38

135K 13.7K 1.5K
                                    

Nungguin ya? 🤗

Btw, aku lagi teronly-onlynya mbak Lee Hi

••••••••••••

"Masss.... bangun yuk?"

"Hmm....?" erang Arkan sambil menarik selimut ke atas, menutupi wajahnya dan tidak ketinggalan tangannya memeluk pinggang istrinya.

Nana menggoyangkan lengan suaminya, "Ayo, banguuunnn, mau sahur nggak?" Arkan menggumam tidak jelas. Ia kelelahan. Bagaimana tidak lelah? Sehabis tarawih langsung tempur. "Kalau nggak bangun juga, aku ngambek ya?"

Arkan sontak membuka selimutnya lalu membuka mata. "Udah bangun, sayang. Mau mandi dulu?" Nana tersenyum lalu mengangguk. "Iya, biar cepet, mandi berdua yuk?"

Sontak saja mata Arkan langsung terbuka lebar yang tadinya masih sayu dan menyipit-nyipit untuk menyesuaikan cahaya yang ditangkap matanya. Arkan bangun lalu tanpa kata ia menggendong istrinya menuju kamar mandi.

Arkan menurunkan Nana di meja wastafel. Ia mengambil sikat gigi untuknya juga untuk istrinya lalu mengambil gelas dan mengisikannya dengan air yang mengalir. Mereka menyikat gigi berhadapan. Setelah itu, Arkan mencium bibir istrinya yang sudah segar.

"Inget, mandi junub! Jangan buat yang iya-iya lagi. Tadi udah puas 'kan?"

Arkan menggeleng, "Mas nggak akan pernah puas buat nikmatin tubuh kamu, sayang." balasnya lalu meremas payudara Nana. Nana mendengus. Ia berpikir, apa Bagas juga seperti ini dengan Rara? Kalau iya, semoga Nana bisa kuat dengan goyangan maut Arkan di ranjang seperti mamanya yang selalu melayani papanya dengan senang hati.

"Ish! Nana mau mandi. Bu Minah pasti udah nyiapin makanan buat sahur. Sekalian bangunin Devin," Arkan menarik satu tangannya dan satu tangannya lagi masih bertengger indah di dada istrinya. "'Kan bibi yang siapin, kamu tinggal duduk manis terus makan sahur. Udah."

Nana melepas tangan Arkan dari dadanya dan pria itu akhirnya melepas pegangannya pada dada Nana. "Nggak enak, mas. Masa aku bangun-bangun langsung duduk manis. Abis keramasan lagi." tidak kehilangan akal, Arkan justru menyelipkan tangannya ke dalam kemejanya yang dipakai Nana semalam.

"Mas gaji mereka buat bantu kita urus rumah. Kalau kamu ikut bantu terus mereka ngapain? Mas gaji nggak cuman lima juta aja sayang. Mereka ada banyak, kalau gitu, mas pecat aja mereka dan kamu bisa urus rumah sendiri. Mau?"

Nana menggeleng, "Rumah kayak gedung gini mas nyuruh aku urus sendiri? Tega." Nana turun dari meja lalu pergi ke shower. Ia melepas kemejanya dan seketika tubuh polosnya terlihat di mata Arkan yang sudah mengedarkan radarnya. Nana menyalakan shower di air hangat. Ia mencuci tangan dan alat kelaminnya lalu kembali cuci tangan menggunakan sabun. Setelah itu, Nana berwudhu. Ia memejamkan mata sebentar lalu mengambil sampo. Saat sedang asyik memainkan busa di kepala yang turun hingga tubuhnya, Nana merasa dipeluk seseorang dari belakang.

Ia memejamkan mata ketika kejantanan Arkan menggesek tepat di bokongnya. Arkan menangkup buah dada Nana lalu meremasnya gemas. "Don't be mad at me, okay? Mas nggak nyuruh kamu urus rumah sendiri, mas nggak mau kamu capek urus semua sendiri. Karena itu, mas memperkerjakan mereka. Mereka bekerja sesuai ranahnya dan kamu tidak berhak buat bantu-bantu mereka dengan alasan tidak enak. Kita membayar jasanya, babe. I don't want you to be tired of taking care of everything yourself, moreover you have to serve me." bujuk Arkan sembari mengurut-urut dada Nana. Wanita itu sudah memejamkan mata menikmati pijatan Arkan di dadanya. Ia berbalik lalu memeluk tubuh telanjang suaminya.

BAPAK MU SEMANGAT KU [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang