Love Is Miracle - 09

546 119 3
                                    

* Ceklek *

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* Ceklek *

Pintu kamar mandi terbuka. Jeongyeon baru saja menyelesaikan aktivitas mandinya malam ini. Kaos kasual membalut tubuh sementara handuk putih masih bergerak aktif di kepala sang empu membuat surai hitam itu mulai mengering.

Merasa sudah cukup kering, Jeongyeon menghempas handuknya ke pinggir kasur. Yoo Jeongyeon bukan seorang pemalas; ia mengabaikan handuk hanya karena ingin melakukan ritual malamnya dulu.

Sepulangnya dari rumah Nayeon tadi, Jeong sempat mampir ke toko mainan. Ia membeli lego dan nanoblock baru untuk tambahan koleksinya. Ritual Jeongyeon saat ini sudah pasti menyusun kedua mainan yang ia gemari tersebut.

Sesekali fokus Jeongyeon teralihkan oleh handphonenya yang berlayar hitam. Malam ini sedikit berbeda karena tidak ada yang menganggu. Biasanya akan ada notif dari pengganggu nomor 1 Jeongyeon jika dirinya sudah tiba di rumah.

Ya, Im Nayeon selalu mengirim pesan kepada Jeong hampir setiap saat. Meskipun sering diabaikan dan dibalas singkat, yeoja itu tetap membuat ponsel Jeong penuh dengan notifikasi.

Namun hari ini tidak.

Hari ini handphone Jeongyeong sunyi sepi seperti minggu-minggu sebelumnya. Hari ini benar-benar tidak ada pesan dari gadis kelinci itu, dan hal tersebut membuat Jeongyeon merasakan ... gundah (?)

Namja itu kembali melanjutkan aktivitas yang sempat tertunda. Jeongyeon terfokus pada nanoblock yang sudah setengah jadi. Sayangnya baru 5 menit, lagi-lagi fokus Jeongyeon terusik hanya demi melirik ponsel. 

Namja iitu merindukannya.

* Dddrrrttt.. *

Senyum Jeongyeon menggembang usai melihat layar ponselnya yang menyala terang. 

Tidak butuh waktu lama, Jeongyeon langsung bangkit dari lantai dan bergegas menghampiri benda persegi kotak yang tergeletak di atas kasur. 

Senyuman itu kembali menghilang.

Senyuman itu kembali menghilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeongyeon menghela nafas. Ia merasa bodoh karena terlaru berharap pesan itu datang dari orang yang ditunggunya. 

Langkah Jeongyeon membawanya menuju meja belajar. Dirinya mulai sibuk mengeksplor sembari mengingat-ingat. 

Love Is Miracle [2Yeon] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang