Nana menggeliat dalam tidurnya. Tidak terasa, sudah menghitung hari bayi A akan keluar. Keluarga mereka akan kedatangan princess yang akan menambah suasana ramai di rumah gedung ini. Bagas dan Rara tentunya senang sekali dengan kabar gembira ini. Oma Heni, oma Lia dan opa Wira sudah menginap di Jakarta dari kemarin. Siapa yang tidak senang kalau cicit mereka akan segera lahir ke dunia.
"Mas, aku mules deh kayaknya..."
Arkan yang sedang mengetik di laptop pun mengalihkan pandangan. Ia sontak berdiri tanpa menutup laptopnya lalu menghampiri sang istri. "Kenapa, sayang?" Arkan mengusap kening istrinya yang mulai mengeluarkan peluh. "Dedek mau keluar? Aduh, oke tenang...., tarik napas....., buang..... Deviiinnnnn!" Arkan keluar sembari berteriak memanggil sang anak yang multifungsi.
"Apa sih pi?" tanya Devin malas karena tidurnya diganggu. Ia hanya melongokan kepalanya saja di celah pintu kamarnya karena ia hanya menggunakan boxer.
"Mami Vin, mami, mami mau lahiran.."
Seketika mata Devin membulat, tanpa pikir panjang ia masuk lagi lalu mengambil kaosnya. "Papi gimana sih, mami mau melahirkan kok malah lari ke kamar Devin. Jadi suami kok nggak sigap," dumal Devin sembari berjalan cepat ke arah kamar orang tuanya. Di dalam kamar, ada Nana yang sudah merintih sembari memegang perutnya.
"Aduh, sabar sayang. Iya ini mau ke rumah sakit," Arkan mengangkat tubuh istrinya dengan sekuat tenaga. Beruntung ia sudah pindah kamar menjadi di bawah semenjak kehamilan Nana memasuki usia delapan bulan. Devin pun ia suruh pindah agar bisa dengan cepat membantunya di kala seperti ini.
Devin mengambil koper dan tas berisi perlengkapan Nana, Arkan, dan adiknya. Ia tidak sadar kalau hanya memakai boxer saja. Tangannya gemetaran mengambil ponsel untuk mengabari Bagas.
Mercedes Benz G65 seperti milik idol k-pop yang bernama Chanyeol itu melaju setelah Devin, Arkan dan Nana masuk ke dalam. Devin menyetir dengan jantung berdentuman. Ia masih mencoba menelpon Bagas yang tidak diangkat-angkat lalu memilih menelpon opa Wira saja untuk membawa para nenek ke rumah sakit. Beruntung opa mau mengangkat telponnya.
Sedang di dalam kamar Bagas, pria itu tengah memejamkan mata saat kenikmatannya akan segera datang. Istrinya tengah berada di atasnya sembari goyang ngebor, naik-turun dengan peluh yang membasahi tubuh.
"Aaahhh, sayanggg... oohhhh...," desah Bagas lalu menangkup dada istrinya dan menenggelamkan kepala di sana. Ia memainkan puting Rara yang sedang merem melek menikmati gerakannya di atas sang suami. "Hhh masss..., capek...,"
"Mas bantu," Bagas lalu memegang pinggang istrinya dan membantu Rara naik-turun untuk mencapai kepuasan yang sedikit lagi datang.
Bagas yang akan segera datang pun langsung membalikkan keadaan. Ia membanting Rara ke ranjang lalu bergerak keluar masuk dengan tempo cepat. Rara yang sudah lelah hanya bisa mendesah sambil bertumpu pada lengan suaminya yang masih berotot.
"Ah ah ah masshh..., oohhh..., ha-hape kamu bunyi...,"
"Aahhh sedikit lagi sayang..., biarin ajaa..., orang nggak tau diri malam-malam malah nelpon... Ohhh....,"
"Sshhh massss... sayang kamu, oohh di situ iyaaa aahhh aku mau datang lagiiiihh...,"
Bagas semakin mempercepat pinggulnya keluar masuk. Ia memejamkan matanya ketika gelombang itu akan datang. Bagas menghujam milik istrinya sampai mentok lalu diam sebentar saat ia orgasme.
"Aahhhh..." desah mereka dan Bagas menjatuhkan kepalanya di ceruk leher Rara. Rara menatap Bagas sayu lalu mengusap-usap punggung suaminya yang berkeringat. Percintaan mereka memang sekarang hanya dua kali dalam seminggu tetapi itu semakin membuat percintaan mereka berkualitas.
![](https://img.wattpad.com/cover/277150131-288-k422800.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BAPAK MU SEMANGAT KU [TAMAT]
RomanceNana sakit hati karena dikatai seperti tante-tante oleh pacarnya. Mereka pun akhirnya putus dan Nana mengincar ayah dari mantan kekasihnya. .... Gimana ya kisah selanjutnya? Ih kepo deh, kalo kepo cek aja yukkk .... Jangan lupa vote dan komen okey? ...