18

460 21 1
                                    

"Mbak, make up yang natural dan membuat kesan lebih muda dan fresh ya?" ucap seorang wanita saat duduk di depan cermin sebuah salon kecantikan.

Pekerja di sana segera melakukan permintaan wanita itu dengan cekatan. Sementara sang pelanggan sibuk mengutak-atik ponselnya.

Dev, kamu di mana?

Maaf, Nia. Aku harus mengurus pekerjaan rumah sebelum pergi. Sekarang aku di jalan dan terjebak macet.

Cepatlah! Aku dan suamiku sudah menunggu.

Aku akan segera sampai.

"Ada acara?" tanya pegawai salon yang sepertinya cukup akrab dengan Devi.

"Ya! Bertemu dengan seseorang yang telah lama kuimpikan."

"Ciye, sudah bisa move on nih!"

"Anggap saja begitu. Lagi pula, aku yang meninggalkan bukan ditinggalkan."

"Eh, iya. Maaf-maaf. Tapi bolehlah kasih bocoran siapa orangnya," goda pegawai itu.

"Seorang pria yang tampan dan kaya. Tubuhnya tegap dan kekar. Dia romantis dan .... Ah! Dia sempurna," puji Devi.

"Wow! Apa ada pria seperti itu?"

"Tentu saja ada. Hanya orang beruntung yang bisa bertemu pria seperti itu."

"Jika bertemu saja sudah beruntung bagaimana jika bisa memilikinya?"

Devi tidak menjawab, hanya tersenyum penuh ambisi dan tatapan tajam. Dia teringat pertemuannya dengan Rania tempo hari.

"Apa yang ingin kau bicarakan, Nia?"

"Sebelumnya aku ingin tanya. Kenapa kau bisa bercerai?"

Devi cukup terkejut dengan pertanyaan Rania. Dia tidak tahu arah pembicaraannya itu. Namun, wanita itu merasa harus hati-hati saat menjawabnya.

"Dev?"

"Nasibku buruk, Nia. Aku dan suamiku dijodohkan. Tapi saat ayahnya meninggal, suamiku malah menikahi mantan suaminya dan membuang diriku. Orang-orang seperti mereka menganggap orang-orang seperti kita ini boneka, Nia. Mereka hanya baik ketika butuh, setelah itu kita dibuang begitu saja." Devi memasang waja memelas.

"Astaga, kenapa ada orang yang begitu jahat?"

"Lupakan saja! Aku hanya berharap orang lain tidak bernasib sama. Tapi aku penasaran kenapa kau tiba-tiba ingin bertemu denganku dan tanya tentang ini?"

"Aku baru mengetahui sebuah fakta bahwa Nabilla saudara tiriku."

"Apa? Nabilla? Maksudmu istri pertama suamimu? Saudara tiri? Bagaimana itu bisa terjadi?"

"Iya, mama bilang ayah dijodohkan oleh keluarganya. Tapi entah kenapa sampai ayah meninggal ayah tak pernah mencari kami."

"Ceritanya hampir sama denganku. Hanya saja posisi kami berbalik. Mungkin karena ibunya Nabilla bisa mencuci otak ayahmu dan membuatnya lupa tentangmu dan ibumu. Sungguh malang nasibmu, Nia."

"Sekarang terulang lagi. Apa aku akan mengalami hal seperti ibuku?"

"Bagaimana mungkin? Maksudku, kau bilang mereka baik padamu."

Dua Cinta Satu Atap Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang