Chapter 13

450 44 1
                                    

Krist berjalan pelan menuju tempat Singto berdiri, ia berjalan dengan senyum lebar diwajahnya. Karenakini Krist dapat berjalan tanpa bantuan tongkatnya.

Ya, kaki Krist sudah dinyatakan sembuh. Setelah perbannya dibuka dan menjalani beberapa kali fisioterapi, akhirnya ia bisa berjalan dengan normal.

Tampak Singto yang sedang merentangkan kedua tangannya diujung ruangan bersiap untuk memeluk Krist ketika ia sampai kearahnya.

Pelan tapi pasti, Krist sampai dipelukan Singto. Krist tidak bisa menyembunyikan air mata bahagianya, ia menumpahkan semuanya dipelukan Singto. Begitupun Singto, ia tampak terharu melihat Kristnya bisa berjalan Normal lagi.

"Selamat sayang kamu sudah bisa berjalan normal lagi, aku sangat bahagia untukmu" ucap Singto dengan mengelus pinggang Krist.

Krist makin membenamkan wajahnya didada Singto. "Terima kasih Phi Sing."

"Ayo kita pulang, aku punya hadiah untukmu."

"Hadiah?"

"Iya tapi aku lupa membawanya, jadi ayo kita pulang sekarang."

"Baiklah, ayo phi" ucap Krist dengan riang.

"Pelan-pelan sayang, kakimu baru sembuh."

Singto menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan istrinya itu, sedangkan Krist hanya tersenyum melihatkan gigi ratanya itu.

Sesampainya dirumah Singto menyuruh Krist untuk duduk ditaman belakang rumah, sedangkan Singto pergi ke kamar untuk mengambil sesuatu.

"Tutup mata sayang."

"Kenapa aku harus tutup mata? Kamu gak aneh-aneh kan phi?"

"Tidak sayang, ayo tutup mata."

Krist menuruti permintaan Singto, ia menutup matanya. Setelah beberapa detik Krist merasakan ada yang melingkar di lehernya, seperti sebuah kalung.

"Apa ini phi?" Krist melihat kearah kalung yang dipasangkan oleh Singto.

"De Luna."

"Ha?" Krist sedikit bingung.

"Kamu suka bulan kan? Jadi aku memberimu kalung De Luna untukmu, De Luna berarti bulan. Kamu suka?"

"Suka phi, terima kasih."

Cup

Krist mengecup bibir Singto pelan, namun Singto menarik tekuk Krist kemudian melumat bibirnya kemudian Krist juga membalasnya, ciuman lembut tanpa disertai nafsu.

*****

Singto pulang dari kantor dengan wajah kusut dan baju yang sudah tidak rapi. Krist yang melihatnya pun menjadi bertanya-tanya apa yang terjadi.

"Phi Sing ada apa? Tidak bisanya kamu pulang dari kantor dengan keadaan begini" ucap Krist memberhentikan langkah Singto.

Singto tidak menyadari jika Krist berada diruang tamu karena ia sedang memikirkan sesuatu. "Tidak ada sayang, aku hanya lelah saja."

"Baiklah, aku akan buatkan coklat panas untukmu."

Singto tersenyum, "Terima kasih, aku akan mandi dulu."

Singto lalu pergi ke kamar untuk mandi dan berganti pakaian, sedangkan Krist pergi ke dapur untuk membuatkan Singto coklat panas.

Krist masuk ke kamar membawakan coklat panasnya. Krist melihat Singto sedang berkutat dengan laptopnya dan memeriksa dokumen-dokumen.

"Minumlah phi agar kamu merasa lebih rileks."

Singto mengambil cangkir dari tangan Krist kemudian meminumnya. "Terima kasih sayang." Singto kemudian kembali fokus pada pekerjaannya.

Mistake [SingtoxKrist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang