ST-15

113 13 0
                                    

| Seruan Takdir : Bagian 15 |

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Apabila anda menemukan kata yang typo, silahkan di tandai dan komen kata yang harus diperbaiki!

Jangan lupa vote dan komen ya!
Jazakunullahu Khairan

"Sebuah masalah tidak selalu tentang hal negatif, kadang kala masalah yang membuat Kita saling menguatkan satu sama lain "

-Seruan Tak(b/d)ir, 2022-

Happy Reading :)

Dewi yang disuruh putra sulungnya untuk menemani Alifiyah kaget melihat Alifiyah tergeletak di lantai.

"Ayah, Eca" Teriak Dewi dengan kencang, dia segera berlari menghampiri Alifiyah.

"Fi" Panggil Dewi, kemudian memukul pelan pipi Alifiyah.

***

Malam terasa kelam, kesalapahaman antara kakak beradik itu menjadi sebuah penyesalan terbesar buat seorang Maesa.

Lewat jendela kecil yang berada di pintu ruang inap, terlihat seorang gadis kecil masih belum sadarkan diri. Terdapat selang oksigen terpasang pada hidung Alifiyah, juga infusan pada tangan kirinya.

Maesa duduk di depan ruang inap Alifiyah, dirinya menunduk menahan air mata turun dari matanya, "Eca salah Bunda" sesalnya.

"Sudahlah Sa, kita doain adek aja ya" kata Dewi menenangkan putranya.

Raka yang sedari tadi berdiri dengan perasaan berkecamuk melihat putrinya terbaring lemah di dalam sana. Ingin rasanya dia menghajar habis, seseorang yang sudah membuat putrinya seperti itu, tapi dia sadar bahwa orang itu adalah putranya sendiri.

"Coba jelasin kenapa Adek bisa drop lagi?" tanya Raka yang mencoba untuk tetap tenang, meski suara tegasnya masih terasa mendominasi.

"Maaf Yah" ucap Maesa tanpa melihat mata Raka.

"Bukan kata maaf yang ingin Ayah dengar dari kamu Maesa" kata Raka yang sudah mengepalkan tangannya hingga urat tangannya terlihat.

"Eca kecewa sama Adek karena udah bohong. Katanya dia pergi sama Rani dan Zena, tapi nyatanya dia pergi bersama cowok dan berdua lagi. Itu yang membuat Eca kecewa dan khilaf ngebentak Adek" jelas Maesa kepada Ayah dan Bundanya.

Raka menghela napas, "Sekarang Bunda hubungi Rani atau Zena untuk menjelaskan hal ini!" perintah Raka pada Dewi.

Dewi menghubungi Rani beberapa kali, hanya saja Rani tidak menjawab. Mungkin saja dia sudah tertidur berhubung saat ini sudah menunjukkan pukul 12 malam. Dewi kemudian beralih menghubungi Zena, dua kali memanggil akhirnya Zena mengangkat teleponnya.

"Assalamualaikum Zena" salam Dewi memulai pembicaraan. Dewi memencet fitur loudspeaker handphone miliknya agar Raka dan Maesa mendengar percakapan mereka.

"Waalaikumussalam, ada apa Bun?" kata Zena di seberang sana.

"Maaf ya Bunda ganggu kamu malam-malam gini"

SERUAN TAKDIR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang