"Ehem .. A .. A"
"Tes-Tes 1.. 2.. 3.."
Suara speaker sudah menggema di lapangan sekolah. Sekumpulan orang dengan pakaian aneh mulai berkumpul di sumber suara. Tanpa harus diperintah, mereka sudah mengambil posisi dan berbaris dengan rapih.
Topi karton berbentuk kerucut, tas buatan dari karung, tali sepatu beda warna, serta papan nama dari kardus berbalutkan karton, menjadi perlengkapan wajib bagi peserta MOS Apgujeong High School.
Suasana yang tadinya hening berubah gaduh, saat seorang pria berjalan santai dari arah gerbang. Tidak sedikit dari peserta wanita mulai berbincang ketika sosok tampan tersebut mendekat ke arah barisan.
Seakan acuh dengan keadaan, pria itu langsung ikut berbaris di barisan belakang.
"Yang baru dateng, topi sama papan namanya mana?" tegur seorang anggota osis.
Secara serempak mata peserta lain tertuju kepada pria yang sedang mengancingi bagian atas kemeja putihnya di belakang.
"Ngga ada" sahut pria tersebut apa adanya. Suara berat pria itu terdengar dingin namun jelas.
"Kemana?"
"Terbang mungkin"
Mendengar jawaban konyol dari lawan bicaranya, Kim Dahyun selaku wakil ketua osis hanya bisa menggelengkan kepala. Tidak perlu berpikir panjang, Kim langsung menghadiahkan anak itu lari 10x keliling lapangan.
Beberapa orang mulai mencuri pandang ke arah siswa yang sedang mendapat punishment tersebut. Meskipun wajah Dahyun tidak kalah tampan, yang dingin memang selalu lebih unggul.
Disisi lain, seorang siswi tengah sibuk dengan barang bawaannya.
Im Nayeon,
Yeoja itu sama sekali tidak tertarik dengan cowok yang saat ini sedang menjadi pusat perhatian. Nayeon hanya terfokus pada barang-barang MOS yang tengah diperiksanya satu persatu.
"Sial! Sisirnya lupa kebawa" ungkapnya setelah menyadari ketidak hadiran sisir dilist barang bawaan. Nayeon merutuk akibat benda yang sering ia bawa itu malah ketinggalan pada saat dibutuhkan.
Melihat ketua kelompoknya sedang kebingungan, Hirai Momo mencoba mendekat. "Kenapa? Kok panik gitu?" tanyanya.
"Aku lupa bawa sisir"
"Sisir? Buat apaan?"
"Lah kok buat apaan sih? Ini loh pisang satu sisir" balas Nayeon seraya memperlihatkan tulisan Pisang Satu Sisir pada buku catatan yang ia punya.
Momo mengangguk paham dan ikut membuka tas karung miliknya. Seulas senyum terlukis di wajah cantik Hirai. Ia bersyukur karena sempat mampir ke tukang buah dulu sebelum berangkat.
"Untung aku bawa" ucapnya sambil memamerkan pisang satusisirnya.
Seketika Nayeon malah tertawa geli. Gadis bergigi kelinci benar-benar terbahak seakan tidak perduli sekalipun banyak pasang mata yang tengah menatapnya.
Siapapun tahu, sudah menjadi kodratnya jika barang mos pasti sengaja dibuat ambigu agar pesertanya terjebak. Kini Nayeon sadar, polos dan bodoh itu memang beda tipis. Nay rasa yeoja berponi di hadapannya ini merupakan gabungan antara kedua hal tersebut.
"ㅋㅋㅋ Kau pikir anak osis monyet, sampe nyuruh kita bawa pisang segini banyaknya?"
"Maksudmu?"
"Pisang satu sisir itu, pisang sama sisir satu" tukas Nayeon menjelaskan definisi pisang satu sisir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Miracle [2Yeon] ✓
FanfictionBisa mencintaimu adalah sebuah misteri yang masih aku pelajari hingga saat ini. Kamu dan sikap dinginmu membuatku semakin penasaran dengan Siapa Yoo Jeongyeon yang sebenarnya. Aku hanya penasaran, aku hanya ingin mengetahui tentangmu lebih ban...