"Semua hal di dunia berganti. Ketika kamu pergi tidak ada yang peduli."
Hampir dua tahun hidupnya, Kai menyesali banyak hal. Sebagian dalam dirinya berupa kekosongan, sorot matanya selalu menggambarkan banyak kehampaan. Kehilangan tidak pernah menjadikan seseorang baik-baik saja, apalagi kehilangan hal yang tak pernah diduga-duga.
Kai adalah salah satunya. Dia tahu pasti bagaimana kinerja semesta, entah itu mengenai kedatang atau mengenai segala yang tak pernah abadi.
Sialnya Kai malah terhasut puisi milik Pak Sapardi pada bait 'yang fana adalah waktu, kita abadi.' menjadikannya lupa cara mengikhlaskan serta memaknai isi larik baitnya dengan benar. Kai tidak tahu apa-apa.
Bunda pernah bilang padanya, tidak ada yang perlu ditakutkan berada di dunia. Semuanya akan berjalan semestinya dan berakhir tidak apa-apa.
Iya, Kai percaya. Sebelum kakak perempuannya bunuh diri menenggak pil-pil tidur serta cairan pengharum baju.
Semua tidak pernah berakhir baik-baik saja. Bunda syok, menjadi lebih pendiam dari biasanya, sedangkan ayahnya semakin menggilai pekerjaan. Kehangatan keluarga mereka menghilang diganti rasa dingin menguasai setiap rumah.Kakak perempuannya Tasya, dinyatakan meninggal dunia. Menghilang dari peradaban rumah mereka, menjadikan keping-keping kehilangan pada setiap sudut hati yang pernah ditemuinya.
Penyebab keputusan bunuh diri berupa tekanan-tekanan orang-orang di sekitarnya. Tekanan bagaimana ia mewajibkan dirinya terlihat bahagia, terlalu diam akan kata-kata kasar orang-orang tertuju untuknya. Terlalu menerima perlakuan keji para siswa sekolahnya. Hanya karena ia salah satu siswi yang cantik. Hanya karena ia terlahir jelita. Dan hanya karena hati manusia yang penuh kedengkian.
Bunda tidak pernah memaksa Tasya bercerita dan ayah terlalu tidak peka.
Apakah Kai marah? Iya, dia marah bukan kepada ayah, bukan kepada Bunda yang tidak memperhatikan, bukan juga kepada Tasya yang memilih enyah dari dunia. Kai marah, pada dirinya sendiri yang tidak tahu perasaan kakaknya.
Kehilangan memang tidak berhenti menjadikan Kai sebagai sosok jahil, atau menghentikan tawa menggelar layak lumba-lumba memecahkan gendang telinga. Ia mencoba untuk hidup seperti biasa, tapi menolak akan kematian Tasya dalam hidupnya.
Ciera datang mengantikan, Ciera masuk mengisi kekosongan batinnya. Mewarnai kehampaan hidupnya. Menjadi sosok kakak perempuan nan telah lama ia rindukan kehadirannya.
Ciera mengubah banyak hal mengenai kehilangan juga penyesalan.
Ia menyelusup masuk menjadi teman yang bahkan tidak pernah Kai kira akan punya. Yah, harus diakui sifat jahil Kai kadang kala bisa membawa petaka. Hal ini pernah terjadi pada suatu hari sepulang sekolah setelah tertidur pulas di UKS.Motor miliknya disita ayah, untuk seminggu ke depan, jadinya ia harus naik ojol agar lebih mudah.
Cowok tinggi berperawakan bule itu berjalan melewati salah satu gang kecil, berniat mengusir rasa gundah juga mood rusak. Tas coklatnya tersampir pada bahu, kemeja sekolahnya terbuka menampilkan kaos warna hitam polos, rambut ikal acak-acakan serta wajah kusut berminyak terkena debu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Untuk Januari
Novela JuvenilSelayaknya segaris lintang jingga dalam biru senja. Atau selayaknya seutuh hangat menyelimuti setiap manusia ditemuinya. Wajahnya terangkat menampilkan senyum tanpa seraut luka. Namanya Ciera Pelita. Seharusnya surat dalam kotak ungu itu dikirim pad...