| Seruan Takdir : Bagian 19 |
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Apabila anda menemukan kata yang typo, silahkan di tandai dan komen kata yang harus diperbaiki!
Jangan lupa vote dan komen ya!
Jazakunullahu Khairan"Jika ada yang lebih indah daripada langit, mungkin itu adalah senyummu"
-Muhammad Alif Pratama, 2022-
Happy Reading :)
Suara azan dhuhur berkumandang dari masjid SMA Jaya Terta. Sebagian siswa berhamburan ke masjid, tapi ada pula yang masih berleha-leha dan pergi ke kantin. Alifiyah berjalan sendirian ke masjid karena Rani dan Zena tengah halangan. Berhubung tempat wudhu cowok dan cewek berdampingan, tidak sengaja dia melihat Alif tengah tertawa bersama temannya. Tapi, bukan itu yang menjadi fokus Alifiyah, melainkan cara berjalan Alif yang terlihat pincang.
Hatinya menjadi risau melihat hal itu, tapi segera ditepisnya dan berlalu untuk mengambil air wudhu. Salat dhuhur dimulai, ketika takbir terdengar hati Alifiyah tersentuh.
"Suara itu" katanya dalam hati, dia ingin melihat siapa pemilik suara itu tapi sayang dia berada di saf belakang sehingga tidak dapat melihat seseorang yang imam.
"Assalamualaikum warahmatullah" ucap Sang imam. Beberapa orang sudah ada yang meninggalkan masjid, dan ada pula yang masih bertahan hingga selesai.
Alifiyah melirik ke depan sehabis salat, tak sengaja matanya bertabrakan dengan mata Alif.
"Kak Alif?" kata Alifiyah, jadi ternyata pemilik suara yang selama ini dia cari adalah Muhammad Alif Pratama.
Alifiyah segera melipat mukenahnya dan berlari menuju kelas. Banyak tanya dalam hatinya. Dia mengira bahwa dia mengangumi dua orang sekaligus, tapi ternyata tidak. Hatinya hanya menetapkan satu orang dan itu adalah Alif. Setiap bertemu Alif atau mendengar suara Alif ketika azan ataupun jadi imam, hati Alifiyah tersentuh seperti ada perasaan baru dalam dirinya.
"Kenapa Fi?" tanya Rani yang kaget tiba-tiba Alifiyah duduk di sampingnya yang sedang membaringkan kepalanya di meja.
Alifiyah terlihat ngos-ngosan, "gak papa" jawabnya dan menyimpan mukenah miliknya dalam tas.
Rani menatap Alifiyah dengan tidak percaya, "tapi kok kayak dikejar gitu?" tanya Rani. Dia kemudian mengedarkan pandangannya ke seisi kelas.
"Beneran gak papa" jawab Alifiyah.
Merasa dirinya haus, Alifiyah mengajak Rani ke kantin. Tak lupa mereka juga mengajak Zena yang tengah bermain game bersama si kembar.
Suasana kantin lumayan rame di jam ini, karena biasanya waktu solat ke pembelajaran selanjutnya selisih satu setengah jam. Tiga gadis itu, tengah memilih minuman dan beberapa cemilan. Alifiyah dan Rani membeli masing-masing satu botol air mineral, sedang Zena lebih memilih kopi botol.
***
Bel tanda pembelajaran telah berbunyi, para segerombolan manusia telah berhamburan untuk pulang. Tidak lupa dengan tiga sekawan kita, Alifiyah, Rani dan Zena. Ketiganya lebih memilih pulang diakhir karena tidak ingin berdesak-desakan, tidak disangkah sore ini banyak organisasi yang sedang beraktivitas, contohnya anak paskibraka.
Terlihat seorang pemuda yang memakai topi berwarna hitam, tengah melatih dan mengarahkan juniornya dalam pelatihan pengibaran bendera. Kesan tegas mendominasi pemuda itu, meski pribadinya ramah kepada semua orang, tapi ketika sudah dihadapkan dengan tanggung jawab, dia melaksanakannya dengan sungguh-sungguh. Itulah mengapa, banyak guru mengistimewakan dia, begitu pula dengan sebagian gadis di SMA Jaya Terta.

KAMU SEDANG MEMBACA
SERUAN TAKDIR [ON GOING]
Novela Juvenil[DILARANG MELAKUKAN PLAGIASI DALAM BENTUK APAPUN!!!] Alifiyah yang tidak percaya yang namanya cinta termakan akan omongannya sendiri. Dia akhirnya jatuh hati pada seorang pemuda yang sebelumnya tidak pernah terlihat olehnya. Seorang pemuda yang meru...