chapter 7

20 9 0
                                    

Sudah siap menuju sekolah, kini Bulan hanya menunggu Ratuna menjemputnya. Seharusnya hari ini adalah hari libur, namun karena perintah dari Kepala Organisasi, jadi mau tidak mau mereka anggota osis datang sekolah hanya untuk rapat.

Di gerbang parkiran, terlihat jelas oleh mata Bulan, ia melihat Kaila berdiri di depan sebuah warung. Dilihat wajahnya, nampak Kaila sedang menunggu seseorang, Bulan juga melihat plastik hitam yang sempat Kaila bawa kemarin. Hal ini pun membuat Bulan curiga akan tingkah laku Kaila hari ini.

Rapat hari ini membahas tentang kisaran anggaran acara, susunan acara, mengenai bingkisan, dan yang lainnya untuk melengkapi pembicaraan saat rapat kemarin. Sungguh melelahkan rapat pada hari ini.

Yang membuat Bulan tidak fokus saat rapat adalah kelakuan manis dari Kak Radit. Sedari tadi Bulan tidak bisa memfokuskan dirinya, sampai-sampai Ratuna ikut memberikan nasihat kepada Bulan.

Rapat pun akhirnya selesai, kini anggota osis sedang makan bersama. Menu makannya yaitu mie ayam, traktiran dari Kepala Organisasi. Tak hanya itu, mereka sempat bercanda untuk tidak canggung lagi terhadap anggota osis angkatan tahun ini.

"Ekhem, ada yang ga fokus nih daritadi," goda Iman, salah satu anggota osis

"Apaan si Man elah," malu Bulan

"Kan apa gua bilang Lan, di—" jari telunjuk Bulan tepat mengarah bibir Bulan

"Eeem jadi.. acaranya gimana?" Bulan mengalihkan pembicaraan

"Udah kali, tau kok lu salting sama gua," tebak Kak Radit

"K-kak?!" semua anggota osis ikut menertawai Bulan

Selesai rapat, saat keluar dari pintu gerbang, Bulan melihat lagi kondisi dimana berdirinya Kaila tadi. Rupanya Kaila masih menetap di sana, dengan wajahnya yang meragukan itu. Apa tujuannya ia datang ke sekolah?

Sebelum ke rumah, Mama Bulan menitipkan sebuah list untuk dibelanjakan, padahal rencananya ia ingin bersantai-santai di rumah. Namun apalah daya, jadi mau tidak mau Bulan pergi menuju market yang terdekat.

Mulai mengambil satu persatu barang yang dibelanjakan, namun di tengah-tengah berbelanja, dengan heran Ratuna menelepon Bulan.

Ratuna
is calling you

"Oy, kenapa cong?" sapa Bulan

"Kak Radit.. Kak Radit.."

"Ratu? Lo kenapa anjer," emosi Bulan

"KAK RADIT ILANG?! D-DIA NGGA ADA DI SEKOLAH,"

"Ratu becanda lo ga lucu ya jing," Bulan
semakin emosi

"Lan beneran Lann ini anak osis semua udah pada kumpul, lo nyusul ya,"

sambungan telepon terputus

Langsung saja Bulan segera menuju ke sekolah, dan tak lupa juga Bulan memberitahukan ke Mama-nya untuk pulang lambat. Sampai di sana, mata Bulan tertuju ke arah dimana Kaila menunggu seseorang. Ternyata Kaila masih berada di situ, berdiri di sebelah mobil Alphard miliknya. Bulan berlari sekencang mungkin untuk mengejar Kaila.

"Dimana lo sembunyiin Kak Radit?" teriak Bulan

"Lo pikir gua yang nyulik Kak Radit? Otak lo taro dimana? Jangan seenaknya nuduh yang ga jelas." seru Kaila

"Desmitha Pramata Kila, itu nama ibu lo bukan? Pantes ya, lo begini karena kelakuan ibu lo itu." jerit Bulan.

Kaila dengan penuh amarah, berjalan mendekati Bulan. Kini senjata tajam berupa pisau mendarat di tenggorokan Bulan. Dadanya sesak sebab tak mendapatkan udara. Tak henti-hentinya ia terus menekan tenggorokan Bulan.

KETOS [ KETUA OSIS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang