"Nanaaa! Riana Agatha Harsono turun sekarang!"
Bagas berteriak dari bawah karena sekarang sudah jam tujuh pagi. Ia harus buru-buru ke kantor karena akan ada meeting di jam delapan nanti dan Nana masih belum siap juga dari tadi pagi membuat Bagas emosi.
Nana sendiri sekarang menjadi pengacara, pengangguran banyak acara. Pagi ia akan ikut ke kantor Bagas lalu meminta uang papanya untuk ke mall dengan Rara, sorenya baru ia akan di rumah hingga pagi menjelang. Bukan tanpa alasan Nana menjadi pengacara sekarang, ia masih menunggu pengumuman hasil seleksi masuk perguruan tinggi. Kalau pun tidak lolos, Nana bisa meminta Bagas untuk memasukkannya ke perguruan tinggi swasta.
Untuk yang masih belum diterima semangat ya! Masih ada kesempatan lain.
"Papa kayak bekantan aja sih, masih pagi udah teriak-teriak aja."
Bagas melotot lalu menjitak pelan kepala Nana, "Itu cocot minta dicomot ya?" Nana menyengir dan menggeleng. "Ah baperan, nggak asik."
"Mamaaa! Anakmu ini lho, akhlaknya kurang banget ikut siapa sih?"
Rara yang sedang mencuci piring itu menghembuskan napas lelah. Telinganya serasa ingin meledak mendengar teriakan bekantan ayah dan anak itu. "Yang maksa ngelakuin malam pertama!" sahut Rara dengan teriak tak kalah kencang juga.
Nana yang mendengar teriakan mamanya segera memicingkan matanya lalu menggerakkan telunjuknya, "Ih! Papa maksa banget malam pertamaan. Nggak boleh tau pa maksa gitu, jadi cowok kok mesum banget sih paa.."
"Heh! Masih kecil nggak usah ngeledekin papa ya. Udah ah, ke kantor aja sekarang. Udah telat ini papa gara-gara kamuu..."
Nana mengekori Bagas yang jalan terlebih dulu dengan mendumel. "Raisa kali gue ah."
"Pa,"
"Hm,"
Nana melirik Bagas yang melihat layar tablet nya dengan serius. "Nggak jadi deh, sibuk gitu." Bagas menoleh sekilas pada Nana lalu kembali melihat ke tab. "Ngomong aja, papa dengerin."
"Hm..., kalo semisal jodoh Nana umurnya jauh diatas Nana gimana pa?"
"Ya nggak papa asal orangnya lebih tajir dari papa." jawab Bagas singkat tanpa menoleh.
Nana menggelengkan kepala takjub. Memang gen Bagas mengalir kuat sekali di darahnya. Mereka sampai bisa memikirkan hal yang sama. Daebak!!
"Yang bener nih? Kalo semisal ada yang lamar Nana umurnya hampir kayak papa gimana? Ditolak nggak?"
"Nggak, asal kasih papa mobil sport keluaran terbaru sama vila satu di puncak biar papa sama mama bisa bulan maduan lagi."
Lagi-lagi Nana menggelengkan kepala. "Anjay banget bokap gue. Swag abis! Sayang deh!" Nana lalu memeluk leher Bagas sedikit mencekik.
"Nanaaa! Mau ngebunuh papa ya?" Bagas mengusap lehernya naik turun sedangkan Nana tertawa. Ia suka sekali menggoda papanya ini, "Boleh juga tuh pa, jadi warisan cepet turun ke Nana."
"Astaghfirullah aladzim. Punya anak kayak gini banget ya Allah. Dosa apa hamba-Mu ini di masa lalu."
"Ngebaperin cewek-cewek terus di- ghosting. Ngaku?!"
Bagas menyengir, "Dikit doang."
"Astaghfirullah aladzim. Dosa banget bapakku ini." Nana tersenyum manis menatap Bagas yang terlihat salah tingkah. Pantas saja anaknya kena ghosting, karma dari bapaknya.
Mereka akhirnya sampai di kantor Bagas yang menjulang tinggi. Nana masuk dengan mengamit lengan Bagas sambil tersenyum lebar pada orang yang menyapanya. Bagas pun terkadang senyum atau mengangguk, ia akan berubah menjadi pria dingin yang memikat untuk menjaga wibawanya sebagai pimpinan Harsono Group. Nana dibuat bangga oleh Bagas, baginya, Bagas adalah cinta pertama yang tidak akan mematahkan hatinya seperti cinta keduanya, Devin.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAPAK MU SEMANGAT KU [TAMAT]
RomanceNana sakit hati karena dikatai seperti tante-tante oleh pacarnya. Mereka pun akhirnya putus dan Nana mengincar ayah dari mantan kekasihnya. .... Gimana ya kisah selanjutnya? Ih kepo deh, kalo kepo cek aja yukkk .... Jangan lupa vote dan komen okey? ...