P
••••••••••••••••••••
Devin bersenandung kecil ketika mau duduk di sofa depan televisi. Di sana sudah ada dua pasangan bucin yang membuat matanya sakit. Yang satu sibuk usap-usap perut dan yang satu lagi sibuk dengan bayi besarnya.
Devin bernyanyi tetapi terasa tidak masuk akal di telinga mereka karena menggabungkan dua kata dari agama yang berbeda. Devin memang benar-benar sudah terkena gangguan jiwanya, mungkin?
"Toleransi sih toleransi, tapi nggak gitu juga bocah ndablek!" Bagas dan Nana sontak tertawa ngakak mendengar ucapan Rara. "Bisanya heh, kamu jangan bilang mau pindah ya?" Devin menggeleng mendengar ucapan Bagas. Ia bersumpah kalau dirinya tidak sadar mengucapkan itu karena temannya selalu bernyanyi seperti itu. Jadi, ia terikut kebiasaan.
Ya Allah, hamba tahu dosa hamba banyak tapi untuk yang ini maafkan hamba ya Allah, bukannya hamba mau ngajak collab tapi ini mulut nggak sadar ngucapnya. Marahin Kevin aja ya Allah...... batin Devin lalu mengumpat pada Kevin.
"Kamu itu ada-ada aja sih, Vin." Arkan ikut mengomentari lalu melepas tangannya dari perut Nana. Setelahnya, Arkan meraih ponselnya yang berselimut cassing Gucci, khusus untuk pekerjaan, lalu membuka email yang masuk. Nana melirik sebentar ke isi ponsel Arkan lalu merebahkan tubuhnya dengan berbantalkan paha suaminya.
"Ya enggak pa, ini mulut kadang otomatis keluar kata-kata nggak jelas. Ane minta maap ya."
Semua orang mengangguk terkecuali Arkan yang sibuk mengetik. Devin lalu merebahkan tubuhnya ke sofa, bedanya, bantalan untuk kepalanya adalah bantal sofa, tidak seperti Nana.
"Btw, rekomendasi film sedih yang tokoh utamanya selalu gagal di percintaannya donggg... lagi pengen nonton film nih."
Nana menaikan sebelah alisnya, "Yakin? Mending rekam keseharian kamu terus tonton deh. Sedih itu." Devin menggigit bibirnya gemas. "Mami ada dendam apa deh sama aku? Tekanan batin sumpil, mending gue pindah ke rumah sebelah."
Sekarang gantian Bagas yang menaikan sebelah alisnya. "Yakin? Sanggup nggak denger suara-suara indah setiap malam?"
"Fix, aku mau pindah apartemeennnn......" Devin menutup kepalanya menggunakan bantal sofa. Arkan selesai membalas email yang masuk lalu menatap anaknya yang wajahnya tenggelam di bawah bantal.
"Kamu itu kenapa sih? Frustasi banget keliatannya."
"Lagi ada masalah apa kejiwaan mu lagi terganggu?" tanya Nana sembari memejamkan mata, menikmati usapan suaminya di rambut.
"Nggak tau deh. Aku juga bingung."
Nana menghela napas. "Mas, pengen lihat kamu manjat deh." Arkan terkesiap mendengar permintaan Nana. "Hah? Malam-malam gini?"
"Iyaaaa, plisssss. Ini si dedek loh yang minta."
"Udah, turutin aja. Jangan sampe cucu pertama Bagas Harsono ileran yaaa!"
"T-tapi ini udah malam. Besok aja ya, sayang."
Nana mencebikkan bibirnya ke bawah, matanya berkaca-kaca siap menangis. Arkan tak kuasa melihat wajah sedih istrinya lalu akhirnya menghela napas dan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAPAK MU SEMANGAT KU [TAMAT]
RomanceNana sakit hati karena dikatai seperti tante-tante oleh pacarnya. Mereka pun akhirnya putus dan Nana mengincar ayah dari mantan kekasihnya. .... Gimana ya kisah selanjutnya? Ih kepo deh, kalo kepo cek aja yukkk .... Jangan lupa vote dan komen okey? ...