| Seruan Takdir : Bagian 2 |
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Apabila anda menemukan kata yang typo, silahkan di tandai dan komen kata yang harus diperbaiki!
Jangan lupa vote dan komen ya!
Jazakunullahu Khairan
"Jadilah seperti oksigen yang tak nampak namun terasa, tak hidup namun menghidupkan"
-HRN-
Happy Reading :)
Dentingan sendok saling beradu di sebuah meja makan kelurga Irawan, tidak ada kata yang terdengar sebab larangan untuk makan sambil berbicara. Ifi merasa sangat gembira karena biasanya dirinya hanya bisa makan berdua dengan bundanya sekarang semua anggotanya lengkap.
"Ifi selesai" Alifiyah berdiri dan mengangkat piringnya untuk dibawa ke wastafel. Selesai itu, dia kembali untuk berpamitan pada keluarganya.
"Ayah, bunda, kak Eca, Ifi izin berangkat ya" Pamit Alfiyah sambil menyalim satu persatu keluarganya.
"Bee, aku antar" Kata Maesa, Ifi yang hendak berbicara langsung disalip Maesa.
"Tidak ada penolakan Bee" Lanjutnya.
"Baiklah" Pasrah Alifiyah, keduanya pun berpamitan dengan Tuan dan Nyonya Irawan.
"Hati-hati di jalan sayang, Sa adeknya di jaga" Nasehat Bunda dan diangguki oleh Mahesa.
Kakak beradik ini pun pergi dengan menggunakan sepeda motor. Ifi sesekali tersenyum sambil memeluk erat kakaknya, hal itu tak luput dari penglihatan Maesa. Baginya, adiknya sangat berharga dan tidak ada boleh merebut senyum manis adiknya itu.
Tidak lama keduanya pun sampai di gerbang utama SMA Jaya Terta, salah satu SMA unggulan di Sulawesi Selatan.
"Ifi masuk dulu ya Kak" Izin Ifi menyerahkan helm birunya kepada Maesa setelah turun dari motor.
"Iya, belajar dengan baik ya dek" Ucap Maesa sambil mengelus puncak kepala Ifi yang tertutupi khimar putihnya.
"Siap komandan" Ujar Ifi dengan memberikan penghormatan pada kakaknya.
"Nanti kakak jemput, awas aja kamu pulang sendiri lagi" Maesa memperingati adik kecilnya karena Ifi kadang kala keras kepala.
"Iya kak Eca" Ifi pun berlalu masuk ke kelasnya, sedang Maesa menancap motornya menuju ke Rumah sakit.
***
"Fi, udah ngerjain PR matematika belum?" Tanya Rani yang baru saja datang.
"Alhamdulillah udah, tunggu ya aku cari dulu" Ifi membuka tasnya dan mengambil buku matematikanya. Sudah biasa baginya untuk memperlihatkan tugas ataupun PR-nya kepada sahabat ataupun teman-temannya. Walau begitu, dia tidak memberikan percuma tentu dia akan memberikan penjelasan setelah mereka selesai menyalin tugas/PR agar mereka juga paham dengan materi tersebut.
"Nih" Ifi memberikan bukunya kepada Rani, Rani menyambutnya dengan penuh suka cita dan duduk di sebelah Ifi.
Brukk...
Atensi semua siswa di kelas X Mipa 3 teralih ke area pintu kelas, terlihat jelas seorang siswi terjatuh mengenaskan di depan sana. Hening beberapa saat, hingga terdengar gelak tawa dari seisi kelas tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
SERUAN TAKDIR [ON GOING]
Teen Fiction[DILARANG MELAKUKAN PLAGIASI DALAM BENTUK APAPUN!!!] Alifiyah yang tidak percaya yang namanya cinta termakan akan omongannya sendiri. Dia akhirnya jatuh hati pada seorang pemuda yang sebelumnya tidak pernah terlihat olehnya. Seorang pemuda yang meru...