| Seruan Takdir : Bagian 3 |
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
Apabila anda menemukan kata yang typo, silahkan di tandai dan komen kata yang harus diperbaiki!
Jangan lupa vote dan komen ya!
Jazakunullahu Khairan"Tidak ada hal yang diciptakan sia-sia. Jika saat ini kau tidak menemukan bahagiamu, maka ciptakan bahagiamu"
-HRN-Happy Reading :)
Adzan subuh telah berkumandang, menyadarkan manusia untuk mengawali harinya dengan bermunajad pada Sang Pencipta."Bee, bangun" Maesa mengusap pipi chubby Ifi guna membangunkan adeknya itu.
"5 menit lagi ya kak" Kata Ifi menarik selimut miliknya hingga menyembunyikan kepalanya.
"Gak ada 5 menit 5 menit, nanti waktu subuhnya habis dek" Maesa membuka selimut tersebut hingga terlihatlah wajah manis adiknya.
"Iya"
Ifi pun duduk dan meminum segelas air mineral. Di rasa sudah sadar sepenuhnya dia pun beralih ke dalam kamar mandi untuk mengambil wudhu dan bersiap menunaikan shalat subuh berjamaah dengan keluarganya.
"Assalamualaikum warahmatullah" ( 2 kali )
Usai menunaikan shalat subuh, Ifi memilih untuk kembali tidur karena kepalanya yang masih pusing padahal kalau tidak sedang sakit dia tidak pernah tidur usai shalat subuh karena hal tersebut tidak baik untuk dilakukan.
"Adek gak usah ke sekolah dulu" Ujar Maesa yang sudah mode posesif pada adek kesayangannya.
"Iya"
"Yaudah makan dulu gih baru minum obat" Mendengarkan penuturan kakaknya, Ifi hanya bisa mengangguk mengiyakan.
Maesa dengan sabar dan telaten menyuapi Ifi dan membantunya untuk meminum obat penurun demam dan juga vitamin.
"Istirahat yang banyak, kakak ke rumah sakit dulu. Syafakillah adik cantikku" Maesa pun pamit untuk ke rumah sakit, sebelum keluar kamar bernuasa biru itu dia tidak lupa mengecup kening Ifi.
***
"Ifi bagi PR dong" Terdengar suara teriakan dari arah pintu kelas tanpa melihat isi kelas.
"Ifi gak masuk" Kata seorang laki-laki berperawakan tinggi berisi dengan alis tebalnya dan tahi lalat yang berada di hidung mancungnya.
"Seriusan Iz?" Gadis yang tadi berteriak segera menghampiri ketua kelasnya, siapa lagi kalau bukan Faiz Akhtar. Seorang laki-laki dengan tinggi 165 cm, memiliki tubuh yang sedikit berisi, alis tebal dan memiliki tahi lalat di bagian hidungnya.
"Iya, tadi kakaknya ke sini"
"Kok bisa sih?" Tanya gadis itu yang seakan berbisik menuju bangkunya. Gadis itu yang tak lain adalah Rani.
"Ya namanya juga sakit" Celetuk Faiz yang masih bisa mendengar suara Rani.
"Iya iya pak ketu" Jawabnya.
"Ini juga Zena ke mana lagi? Masa aku doang yang ke sekolah"
Rani membuka aplikasi whatsapp segera menanyakan kabar kedua sahabatnya.
*Girls Crazy💢*
Rani
Lagi sakit apa Fi?
Kok gak bilang sih
Kamu juga Ze kok gak masuk sih?

KAMU SEDANG MEMBACA
SERUAN TAKDIR [ON GOING]
Genç Kurgu[DILARANG MELAKUKAN PLAGIASI DALAM BENTUK APAPUN!!!] Alifiyah yang tidak percaya yang namanya cinta termakan akan omongannya sendiri. Dia akhirnya jatuh hati pada seorang pemuda yang sebelumnya tidak pernah terlihat olehnya. Seorang pemuda yang meru...