ST-12

253 22 4
                                        

| Seruan Takdir : Bagian 12 |

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Apabila anda menemukan kata yang typo, silahkan di tandai dan komen kata yang harus diperbaiki!

Jangan lupa vote dan komen ya!
Jazakunullahu Khairan

"Tidak ada yang boleh menyakitimu, sekalipun itu diriku sendiri"

-Maesa Oezi Irawan, 2022-

Happy Reading :)

Di lorong sebuah rumah sakit sedang sepi malam ini. Seorang pemuda yang masih menggunakan jas putih kebanggaanya sedang duduk di bangku taman rumah sakit memandangi langit malam yang bertabur bintang dan bulan sabit, dengan segelas kopi di tangannya dia menenangkan riuh kepalanya.

"Capek ya?" Tanya seorang wanita berjas sama duduk di samping pemuda itu.

Pemuda bermata coklat itu, melirik seseorang yang duduk di sampingnya, dia tidak menjawab pertanyaan dari wanita tersebut, melainkan dia pergi meninggalkan wanita tersebut yang nampak cemberut.

"Gak capek apa ngehindar mulu Sa?" Lontaran pertanyaan dari wanita yang bertag-name Dr. Anita Kharunnisa membuat derap langkah pemuda itu terhenti.

Tanpa berbalik, pemuda bermata coklat itu yang tak lain adalah Maesa menjawab, "Saya dan Anda bukanlah mahram dan saya rasa anda perlu paham akan hal tersebut".

Maesa melanjutkan langkah menuju ruangannya, tapi Dr. Anita mengikutinya dari belakang.

"Kalau gitu, ayo kita nikah" Kata Dr. Anita secara spontan dan penuh kenyakinan.

Mendengar hal tersebut, Maesa berhenti. Ditatapnya Dr. Anita dengan tatapan yang tidak dapat diartikan, Dr. Anita bukannya takut malah ikut menantang memandangi mata coklat itu.

"Nikah bukanlah perkara main-main Dok. Tolong untuk bisa jaga jarak dengan saya" Ujar Maesa dengan tegas dan penuh penegasan.

"Aku tau kok, tapi untuk jaga jarak sama kamu itu yang gak bisa Sa"

"Kenapa?"

"Karena Aku gak akan mundur sebelum rasa cintaku terbalaskan"

"Dok, tolong jauhi saya. Banyak laki-laki yang lebih baik dari Saya dan yang lebih penting dia mencintai Anda"

"Mau seribu laki-laki datang kepadaku, kalau hanya Kamu yang Aku mau bagaimana?"

Maesa memijat pangkal hidungnya, dia pusing menghadapi Dr. Anita yang selalu mendekatinya secara terang-terangan. Jujur, dia risih akan hal tersebut terlebih Dr. Anita yang tidak memakai khimar membuat seorang Maesa merasa berdosa melihat rambut pendek sebahu milih wanita itu.

Drrr..

Dering telepon mengalihkan perhatian keduanya, Maesa melihat siapa yang menelponnya saat ini, setelah memastikan nama yang tertera dilayar smartphonenya tanpa menunda waktu dia
menggangkat panggilan tersebut.

"Waalaikumussalam, ada apa Bee?" Wajah Maesa seketika berubah, yang tadinya terlihat datar menjadi sumringah. Hal itu, tidak luput dari penglihatan Dr. Anita.

"..."

"Iya, bentar lagi Aku pulang"

"..."

"Gak lama, mau Aku beliin apa?"

"..."

"Siap tuan putri, pesanan Anda segera mendarat"

"..."

SERUAN TAKDIR [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang