Chapter 8

497 46 2
                                    

Mobil Singto berhenti didepan pintu hotel berbintang lima. Singto turun dari mobil kemudian membukakan pintu untuk Krist dan membantunya turun.

"Kita makan disini phi?"

"Iya, jalan sedikit tidak apa kan? Atau mau aku gendong?"

"Kakiku hanya patah bukan lumpuh jika kau lupa" Ucap Krist sedikit kesal dengan Singto membuat Singto terkekeh.

"Selamat datang Tuan Singto dan Tuan Krist" ucap salah satu petugas yang berjaga didepan pintu dan memberikan wai.

Singto mengangguk dan Krist tersenyum kemudian membalas wai. Krist heran, bagaimana bisa petugas itu tau nama Krist dan Singto.

Resepsionis dan seluruh karyawan hotel itu menundukkan kepala ketika Krist dan Singto berjalan melewati lobby hotel. Krist semakin heran dengan kelakuan orang-orang ini.

"Phi kenapa semua orang menundukkan kepalanya saat kita jalan?" Tanya Krist yang bingung.

"Karena mereka adalah karyawan phi" ucap Singto santai.

"Jadi hotel ini milikmu phi?" Krist melebarkan matanya.

Singto hanya terkekeh melihat ekspresi kaget diwajah Krist.

Sangat menggemaskan.

Singto dan Krist kini memasuki lift untuk menuju tempat makan malam.

Setelah pintu lift terbuka, Krist terkejut melihat pemandangan didepan matanya.

"Candle light dinner? Romantis sekali"

"Phi Sing kayaknya kita salah tempat" ucap Krist.

"Tidak, kita memang akan malam disini" ucap Singto sambil tersenyum.

Krist terkejut dengan apa yang dikatakan Singto, pasalnya tempat ini dihias dengan banyak bunga dan lampu serta lilin, sangat romantis.

"Kau bercanda? Kita hanya makan malam phi, bukan mengadakan acara lamaran."

"Kamu tidak suka Krist?" Tanya Singto dengan menatap Krist.

"T-tidak, bukan begitu. Tapi ini sangat berlebihan phi."

Singto tersenyum, "tidak jika itu untukmu."

Tiba-tiba jantung Krist berdetak dengan kencang dan wajahnya merah seperti udang rebus. Krist tersenyum malu.

Singto yang melihatnya pun sangat gemas, ingin sekali mencubit pipi Krist yang memerah itu.

"Sudahlah ayo kita kesana."

Singto berjalan pelan mengimbangi Krist, ia memegangi punggung Krist saat berjalan, ia takut jika Krist kehilangan keseimbangan dan jatuh. Setelah sampai, Singto menarik Kursi agar Krist bisa duduk dengan nyaman.

Setelah mereka duduk, dua pelayan menghampiri mereka dengan membawakan beberapa makanan dan satu botol Wine.

"Permisi tuan ini hidangannya, selamat menikmati."

"Iya terima kasih" ucap Singto.

Singto dan Krist mulai memakan makanannya, keadaan hening seketika.

"Em.. Krist." Ucap Singto memecahkan keheningan.

"Iya phi?"

"Apa kamu marah padaku karena kejadian semalam? Sungguh aku minta maaf, aku tidak bisa mengendalikan diriku" ucap Singto dengan nada penyesalan.

Krist bingung akan menjawab apa, sesungguhnya ia tidak marah dengan Singto, Krist hanya terkejut dan juga malu, terlebih lagi jantung sialannya yang tidak bisa dikondisikan.

Mistake [SingtoxKrist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang