Chapter 19

447 41 5
                                    

Disinilah Kit sekarang, diatas rooftop hotel Sangpotirat Group ditemani oleh bintang dan bulan yang bersinar cerah malam ini, tapi tidak dengan hati Kit yang penuh dengan awan gelap.

Kit menumpah seluruh air mata yang sejak tadi ia tahan agar tidak tumpah, ia meluapkan semua emosi yang ada dalam dirinya yang membuat dadanya sangat sesak. Kit berteriak berkali-kali namun tidak dapat mengurangi rasa sakitnya.

"Aku mencintaimu Phi Singto, aku mencintaimu. Tapi apa yang bisa aku lakukan, aku tidak ingin bersaing dengan kakakku. Apa aku harus melepasmu Phi? Ya sepertinya memang harus haha" Kit tertawa miris dalam tangisnya.

Kit mengingat semua kenangannya bersama Singto, saat pertama kali ia bertemu dengannya hingga ia bisa sejatuh ini pada sosok Singto Prachaya.

"Harusnya dulu aku tidak kesini, harusnya aku tidak bertemu kakakku, harusnya aku tidak kecelakaan, harusnya aku tidak bertemu denganmu, harusnya aku terus bersikap dingin padamu, harusnya aku tidak menaruh perhatian padamu, harusnya aku tidak jatuh cinta padamu, harusnya aku... SIALAN!"

Tangisan Kit semakin menjadi, ia bahkan tidak sanggup untuk berdiri lagi, kakinya terasa lemas dan tubuhnya tidak memiliki tenaga.

"Masih terekam jelas diingatanku, ditempat ini aku memberikan segalanya untukmu, aku memberikan diriku yang tentunya bersama dengan hatiku. Namun aku kembali lagi ketempat ini membawa diriku tapi tidak dengan hatiku" Kit tersenyum miris dan air mata yang terus keluar tanpa bisa dicegah.

Lama Kit menangis di rooftop, akhirnya memutuskan untuk kembali ke kamar hotelnya. Ia masuk ke kamar mandi dan merendam tubuhnya dalam bathup, hati dan pikirannya sangat lelah saat ini.

Beberapa saat kemudian Kit keluar dari kamar mandi dan merebahkan tubuhnya dikasur. Biasanya ketika ia akan tidur Singto pasti memeluknya dan menciumnya, namun sekarang tidak lagi.

"Mungkin sekarang Phi Singto sedang menikmati malam yang panjang dengan Phi Krist untuk saling melepas rindu" Kit tesenyum kecut.

Malam itu Kit tidak bisa tidur hingga matahari terbit. Ia terus saja menangis hingga matanya sembab dan kantung mata tercetak jelas.

Melihat hari yang sudah cerah, Kit segera mandi dan bersiap karena ia akan pulang ke London siang ini. Tapi sebelum ia pergi, ia ingin sekali saja melihat wajah yang membuatnya menangis semalaman.

Kit pergi ke rumah Singto, tenyata Singto tidak ada karena sudah berangkat kerja, yang ada hanya Krist.

"Kit kamu dari mana saja? Aku menunggumu kemarin" ucap Krist khawatir.

"Maaf phi aku tidak memberitahumu kalau aku menginap di hotel papa karena ada urusan yang harus aku selesaikan sebelum kembali ke London."

"Kau mau kembali?" Tanya Krist membulatkan matanya.

"Iya phi, siang ini."

"Kenapa buru-buru? Kita baru saja bertemu Kit, tinggallah sebentar lagi disini."

"Tidak phi. Aku tidak sanggup melihat kau bermesraan dengan Phi Singto. Perusahaan pasti kacau saat aku tinggal."

"Baiklah, tapi sesekali berkunjung kesini aku pasti sangat merindukanmu" ucap Krist kemudian memeluk Kit

"Tentu." Kit membalas pelukan Kit.

Kit melepaskan pelukannya dan berpamitan pada Krist. "Aku pergi dulu, jaga dirimu baik-baik phi. Sampai bertemu lagi."

"Kau juga jaga dirimu baik-baik, hati-hati Kit."

Kit tersenyum kemudian meninggalkan rumah Krist.

Mistake [SingtoxKrist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang