"Makasih ya, Sayang?" kata Firman setelah meneguk teh hangatnya.
"Sama-sama, Mas!" Rania tersenyum bangga.
Firman menghentikan aktivitasnya, memandang lekat ke arah Rania. Sore itu istri keduanya menggunakan blus merah muda dan rok panjang warna merah.
"Kenapa, Mas?" Tanya Rania tidak nyaman dipandang Firman.
"Alangkah lebih cantik kalau kamu terus menggunakan hijab di luar maupun di rumah."
"Kalau Mas Firman memintanya aku akan menurut." Rania tersenyum malu.
"Aku senang kamu banyak berubah. Mau hadiah apa dariku?"
"Boleh minta sesuatu?"
"Apa pun itu."
"Aku mau jalan-jalan bareng Mas Firman."
"Kenapa tidak? Ayo, berangkat!"
Sore itu Rania dan Firman pergi ke mal. Belanja semua kebutuhan untuk sang istri, beberapa baju dan jilbab yang praktis digunakan di rumah. Rania sangat senang, dia merasa memiliki Firman seutuhnya. Sang suami juga bersikap sangat romantis hari itu.
Jam sembilan malam mereka baru sampai di rumah. Begitu masuk, Nabilla sudah menyambut mereka di ruang tamu.
"Akhirnya kalian pulang juga. Aku sudah siapin makan malam," kata Nabilla setelah mencium tangan suaminya.
"Aku sudah kenyang, Mbak. Tadi sudah makan di luar, aku mau cepat istirahat. Badanku pegel semua," jawab Rania dan segera berlalu pergi.
"Aku temenin kamu makan, yuk!" ajak Firman, saat Rania hilang dari pandangan.
"Mas Firman istirahat saja, Mas capek kan?"
"Aku tahu kamu belum makan dan aku gak akan bisa istirahat sebelum memastikan kamu benar-benar makan." Nabilla tersenyum.
Firman menggandeng istri pertamanya ke ruang makan. Firman bahkan menyuapi Nabilla. Ada rasa bersalah pergi tanpa Nabilla. Meskipun sudah izin melalui pesan singkat.
***
Suatu pagi, Rania sudah berusaha bangun lebih awal, tetapi keduluan Nabilla. Meskipun begitu Nabilla mengalah. Pura-pura mau menyetrika baju atau pekerjaan lain, memberi kesempatan Rania memasak.
Saat masakan hampir siap Nabilla akan mencicipinya memastikan rasa yang pas. "Mantap! Semakin hari kamu semakin pandai memasak Nia." puji Nabilla pagi itu.
"Kan Mbak Billa yang ngajarin."
"Oh ya, Nia, Mas Firman itu bakal tambah seneng kalau kamu pakai gamis. Sekedar saran, sih! Soalnya Mas Firman suka wanita yang anggun," kata Nabilla mencari topik pembicaraan.
Rania memang sudah mulai berhijab walaupun di dalam rumah. Namun, dia lebih suka memakai celana dan kaos longgar dibandingkan gamis.
"Aku gak punya gamis yang simple, Mbak, cuma ada gamis untuk kondangan saja."
"Nanti aku pulang cepat dari kantor, kita belanja gamis untuk kamu gimana?"
"Boleh juga, Mbak! Dengan senang hati malahan." Mata Rania berbinar mendengar ajakan untuk shopping.
***
"Assalamu'alaikum ...." Rania dan Nabilla mengucap salam hampir bersamaan.
"Wa'alaikumsalam ...," jawab Firman yang sedang santai di ruang tamu.
"Mas Firman sudah makan?" tanya Nabilla pada suaminya.
"Belum, masih kenyang tadi. Ini juga barusan dibuatin ibu teh hangat sama kentang goreng."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Cinta Satu Atap
RomancePoligami tidak semudah yang dibayangkan. Seadil-adilnya seorang suami, tetap akan ada yang terluka. Lalu bagaimana cara Firman membagi cintanya pada kedua istrinya, Nabilla dan Rania.