Chapter 14

443 41 3
                                    

"Phi Sing, boleh aku tanya sesuatu?"

"Boleh sayang."

"Eum.. kenapa kamu tidak suka dengan Pho?"

"Aku tidak ingin membahasnya."

"Baiklah, tidak apa jika kau tak mau cerita phi aku tidak memaksa" Krist tersenyum simpul kemudian meninggalkan Singto.

"Sayang mau kemana?"

Krist tidak menjawab pertanyaan Singto, ia berjalan menuju hammock dan merebahkan dirinya disana kemudian Singto mengikuti Krist.

"Sayang apa kamu marah padaku?"

"Tidak phi, aku akan menunggumu untuk percaya padaku, hingga kamu menceritakan kisahmu padaku."

"Sayang bukan begitu."

"Sudahlah phi, tidak apa-apa."

Singto menghela nafas beratnya, "Baiklah aku akan menceritakannya, tapi duduklah dulu sayang, aku tidak ingin menceritakannya dua kali."

"Benerkah?" Krist turun dari hammock dan duduk disebalah Singto.

"Khun Vihokratana adalah sahabat baik pho dan mae, mereka sering berkumpul bersama dan aku juga suka bermain dengan anaknya dari kecil, Phi Tay namanya. Kami bahkan sudah seperti keluarga. Suatu hari perusahaan pho mengalami penurunan yang drastis, hingga harus menutup beberapa anak perusahaan karena tidak mampu membayar gaji karyawan. Khun Vihokratana telah menyuntikkan banyak dana di perusahaan pho, namun hasilnya tetap tidak bisa mengatasi masalah perusahaan yang semakin kritis. Hingga hari itu semua perusahaan pho harus ditutup dan meninggalkan hutang perusahaan sangat besar. Pho sangat frustasi waktu itu, dan aku tidak bisa membantu apapun, karena aku hanya anak manja yang suka menghambur-hamburkan uang untuk kesenanganku saja." Singto tersenyum kecut.

"Setelah kejadian itu, keluarga kami mengalami krisis ekonomi, mae dan pho mulai sering bertengkar. Tidak ada lagi ketentraman dan kehangatan keluarga seperti biasanya. Hingga malam dimana pho mengetahui bahwa mae memiliki hubungan spesial dengan Khun Vihokratana, pho sangat marah. Pho merasa hidupnya sudah tidak berharga lagi, uang, kekayaan, kedudukan, sahabat, dan cinta semuanya telah meninggalkannya. Pho memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan menembak dirinya sendiri tepat dikepalanya. Orang yang pertama kali menemukannya adalah aku."

Singto mengusap air matanya yang mengucur deras saat mengingat kejadian kelam itu. Krist merengkuh tubuh Singto kemudian mengelus punggung Singto untuk membuatnya merasa lebih tenang.

"Maaf phi aku tidak tau jika kisahmu begitu rumit, jika kamu tidak mampu jangan diteruskan phi. Kita kembali saja ke villa."

"Tidak apa-apa Krist, kamu berhak mengetahui semua tentangku"

Singto melepaskan pelukan Krist, kemudian memutar badannya menghadap kearah Krist.

"Sejak pho meninggal karena bunuh diri, semua menjadi lebih kacau. Pho meninggalkan banyak sekali hutang hingga setiap hari rumahku didatangi depkolektor. Tentu saja kami tidak bisa membayar waktu itu, bahkan uang asuransi pho juga tidak cukup untuk membayar setengahnya, hingga akhirnya rumah dan semua asetnya disita oleh bank. Khun Vihokratana dengan baik hati menawarkan apartemennya untuk aku tinggali bersama mae, tapi aku menolak untuk tinggal disana karena aku tidak sudi tinggal ditempat orang yang membuat pho meninggal. Aku tidak membenci mae, biar bagaimana pun mae adalah orang paling berjasa dalam hidupku dan mae juga sangat menyayangiku, hanya saja aku kecewa dengan tindakannya waktu itu. Aku ingin menyerah, aku tidak sanggup hidup lagi saat itu. Aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku dengan cara loncat dari gedung."

"Kau ingin bunuh diri phi?" Krist membelalakkan matanya kaget.

"Ya, aku ingin bunuh diri. Ada cerita menarik yang membuatku tidak jadi melakukannya." Singto sedikit tertawa mengingatnya.

Mistake [SingtoxKrist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang