chapter 27

7 1 6
                                    

Sebelum berangkat, sudah menjadi kebiasaan ia untuk selalu berpamitan. Kali ini sahabatnya datang kembali mengantarnya. Setelah kejadian kemarin membuat sang Mama lebih khawatir. Ia meminta Ratuna sekaligus Rayhan agar tetap menjaga dirinya.

Pergi ke sekolah tanpa merasakan hal ganjal apapun. Ia rasa hari ini akan baik-baik saja. Masuk kelas, dan mempelajari materi seperti biasa. Ia tak melihat gerak-gerik Kaila sejak tadi, mungkinkah ia sepenakut itu dengan Jilkynies Corp?

Bel istirahat sudah berbunyi. Baru saja ia hendak pergi menuju kantin, namun ada panggilan mendesak dari Kepala Sekolah. Ia biasa saja sebab ia tidak melakukan tindak kejahatan, atau membawa senjata tajam apapun. Dengan berani ia pergi menemui ruang Kepala Sekolah.

Ruang tersebut dingin, rupanya air conditioner dinyalakan pada suhu 20. Saat membuka pintu, Kepala Sekolah mempersilahkan Bulan duduk di kursi. Kursi berubah mendadak menjadi sangat panas. Ia menjadi gugup, padahal belum ada sepatah kata pun dari Kepala Sekolah, apa dia sedang berpikiran macam-macam?

"Bulan, bapak ingin kamu jawab jujur ya, apa kamu yang membuat kekacauan kemarin? Kamu juga udah merusak fasilitas sekolah, bukan begitu?" tanya Kepala Sekolah

Merasa bingung, namun mau tidak mau mesti ia jawab dengan jujur, "Baik Pak, akan saya jawab. Untuk permasalahan kemarin, bukan saya Pak yang memulai. Kaila lah pelakunya, di sana saya tersulut emosi. Bagaimana tidak? Kemarin saya diolok-olok oleh mereka Pak"

Ia menambahkan, "Dan untuk merusak fasilitas, sekali lagi itu bukan saya Pak. Saya mungkin sudah memecahkan piring Kaila kemarin, cuma itu sudah saya ganti rugi. Itupun tidak termasuk ke dalam fasilitas sekolah. Mungkin dari Bapak salah lihat?" 

"Baik kalau begitu, soalnya di sini ada 3 tersangka, salah satunya kamu. Oke deh, terimakasih atas jawabannya ya, silahkan keluar," jawabnya. Dengan permisi, ia keluar dari ruangan.

Merasa kesal, padahal jelas bukan ia melakukannya. Siapa beraninya mengfitnah Bulan saat ini? Cepat atau lambat ia menemukan pelaku. Teman-teman menanyakan apa yang sedang terjadi? Ia menceritakan semua. Temannya membuka lebar mata, saking tidak percaya mereka, padahal merekalah saksi dari kejadian kemarin.

Di kelas, salah satu siswi menghampiri dirinya. Siswi itu berkata kalau salah satu alat tulis miliknya hilang, dan ia mencurigakan Bulan sebagai pencurinya. Tak diterima ia sudah difitnah 2 kali, ia pun menyangkalnya secara baik-baik. Namun tetap saja siswi tersebut tidak percaya, ia bukakan tas serta tempat pensil miliknya, benar saja alat tulis yang hilang itu berada di tasnya.

Tak mau menambah masalah, segera ia minta maaf. Ia bingung bagaimana bisa alat tulis itu berada di tas miliknya? Setahunya, ia tidak meminjam alat tulis tersebut, atau mungkin bisa saja ia lupa mengembalikan barang milik orang sejak kemarin.

Berkat rumor dari Kepala Sekolah, ia menjadi pusat perhatian saat ini. Banyak yang mencaci dirinya tetapi beberapa orang membela dirinya dan menganggap ini hanya rumor belaka. Mendengar cacian bukanlah hal tak biasa bagi Bulan, ia bersikap wajar karena kebanyakan orang hanya makan rumor belaka tanpa melihat kejadian sebenarnya.

Ia tak mengambil pusing, sebab secepatnya pelaku ditemukan. Ia hanya perlu mendapatkan kekuatan dari teman-temannya. Ratuna dan Rayhan kini sedang membersihkan nama Bulan, rumor ini sudah menyebar luas. Mengambil langkah cepat, Kepala Sekolah memanggil dirinya beserta 2 tersangka lainnya agar bisa menyelesaikan masalah ini dan nama sekolah pun menjadi bersih kembali seperti sebelumnya.

"Sudah ya, saya ga mau berlama-lama, coba kalian ceritain apa yang kalian lakuin pas kejadian?" ucap Kepala Sekolah.

Tersangka pertama bernama Rita bercerita saat kejadian berlangsung, dirinya sedang berada di kerumunan saja, tidak membuat keributan  fasilitas pun ia tak berani disentuh. Alibi Rita diterima Kepala Sekolah. Lanjut ke tersangka kedua bernama Dita, ia juga bercerita memang benar ia berada di kantin, namun saat kejadian itu ia menjauh dari kerumunan berjalan menuju kelasnya. Pembelaan Dita tak bisa diterima, menurut Kepala Sekola bisa saja ia menjauh lalu melaksanakan aksinya secara diam-diam.

Saat matanya tertuju Bulan, cuma ia saja yang belum bercerita. Ide cemerlang muncul di otak. Ia mengatakan bagaimana jika ia melihat  kejadian tersebut melalui cctv, ide itu kemudian disetujui oleh Kepala Sekolah, lantas mereka bertiga menuju ruang cctv.

Di ruang cctv banyak sekali fakta sebenarnya. Video itu menunjukkan rekaman dimana ia dan Kaila berkelahi. Setelah perkelahian itu, malam hari bergerombolan siswi mendatangi sekolah menuju lokasi tempat kejadian fasilitas sekolah rusak. Mereka berhentikan sebentar video lalu melihat para siswi itu memakai hoodie, masker.

Ia tampak tak asing dengan hoodie dari salah satu siswi. Ia berusaha mengingat kembali milik siapakah hoodie itu berada. Seingatnya hoodie tersebut dipakai oleh Kaila, ia mengingatnya ketika waktu itu ia sedang menculik Bulan ia masih mengenakan hoodie persis dengan videonya. Terkejut Bulan melihat tingkahnya memfitnah dirinya.

"Pak, sepertinya saya kenal dibalik itu, namanya Kaila Pramata, dia sekelas sama saya," ucapnya penuh percaya diri

Kepala Sekolah menjawab dengan bingung, "Kamu yakin? Yaudah nanti saya panggil dia," 

Bulan menambahkan, "Tapi Pak, dengan mohon, jangan langsung tanyakan apa dia pelakunya. Karena dia bakal licik jika tahu dia pelakunya," 

"Baik, yasudah kalian balik ke kelas, terimakasih." tukas Kepala Sekolah.

Namun bukannya kembali ke kelas, ia masih berada di ruang cctv seorang diri. Ia masih memastikan Kaila lah pelaku dibalik semua ini. Tak hanya itu ia juga meriksa benarkah alat tulis tadi itu sudah menetap di tas atau ada yang sengaja untuk menaruh di tas supaya orang-orang lebih mencurigai dirinya dibanding Kaila.

Benar saja, Kaila terjerat 2 kasus. Sengaja mengambil alat tulis siswi lalu dimasukkan ke dalam tasnya juga ia telah melakukan keributan hingga fasilitas sekolah ia rusakkan. Sekarang semua murid berfokuskan kepada Kaila. Kaila mengetahui itu semakin panik dan geram.

Sebaliknya, Bulan terlihat senang karena ia sudah bebas dari tersangka, walaupun kenyataannya bukan ia. Dan kabar bagusnya ialah Kaila beserta teman lingkarannya sudah di drop out dari pihak sekolah, tetapi bukan senang justru ia tambah was-was, bagaimana kalau ia membalaskan dendamnya di luar sekolah? Siap tak siap ia hadapi itu esok hari.

-

HAIII CHAPTER 27 PUBLISH?! Semakin rumit bukan konfliknya?? Anyway perasaan kalian gimana nih liat Kaila di D.O??? Bhaiklaaa segitu saja untuk update kali ini kita ketemu lagi di next chapt yang konfliknya mungkin lebih berad? Jangan lupa untuk vote comment sebagai bentuk dukungan kalian yaa terimakasih, and see youuuuuuu!!!!!

KETOS [ KETUA OSIS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang