ST-14

228 23 1
                                    

| Seruan Takdir : Bagian 14 |

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Apabila anda menemukan kata yang typo, silahkan di tandai dan komen kata yang harus diperbaiki!

Jangan lupa vote dan komen ya!
Jazakunullahu Khairan

"Bertemu denganmu adalah hal tak terduga dalam hidupku"

-Muhammad Alif Pratama, 2022-

Happy Reading :)

Sang malam sudah menampakkan dirinya, gemerlap bintang tak lupa untuk menghiasinya. Alifiyah baru saja sampai di kediaman Irawan setelah pergi ke mall tadi sore bersama Rani dan Zena.

"Assalamualaikum" Salam Alifiyah ketika memasuki rumahnya.

"Waalaikumussalam" Jawab nyonya Irawan dari arah dapur.

Alifiyah menghampiri Dewi di dapur, ternyata Dewi sedang menyiapkan makan malam untuk keluarganya di bantu oleh seorang wanita berumur 50an.

"Sendirian aja Fi? Rani dan Zena mana?" Tanya Dewi yang menatap ke arah Alifiyah.

"Mereka sudah balik Bun" Jawab Alifiyah, dia mendudukkan dirinya di kursi sambil mengambil segelas air minum.

Makan malam untuk keluarga Irawan sudah tertata dengan rapi, mereka hanya tinggal menunggu Raka dan Maesa pulang untuk kemudian memulai makan bersama.

"Bun, itu siapa?" Bisik Alifiyah pada Dewi. Dari tadi Alifiyah memperhatikan gerak gerik wanita tersebut tanpa senggang untuk menanyakannya.

"Itu Bi Jum, pembantu baru kita" jawab Dewi, dia mengisyaratkan Bi Jum untuk mendekat ke arah mereka.

"Kenalin Bi, ini anak bungsu saya. Namanya Alifiyah Mutiara Irawan, panggil aja Ifi. Ifi, ini namanya Bi Jum" ucap Dewi saling memperkenalkan Alifiyah dengan Bi Jum.

"Salam kenal Bi" Alifiyah menyalim tangan Bi Jum, lalu tersenyum manis.

"Masyaa Allah, anaknya cantik sekali nyonya" Sanjung Bi Jum.

"Bibi, Ifi malu" Kata Alifiyah, dia paling tidak bisa untuk dipuji karena rasanya malu.

Dewi dan Bi Jum tertawa melihat tingkah Alifiyah. Tak lama, Raka dan Maesa pun datang. Mereka kemudian makan malam bersama dengan tenang tanpa ada pembicaraan.

***

Sampai di kamar bernuasa biru putih itu, Alifiyah merebahkan dirinya menatap ke arah langit-langit kamarnya yang penuh akan hiasan bintang dan bulan.

"Kenapa perasaan Aku gak pernah tenang ya, kalau dekat dengan Kak Alif?" Tanyanya pada diri sendiri.

Jadi, tadi sore setelah Alifiyah memutuskan untuk ikut bergabung makan bersama Ira dan kakaknya, Rani dan Zena tak hentinya menelpon Alifiyah hanya saja smartphone milik Alifiyah tersilent yang menyebabkan dirinya tidak mendengarkan telepon masuk.

"Aduh, ini Ifi kemana sih? Tadi katanya mau ke toilet, tapi sudah hampir setengah jam dia gak balik-balik juga" Omel Rani yang antara kesal dan khawatir memikirkan Alifiyah.

SERUAN TAKDIR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang