Chapter 25

438 40 12
                                    

Kit masuk ke cafe itu, dan memanggil anaknya. "Luna."

"Mommy." Luna bangkit dari duduknya dan berlari untuk memeluk Kit.

Singto diam membeku, ia tau jelas siapa pemilik suara itu. Meskipun selama 8 tahun tidak bertemu ia tidak lupa karena suaranya tidak jauh beda dengan suara Krist.

Kit berjongkok kemudian memeluk Luna erat. "Mommy mencarimu kemana-mana Luna, mommy takut kamu hilang. Kenapa kamu pergi tidak bilang mommy?" Kit menangis terharu dan juga kesal.

"I'm sorry mom. Aku ingin mencari kalungnya agar mommy tidak marah lagi pada Luna." Ucap Luna dengan lirih.

"Mommy sudah tidak marah lagi sayang, nanti kita cari sama-sama ya kalungnya. Sekarang ayo kita pulang." Ucap Kit.

Sebelum Kit melepaskan pelukannya dengan Luna tiba-tiba tangan seseorang berada didepan mukanya dengan kalungnya yang menggantung ditangan orang itu.

Kit membelakakkan matanya dan tersenyum. "Kalungku."

Kit melepas pelukannya dan berdiri. "Terima ka--" ucapannya terpotong saat melihat orang yang memegang kalung itu.

Tubuhnya kian membeku dan mulutnya tercekat. bagaimana tidak, orang yang sengaja ia hindari dari 8 tahun kini tepat berada didepannya.

Luna berbalik melihat Singto dan melihat tangan Singto yang memegang kalungnya.

"Uncle Singto, kau menemukan kalungku? Kenapa uncle tidak bilang daritadi?" Tanya Luna riang.

Singto berjongkok untuk menyamai tinggi Luna. "Iya, kemarin kalung ini tersangkut di jaket uncle waktu Luna menabrak uncle."

"Really?" Luna nampak berpikir.

"Iya sayang, sini biar uncle pakaikan sekarang." Ucap Singto sambil tersenyum lembut.

Luna langsung membalikkan badannya dan Singto memasangkan kalung itu dileher Luna.

"Sangat cantik." Ucap Singto.

Semua perlakuan itu tidak luput dari pandangan Kit, ia mengepalkan tangannya, perasaannya kini bercampur aduk.

"Ayo kita pulang Luna." Tangan Kit menggenggam tangan Luna dan sedikit menyeretnya keluar cafe.

"Mommy aku belum berterima kasih pada Uncle Singto." Ucap Luna namun dihiraukan oleh Kit.

Singto yang melihatnya langsung berlari mengejar Kit dan Luna. "Kit." Panggilnya namun dihiraukan oleh Kit.

"Kit." Singto memegangi tangan Kit.

"Lepaskan aku Khun Prachaya atau aku akan berteriak." Ucap Kit tanpa melihat Singto.

"Kit.." ucap Singto lirih.

Kit menenggak ludahnya kasar, sungguh rasanya air matanya sudah ingin sekali menetes namun tetap ia tahan. Bahkan ia tidak mampu memandang wajah orang yang sangat dirindukannya itu.

"Biar aku antar pulang." Lanjut Singto.

"Tidak perlu, terima kasih sudah menemukan anak saya. Saya permisi." Kit melepaskan tangan Singto dan berjalan memanggil taksi.

"Mom, are you okay?"

"Mommy baik-baik saja sayang, hanya mengkhawatirkanmu. Bagaimana kamu bisa sampai sini?"

"Tadi aku berjalan dari apartemen untuk mencari kalung itu, tapi setelah aku pergi jauh aku tersesat mom." Jelas Luna.

"Astaga itu sangat bahaya Luna, bagaimana tadi jika kau hilang atau diculik, mommy tidak bisa membayangkannya. Lain kali jangan pernah lakukan itu lagi ya." Titah Kit.

Mistake [SingtoxKrist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang