak ada kabar. 

"Ray, gua mohon sama lu buat ga gegabah ya? Gausah terburu-buru untuk kasih kabar ini ke paman lu, okey?" ucap Bulan saat pulang sekolah

menghela nafas, ia berkata, "Yaudah, kalau itu yang lu mau. Tapi janji ke gua, kalau dia macam-macam sama lu, bilang ke gua. Kapan pun bakal gua sedia tolongin lu," lalu ia mengeluarkan janji kelingking

Diangkat jari kelingking juga sembari berujar, "Iya Ray, thanks buat hari ini, gua pamit ya?" ucapan lembut itu membuat Rayhan secara sadar mengelus kepalanya.

-

NAH LOHHH baper gak nih?? btw kalian suka gua update cepat kan? yaa namanya efek liburan guys sekalian ada waktu jadinya nulis deh wkwk anywayyy see you next chapter yaa yang bakalan lebih panas hahaha dan buat kalian yang baca ini dari awal, boleh supportnya dong dengan share cerita KETOS ini ke teman-teman kalian, dan vote-comment. Terima kasihh <3

KETOS [ KETUA OSIS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang