chapter 22

14 1 2
                                    

Pagi sekali mereka berdua sudah siap berangkat menuju puncak. Hari ini semua berkumpul di sekolahan. Tak hanya mereka berdua saja, Ratuna, Kak Aldo, Silvia, dan Rayhan turut serta dalam kegiatan camping kali ini.

Mereka berangkat dengan meminjam mobil milik Kak Aldo. Jarak tempuhnya cukup memakan waktu banyak. Namun perjalanan mereka tidak membosankan, dikarenakan mereka asik tidur, memakan cemilan, juga mendengarkan radio.

"Teh, ini masih lama ga sih?" tanya Bintang

"Masih jauh, mau mampir dulu ga? Bentar lagi ada rest area nih," ajaknya

"Boleh deh yuk, gua mau ke toilet juga," balas Ratuna

"Oke, tahan ya," ucap Kak Aldo.

Sampai di pemberhentian pertama. Disana ada beberapa yang pergi ke toilet, dan juga pergi membeli cemilan tambahan. Tak lama setelahnya mereka beranjak melanjutkan perjalanannya.

Agar menghidupkan suasana di mobil, Bulan berusaha untuk mengajak mereka bercanda. Selain itu mereka juga bernyanyi di mobil, untuk menghilangkan rasa bosannya.

Pemberhentian kedua, mereka menyempatkan makan siang. Kali ini mereka berada di kedai makan kfc. Tidak hanya menyantap saja, Kak Aldo selaku supir mengisi gasoline supaya mobil tersebut bisa berjalan tanpa berhenti di tengah jalan.

Setelah melewati perjalanan panjang, tibalah mereka di kawasan perkemahan. Namun sebelum itu mereka jalan terlebih dahulu menuju tenda kemah. Jalanan tersebut sangat juram, agar tidak terjatuh, mereka berpegangan satu sama lain.

Sampai di tenda, mereka merapihkan isi kopernya. Mereka menyewa 2 tenda, satu untuk laki-laki sedangkan sisanya untuk perempuan. Sesudahnya mereka berkumpul di tenda perempuan untuk bermain serta membuat api unggun untuk malam nanti.

"Lan, sini foto sama gua yuk," ajak Rayhan

"Boleh, yuk foto di sana," tunjuknya

"Ay ayo foto," ajak Kak Aldo

"Mauuu yuk," ucapnya

"Ya gua tinggal," sindir Silvia

"A-anu Kak gamau sama aku?" tanya Bintang

"Hahaha kamu lucu banget, yuk," ujarnya.

Tempatnya yang indah, disuguhi dengan pemandangan alam membuat menyejukkan mata. Meskipun dengan suhu dingin, tak membuat mereka menyesal untuk datang berlibur di sini. Mereka bukan sekedar berlibur, tetap saja di sini mereka membahas tentang kegiatan-kegiatan osis yang nantinya akan dilaksanakan.

"Osis gimana tuh?" tanya Kak Aldo

"Sekarang lagi ada rencana sih Kak, cuma masih ditampung dulu," jelas Bulan

"Kenapa? Ragu-ragu?" tanyanya

"Bukan itu sih Kak, masalahnya dari angkatan kita susah banget untuk kumpul," jelas Ratuna

"Lah ketuanya gimana? Ga bisa handle mereka?" ucapnya

"Udah diingetin, yaa merekanya aja udah turun banget kinerjanya," balasnya

"Semenjak angkatan Kak Aldo lulus, semuanya berantakan, udah pada males," ujarnya

"Guys gua cari kayu bakar ya, tunggu sebentar," sela Rayhan

"Gua ikut Ray, nanti kita bahas lagi ya," tambah Kak Aldo.

Kini anak-anak Laki sedang mencari beberapa batang kayu untuk dibakar. Sedangkan anak perempuannya menyiapkan persiapan makan malam nanti. Tak hanya itu, mereka juga mengisi ulang kemasan air agar tidak terjadi dehidrasi nantinya.

Butuh waktu lama untuk menyiapkan semua ini, singkat cerita semua peralatan dibawa sudah berhasil disiapkan. Sembari menunggu malam tiba, semua tampak menikmati pemandangan ini dengan melihat sunset di atas sana.

"Teh, bagus banget ya," ucap Bintang

"Hahaha iyaa cantiknya selevel sama kamu tuh," canda Bulan

"Ada maunya ya kan ngomong begitu," ujar Bintang

"Ngga kok, emang cantik," alasan Bulan

"Teh, si Bang Rey liatin Teteh mulu? Mana senyum lagi," bisiknya

"Ah kamu aja kali, bantuin gua ambil bed cover yuk," ajaknya.

Malam hari sudah saatnya api unggun menyala. Kayu-kayu pohon sudah terkumpul menjadi satu. Api menyala dari koreknya, kemudian diletakkan api tersebut dalam tumpuan kayu.

Udara kini menjadi lebih dingin. Namun, kobaran api pada tumpuan kayu itu membuat mereka merasa sedikit lebih hangat. Mereka memilih  menghabiskan malam ini dengan menyanyikan berbagai lagu yang diiringi merdunya petikan senar gitar.

Pada awalnya canda dan tawa menghiasi malam ini, tetapi suasana berubah menjadi hening akibat tak tahu ingin berbicara apalagi. Mereka kembali canggung, seperti tak mengenal satu sama lain. Akhirnya satu persatu pergi menuju tenda, menyisakan dirinya dengan adik.

"Ga tidur?" tanyanya

"Belom ngantuk teh," balasnya

"Teh, gua mau tanya, teteh suka sama bang Rayhan kah?" sambungnya

"H-hah? Gua? Ngga lah, sejak bang Radit pergi, gua ga suka ngurus cowo lagi, males," jelasnya

"Yaudah.. kirain mah suka, padahal bang Rayhan tuh ganteng tau," godanya

"Ihh apa sih, tidur sana," kesalnya.

Sedang asyiknya berdialog, mendadak Rayhan keluar tenda. Datang dan duduk bersanding di sebelahnya. Sadar akan sedang kasmaran, sang adik Bintang beranjak pergi ke tendanya.

"Cewe tuh ga baik begadang," ucapnya

"Ya.. sekali-kali," balasnya

"Overthinking? Mikirin apa?" tanya Rayhan

"Ray, kenapa move on itu susah ya? Gua tuh masih mikirin dia," curhat Bulan

"Ya.. Emang ga gampang untuk move on Lan, tapi.. Jangan ratapi terus jarum jam yang sudah mati karena disisi lain seorang pria hadir untuk lu sebagai pengisi daya yang baru," jelasnya

"Maksud lu?" bingung Bulan

"Udah malem, gua ke tenda ya," ucapnya.

Kini hanya ada api unggun menemaninya, ia bingung, siapa orang yang Rayhan maksud? Selama ini ia berfikir bahwa semua laki-laki pernah ia dekatkan berujung dengan sahabat, ia takut jika ia melukai hati seseorang.

Padahal ia bermaksud untuk tidak mau disakiti kembali oleh laki-laki di dunia ini. Baginya, cukup Papa dan Kak Radit saja yang pernah nyakiti hatinya. Apa Bulan salah dengan janjinya itu?

HAIIII BACK WITH MEEEEW gimana gimana kerasa ga sih second leadnya niy??? Btw kalau disuruh, team mana kalian, team Kak Radit atau Rayhan? Coba tulis di comment ya! See youu

KETOS [ KETUA OSIS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang