Prolog

2.5K 108 0
                                    

Kehidupan pernikahan pria tampan dan pria manis sudah menginjak tahun ketiga. Pernikahan mereka sangat bahagia, karena mereka menikah atas dasar cinta. Hari-hari mereka penuh dengan kasih sayang, canda tawa, dan terkadang juga ada pertengkaran kecil, namun tidak menjadi masalah untuk mereka berdua.

"Phi Singto, berapa hari kamu akan pergi?" Tanya pria manis sambil membantu suaminya untuk bersiap.

"Mungkin satu minggu sayang, atau bisa lebih jika pekerjaanku belum selesai" Jawab pria tampan yang bernama Singto itu.

"Lama sekali phi, aku pasti sangat merindukanmu. Bisa tidak kamu tidak usah pergi?" Ucap pria manis sambil mempoutkan bibirnya.

"Tidak bisa sayang, anak perusahaanku yang di China sedang mengalami kemerosotan, jika tidak segera ditangani maka perusahaan itu akan bangkrut" Jawab Singto.

"Baiklah, tapi selesaikan dengan cepat phi karena aku akan sangat merindukanmu" pria manis itu berjalan dan memeluk Singto.

"Iya Krist sayang, phi akan selesaikan dengan cepat dan segera pulang untukmu karena phi juga akan merindukanmu" Ucap Singto sambil membalas pelukan kemudian mencium kening pria manis.

Setelah itu Singto pergi ke bandara untuk segera berangkat ke China. Sedangkan pria manis yang bernama Krist itu merebahkan tubuhnya diranjang karena tidak memiliki kegiatan apapun.

"Apa yang bisa kulakukan selama satu minggu tanpa Phi Sing, kalau gini terus bisa-bisa aku mati bosan" monolog Krist sambil menghela napas beratnya.

*****

Singto orang yang sangat serius jika bekerja, ia tidak ingin ada satu kesalahan saja. Maka dari itu selama empat hari berada di China Singto belum memberikan kabar lagi pada Krist, terakhir ia memberikan kabar adalah waktu Singto baru sampai hotelnya menginap.

Drrtt.. Drrtt..

Suara ponsel mengintrupsi kegiatan Singto yang sedang membaca laporan keuangan perusahaannya. Tertera nama 'Mae' disana.

"Halo mae, ada apa mae menelponku?"

"Krist.. Krist hiks"

"Krist kenapa mae? Kenapa mae terdengar seperti sedang menagis?" Tanyanya sedikit khawatir karena suara lawan bicaranya di telpon itu terdengar bergetar.

"Krist hiks k-kecelakaan.. dan di-dia sedang kritis hiks"

"APA? Bagaimana bisa mae?" Singto merasa tubuhnya sangat lemas dan kepalanya seperti terhantam batu besar setelah mendengar kabar tentang Krist yang mengalami kecelakaan.

"Cepatlah pulang Nak hiks mae tidak tega melihat hiks keadaan Krist"

Tut.. tut..

Tanpa berkata apapun lagi, Singto langsung mematikan telponnya. Ia mencari penerbangan tercepat untuk menuju Bangkok. Setelah itu Singto menghampiri asisten pribadinya untuk meng-handle semua pekerjaannya yang belum selesai.

"Phi Off aku akan pulang ke Bangkok sekarang karena Krist mengalami kecelakaan. Tolong handle semua pekerjaanku yang belum selesai disini. Maaf aku harus merepotkanmu Phi" Ujar Singto dengan asisten pribadi sekaligus sahabatnya itu.

"Apa? Krist kecelakaan? Astaga, semoga Krist baik-baik saja. Pergilah, jangan pikirkan pekerjaanmu, aku akan menanganinya" Ucap Off yang juga khawatir dengan keadaan Krist.

"Terima Kasih Phi"

"Ya ya, cepatlah pergilah, Krist pasti membutuhkanmu"

Singto segera menuju hotel tempatnya menginap dan bersiap untuk pulang ke Bangkok. Ia terlihat sangat khawatir, tatapan matanya sendu, dan tubuhnya tidak memiliki semangat, yang ada dipikirannya sekarang hanya pulang ke Bangkok dengan cepat agar bisa melihat kondisi Kristnya tersebut.

****

Hai..
Ini FF pertama aku, jadi maaf kalau ada typo dan kurang dapet feel-nya.

Next?

Silahkan tinggalkan kritik dan saran yang membangun untuk author, agar bisa membuat FF lebih baik lagi.

Terima kasih sudah menyempatkan untuk membaca.
Happy reading:)

25 Juli 2021

Mistake [SingtoxKrist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang