43

125K 12.3K 1.5K
                                    



••••••••••••

Arkan mendusel di pangkuan Nana. Mereka sedang ada di ruang keluarga bersama Rara. Bagas dan Devin pergi keluar untuk membeli peralatan tenis karena mereka memiliki hobi yang sama di bidang olahraga. Arkan juga sama tetapi ia lebih ke golf dan gym. Itu pun gym ia pindahkan ke rumah. Lebih lengkap.

"Mama, cerita dong kenapa bisa nikah sama papa."

Rara menoleh lalu berpikir sebentar. Ia tersenyum dan menaruh ponselnya ke atas meja. Diraihnya tangan anaknya lalu diusap-usap sayang.

"Dulu, mama sama papa itu nggak direstuin. Kami nekat untuk tetap menikah dengan cara bilang kalau kami sudah melakukan itu. Mama awalnya dijauhi Na sama oma, mama dibilang murahan dan nggak punya harga diri sebagai perempuan. Oma bilang, mama mengotori harga diri perempuan yang tinggi dan mahal sekali."

Nana manggut-manggut. Ia menikmati usapan mamanya di tangan dengan perasaan senang. Arkan mendengarkan, tetapi tidak memerhatikan. Pusat perhatiannya tertuju pada perut Nana yang semakin membesar. Dikecup-kecupnya perut buncit istrinya itu lalu ia ketuk pelan. Kalau nyaring, takut anaknya bangun dan keluar duluan. 'Kan serem.

"Setelah itu, selang dua bulan atau tiga bulan, mama akhirnya hamil. Mama gelisah karena sudah berbohong dan mama juga sudah tidak kuat menerima cacian oma setiap kali oma berkunjung ke rumah. Mama akhirnya memberanikan diri untuk jujur dengan izin papa. Kami mengumpulkan oma dan opa lalu berbicara terus terang. Udah. Selesai. Akhirnya bahagia. Selamanya. Aamiinnnn...."

"Berat yaaaaa....."

Rara mengangguk. "Makanya sekarang mama sama papa jadi bulol, bucin tolol, karena perjuangan kami nggak gampang. Belum konflik-konflik yang menguras tenaga dan air mata selama pernikahan, udah deh. Kamu yang kuat dan sabar kalau ada masalah sama suami ya? Kuncinya itu ada di kesabaran dan komunikasi. Itu penting."

"Siap, mama. Insya Allah deh nguehehehe..."

Rara melirik jam tangannya, "Papa sama Devin kok lama banget ya?" Nana mengangkat bahunya. "Nggak tau. Kayaknya mampir nggak sih?"

"Bisa jadi." angguk Rara.

"Awas aja ya itu berdua. Nggak tau apa Nana udah nunggu martabak dari tadi."

••••••••••••••••••••••»»»»»»»»

Arkan dan Nana sekarang sudah berpindah tempat. Mereka kini tengah berada di wardrobe untuk berganti pakaian menjadi piyama.

Arkan meneguk ludahnya saat melihat istrinya tengah memilih piyama mana yang akan ia pakai sambil jongkok. Mana hanya menggunakan celana dalam saja. Punggung mulusnya terekspos bebas membuatnya gemas untuk ia usap-usap.

Ia cepat-cepat mengalihkan pandangannya saat Nana sudah selesai memilih dan berdiri tegak sambil mengusap perutnya. Ia mengusap perut dengan tangan berada di pinggang satu  yang membawa piyamanya.

"Mas, badan aku pegel-pegel deh. Boleh ya minta pijit?"

Arkan yang sedang mengancingkan piyamanya membalikkan tubuh. "Iya. Mau sekarang?" tanyanya tidak fokus karena pemandangan di depannya so sekseeehh...

BAPAK MU SEMANGAT KU [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang