Hari ini di sebuah gedung terdapat acara pernikahan yang megah. Nana menghadiri undangan bersama kedua orang tuanya karena yang mengadakan acara adalah adik sepupu papanya. Sepanjang acara berlangsung, Nana tak henti-hentinya berdecak kagum. Dekorasi yang cantik dan pasangan yang baru sah beberapa jam lalu bersanding mesra di pelaminan sana. Nana harap, dia merasakan kebahagiaan seperti sepupunya di depan sana.
"Na, papa sama mama ke sana dulu ya. Datengin sepupu-sepupu papa bentar."
Nana mengangguk. Ia lanjut mengunyah puding coklat yang ia ambil tadi. Makan is number one. "Jangan lama-lama tapi, Nana sendirian." Bagas mengangguk, "Kalo kesepian tinggal datengin sepupu-sepupu kamu aja. Jangan kayak nggak punya keluarga deh," ucap Bagas sambil berdecak malas.
"Nana 'kan nggak deket sama mereka pa..."
"Ya deketin donggg.... Udah ah, papa sama mama pergi dulu. Makanannya jangan diabisin semua, kasihan tamu-tamunya nggak dapet nanti."
Usai melontarkan kalimat ejekan untuk Nana, Bagas buru-buru kabur sebelum sendok melayang dari tangan anaknya. Nana mendengus melihat kepergian Bagas dan Rara. Untuk mengusir kebosanannya, Nana menghampiri kakak sepupu yang lumayan dekat dengan dirinya. Kalina. Wanita berusia dua puluh tujuh tahun itu telah menikah tiga tahun lalu dan sekarang ia mempunyai seorang bayi laki-laki yang sering menjadi sasaran kegemasan para sanak saudara.
"Mbak, sendirian aja sama Jojo?"
Nana menarik kursi di sebelah Kalina yang memangku Jojo, Jonathan, anak Kalina dengan Heru. Meja yang berbentuk bundar itu telah penuh dengan piring berisi makanan manca daerah. Sepertinya, sebelum dirinya datang, meja Kalina penuh dengan orang-orang.
"Eh, Nana. Enggak Na, mbak sama suami mbak, mas Heru. Dia lagi ke toilet bentar. Kamu sama siapa ke sini?"
"Biasa lah mbak, my mommy and daddy. Hehehe..."
"Gayamu itu lho sis,"
Nana tertawa sedangkan Kalina hanya menggelengkan kepala, ia sibuk menyuapi Jojo puding seperti yang Nana makan tadi. "Eh, Na. Bisa minta tolong nggak?" Nana mengangkat alisnya, "Bisa mbak. Minta tolong apa?"
"Ini, jagain Jojo dulu bentar. Mbak pengen pipis."
"Oh, bisa mbak bisa. Udah kangen sama Jojo juga. Utututuu.." Nana menarik pelan pipi gembul Jojo dan bayi lucu itu pun tertawa sembari menggapai-gapai wajah Nana. Rasa ingin mencakar muka Nana tinggi mungkin.
Kalina menyerahkan Jojo kepada Nana lalu berdiri sambil mengetatkan pahanya. Ia sudah kepalang ingin pipis. "Oh, ya, Na, nanti bakal ada bosnya suami mbak. Kamu tolong temenin dia sebentar ya? Dia udah tau kok kalo ini meja mas Heru." Nana mengangguk lalu mengacungkan jempolnya. "Sip mbak.."
Kalina mengangguk lalu buru-buru ke toilet. Nana yang melihat cara jalan sepupunya aneh itu pun tertawa. "Mami kamu kayaknya udah nahan dari tadi Jo, untung aunty cepet ke sini, iya 'kan?" Jojo tertawa seakan mengerti apa yang ia ucapkan. "Na na na.." Jojo menepuk-nepuk pipi Nana lalu melakukan apa yang Nana lakukan tadi ke pipinya.
"Kamu balas dendam yaa? Ihh... aunty gigit kamuu.. raawrrr.."
Nana asik berpura-pura akan menggigit perut Jojo yang wangi minyak telon sampai anak itu tertawa girang. Ia sampai tidak sadar kalau bos dari suami sepupunya telah datang dan sedang menunggunya selesai bercanda dengan keponakan.
"Om Arkan?" Nana terkejut saat melihat Arkan berdiri dengan setelan jas mahal mengkilatnya di sebelahnya. "Kayaknya kita jodoh deh sampe ketemu terus," goda Nana sembari mengerlingkan matanya.
Arkan menatap tajam Nana lalu duduk di tempat Kalina tadi. Persis di sebelahnya.
"Ini tempat Heru 'kan? Kamu kok bisa ada di sini?" tanya Arkan lalu melirik Jojo yang menatapnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAPAK MU SEMANGAT KU [TAMAT]
Storie d'amoreNana sakit hati karena dikatai seperti tante-tante oleh pacarnya. Mereka pun akhirnya putus dan Nana mengincar ayah dari mantan kekasihnya. .... Gimana ya kisah selanjutnya? Ih kepo deh, kalo kepo cek aja yukkk .... Jangan lupa vote dan komen okey? ...