Vote suu😏
•••••••
Sejak tadi sore, Bagas terlihat mendiami Nana hingga Nana kebingungan sendiri mencari bahan obrolan atau debat. Rara merasa ada yang berbeda, ia pun hanya diam saja. Rara memang tipe wanita kalem dan anggun, berbeda dengan Nana yang lebih ke bapaknya. Slengekan dan banyak bacot.
"Papa selesai." Bagas berdiri dan meninggalkan meja makan. Nana hanya menatap nanar kepergian Bagas, ia pun menatap mamanya. "Ma, papa marah sama Nana?"
Rara berhenti mengunyah, "Hm?" ia kebingungan lalu menelan makanannya. "Nggak tau deh, mama juga nggak ngerti. Mungkin kamu ada ngelakuin salah atau apa gitu?"
"Enggak kok, apa papa ada masalah di kantor? Tapi kok Nana yang didiemin sih?"
"Huss, abis makan kamu ke kamar aja. Tanya sama papa langsung. Biar jelas semuanya, ya?"
"Hufftt, iya deh."
Nana pun menyelesaikan makannya dengan cepat. Petir pun kalah kecepatan kilatnya dengan cara makan Nana yang seperti orang kesurupan. Hingga saat ini ia pun ada di dalam kamar orang tuanya. Nana berjalan dengan mengendap-endap seperti maling. Ia takut ketahuan Bagas lalu pria itu akan mengusirnya. Oh, jangan sampai.
"Papaa?" panggil Nana dari belakang Bagas yang berbaring menyamping. Ia memeluk papanya dari belakang. Kepalanya menyender di punggung Bagas yang sangat nyaman.
"Hm."
"Papa marah ya sama Nana?"
Tak ada jawaban.
"Maafin Nana ya kalo Nana ada salah, papa jangan marah lagi." Nana mengeratkan pelukannya dan tiba-tiba saja Bagas berbalik memeluk Nana. "Papa marah?" Nana menatap Bagas dari bawah. Sedangkan Bagas menggeleng. "Terus papa kenapa diemin Nana?"
"Papa sariawan. Liat, gede banget." Bagas meringis saat membuka mulutnya lalu menarik sedikit bibir bawahnya. Nana meringis melihat bulatan di mulut Bagas. Ia seketika merasa menyesal karena berpikir Bagas marah dengannya. "Uuuu, kasian."
"Tadi siapa?"
"Bara, paa."
"Keliatannya deket banget,"
"Ngga ah, biasa aja."
Bagas menatap Nana tak percaya. Setelah itu, mama Rara masuk dan ikut berbaring di sebelah Nana sehingga gadis itu terhimpit oleh badan kedua orang tuanya. Bagas dan Rara sih senang-senang saja karena mereka kumpul seperti ini di tempat tidur. Jarang-jarang mereka melakukannya karena Nana sudah beranjak dewasa. Tapi masalahnya, Nana yang engap. Ia merasa geli seperti ini. Tuhan, maafkan Nana.
"Nana cepet banget gedenya ya pa?" Rara memainkan rambut Nana sedangkan tangan Bagas terulur memeluk Nana sampai tangannya menyentuh perut istrinya. Tak mau kehilangan kesempatan, tangannya beranjak naik menoel buah nangka istrinya. Rara melotot lalu mencubit tangan suaminya kecil. Yang ia tahu, cubitan kecil itu sangat sakit buktinya Bagas meringis.
"Iya ma, kayaknya dia kesepian deh. Bikin adek buat Nana yuk ma?"
"Heh, apaan. Nggak ada." sahut Nana. Masa iya di umurnya yang sudah sembilan belas tahun baru mau dikasih adik? Yang benar saja. Bisa-bisa orang-orang berpikir adiknya adalah anaknya. Sudah seperti judul sinetron azab saja.
"Iya. Apaan. Nggak inget umur emang pa? Udah encok masa baru mau gendong anak lagi."
"Mama ngeremehin papa? Na, keluar dulu bentar, nggak bisa dibiarin ini."
"Astaghfirullah aladzim." Nana mengusap dadanya. Ia pusing mendengar obrolan mama dan papanya sendiri. "Papa ngegas banget deh. Nggak ada ya adek-adek lagi. Nana mau jadi anak satu-satunya aja."
"Nanti yang temenin mama sama papa pas kamu udah nikah siapa?" Bagas bertanya dengan nada sedih. Itu adalah akal bulusnya saja dan Nana tidak akan tersentuh oleh itu. "Nana yang temenin. Nana bakal beli rumah deket sini." jawab Nana dengan tegas.
"Ya udah ya udah, tidur sana. Papa sama mama mau tidur."
Nana akhirnya bangkit dari tidurannya sambil memanyunkan bibirnya. Ia lalu mencium pipi kedua orang tuanya bergantian setelah itu baru benar-benar keluar dari kamar pasangan suami istri yang menjadi ayah ibunya itu.
"Gimana ma? Jadi buat adek buat Nana?" Bagas menaik-turunkan alisnya. Rara tersenyum lalu mengangguk. "Jangan adek ya, mas. Udah tua, mending kita nikmatin hidup kita berdua saja." Rara mendekatkan tubuhnya ke Bagas yang langsung dipeluk oleh suaminya dengan sigap.
"Buat adeknya aja gimana? Nggak usah sampe jadi, 'kan enak."
"Gas." Rara mengangkat kepalanya untuk menatap Bagas. Bagas pun langsung meraup bibir istrinya. Kegiatan selanjutnya pun sudah pasti bisa ditebak 'kan seperti apa? Tinggalkan saja pasangan yang sedang mencari kenikmatan dunia.
•••••
Gausa protess anjrt klo pendek 😭👎🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
BAPAK MU SEMANGAT KU [TAMAT]
RomanceNana sakit hati karena dikatai seperti tante-tante oleh pacarnya. Mereka pun akhirnya putus dan Nana mengincar ayah dari mantan kekasihnya. .... Gimana ya kisah selanjutnya? Ih kepo deh, kalo kepo cek aja yukkk .... Jangan lupa vote dan komen okey? ...