chapter 20

11 1 2
                                    

5 bulan kini telah dilewati bersama Bulan, tentu juga dengan teman-temannya. Tak terasa bahwa sekarang Bulan sudah memasuki kelas 12 semester awal. Dirinya sudah semakin sibuk, banyak sekali rapat-rapat osis dilaksanakan, untuk membahas penerimaan calon osis baru angkatan tahun ini, dan membahas kegiatan mpls nanti.

Kelas baru, pastinya dengan suasana kelas baru. Biasanya dimana ia dan Ratuna sekelas, kini mereka sudah berbeda kelas. Meski begitu tetap mereka menyempatkan waktunya untuk bercengkrama saat jam istirahat di kantin sekolah.

"Selamat pagi anak-anak, kali ini dikelas kalian terdapat murid baru, silahkan kenalkan diri kamu," ucap guru

"Halo semua, saya Rayhan Antallo, pindahan dari SMA Arthilogys, terimakasih," sahut Rayhan

"Baik, Rayhan, kamu duduk dibangku depan Bulan ya," suruhnya.

Dirinya menyimpitkan mata itu, ia merasa bahwa nama itu sangat tidak asing baginya. Tak mau berlanjut untuk melihat gelagat laki-laki itu, Bulan mengalihkan pandangannya ke papan tulis, dan melanjutkan pelajarannya kembali sampai bel istirahat berbunyi.

"Lan," panggil laki itu

"Hm, maaf?" sahutnya

"Ga kenal gua? Rayhan?" ucapnya

"Sorry, mungkin lu salah orang? Kita baru kenal kok," balasnya

"Mau ke kantin? Bareng ya?" ajaknya lalu disetujui Bulan.

Jadilah mereka bertiga jajan dikantin. Berbeda suasana saat mereka biasanya jajan ditemani oleh pasangannya, kini hampa. Sejak Kak Radit dan angkatannya sudah lulus, jarang sekali adanya komunikasi atau kumpul bersama. Hal itu membuat Bulan rindu akannya.

Ratuna, sebagai pacar Kak Aldo ikut merasakannya. Mereka tidak tahu alasan mengapa Kak Radit beserta temannya itu jarang kumpul. Yang pastinya mereka yakin ada alasan belum tersampaikan kepada mereka, jadi lebih memilih untuk diam dan menunggu kabar.

"Lan, sidang ortu lu kapan selesai?" tanya Ratuna

"Ya... harusnya sih hari ini, liat aja deh," jawabnya

"Sidang apa?" cakap Rayhan

"Perceraian," jawab Bulan singkat

"Ayah lu.. selingkuh sama Mamanya Kaila bukan?" tebak Rayhan

"K-kok lu tau? Gimana caranya?" jawab Bulan

"Bulan, ini gua Rayhan, mantan bodyguardnya Kaila, masa lupa?" jelas Rayhan.

Sontak matanya membuka lebar, alangkah terkejutnya Bulan mengetahui bahwa laki-laki itu adalah yang pernah ia temui dan diselamatkan ketika ia diculik oleh Kaila. Senang sekali pada akhirnya ia dipertemukan kembali di sekolah.

"Ya Tuhan, Ray lo apa kabar? berubah banget sih lo," sapa kembali Bulan

"Hahaha baik Lan, gimana? Masih sering digangguin sama dia?" tanya Rayhan

"Setiap hari digangguin mulu, udah kaya sarapan sehari-harinya, ya ga Lan?" sanggah Ratuna

"Ya.. begitulah, ah ya ini Ratuna, temen dari SMP, emang bawel sih," ujarnya

"Lan, gua barusan dikabarin sama pacar gua, nanti diajak makan-makan," jelas Ratuna

"Akhirnya, yaudah bilang nanti gua dateng," kata Bulan

"Mau ikut ga Ray? Biar rame aja," tawar Ratuna disetujui Rayhan.

Bel pulang berbunyi dengan kencang. Sesuai dengan janjinya Bulan, Ratuna serta Rayhan berangkat menuju restoran yang sudah ditempatkan. Butuh waktu sekitar setengah jam untuk kesana, singkat cerita mereka sudah tiba dan memesan menu makanan. Saking lama mereka tidak bertemu, banyak sekali bahasan obrolan disana. 

"Guys gua izin ke toilet ya," izin Kak Radit

"Iya, jangan lama-lama ntar diabisin makanannya," canda Kak Jeffry.

Kak Radit pergi ke toilet meninggalkan handphonenya yang menyala itu. Tumbuh rasa penasaran, Bulan diam-diam memainkan handphonenya. Awalnya tidak begitu khawatir tentang isi handphone milik Kak Radit, namun satu hal membuat pikiran Bulan menjadi kacau adalah karena notif gmail dari salah satu falkutas luar negri berisi 

"Selamat! Ananda Raditya Danendra telah diterima sebagai mahasiswa dari Universitas Columbia New York City jurusan Architecture. Untuk itu dimohon untuk isi data-data berikut"

Hatinya rapuh sekali, bagaimana jika ia tidak siap ditinggalkan, cukup Papanya saja yang ditinggalkan, karena siapa lagi sosok laki-laki mencintai dirinya selain dia. Sudah sekuat tenaga agar ia memilih menetap disini, namun akan menjadi sia-sia. 

Sebelum Kak Radit keluar dari kamar mandi, Bulan pergi menuju kantor persidangan, ia menyaksikan hasil sidang akhir dari perceraian orang tuanya itu. Sidang berlangsung selama 2 jam dengan banyaknya pertimbangan dari hakim.

Pada kesimpulan hasil sidang menyatakan resmi sudah mereka berpisah. Kini Bulan maupun Bintang mengikuti jalan pilihan Mamanya. Sedangkan Papanya lebih memilih anak selingkuhannya yaitu Kaila. Terkuras banyak air mata pada hari ini. Melihat Papa kesayangannya itu terakhir kalinya, juga mengetahui dirinya akan berpisah juga dengan Kak Radit.

Sore harinya, karena ia tahu jadwal penerbangan menuju New York, merasa sempat ia segera memesan taksi dan langsung menuju bandara. Kendaraan padat membuat dirinya terkejar oleh waktu. Untungnya ia sampai sebelum pesawat itu terbang.

Di Bandara. Bulan mencari dimana keberadaan kak Radit. Ia menyusuri seluruh area Bandara dengan berlari sembari menangis. Bahkan ia sempat menanyakan kepada orang lalu lalang. Namun nihil, tak satupun tahu keberadaanya. Bulan hampir ingin menyerah. Namun, bayangan itu selalu menghantuinya yang membuat ia harus nekat mencari ke beradaan kak Radit.

Diujung area pengecekan barang, terdapat seorang laki-laki bertubuh tinggi, ia yakini itu Kak Radit. Ia berlari menuju arah itu, dan ternyata benar, itu Kak Radit-nya. Akhirnya ia menemukannya, matanya berbinar senang, tanpa bisa ditahan ia memeluk laki-laki itu dari belakang.

"B-Bulan? Lo ngapain?" ucap Kak Radit

"Kenapa sih Kak, lo jahat," jawabnya

"Harus banget ya Kak ga bilang ke gua?" tambahnya

"Maaf Lan, gua takut lu tambah sedih, gua ga mau bebanin hidup lu," jelasnya

"G-gua sayang sama lu Lan," pernyataanya membuat Bulan lebih sakit hati

"Tapi gua ngga. Gua benci. Lo jahat. Sama jahatnya kaya Papa," lirih Bulan

"Lo pergi ninggalin gua pas gua lagi sayangnya sama lo Kak," tambahnya

"Maaf, udah ya gua pergi, sehat-sehat disini, salam sama Mama, good bye," pamitnya.

Tangisannya semakin menjadi, terlebih disaat Kak Radit sudah menuju ke ruang tunggu dimana pesawat akan tiba. Perpisahan dari kedua laki-laki ini membekas luka dihatinya, membuat ia tak percaya seutuhnya kembali kepada laki-laki. Baginya, cukup kali ini saja ia disakiti, ia harus bisa untuk melupakannya. Lagipula ia sekarang sudah masuk kelas 12 dan saatnya untuk kembali fokus belajar tanpa memikirkan laki-laki kembali.


KETOS [ KETUA OSIS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang