Keesokan paginya Yoo Kang Joon dan Song Eun Ji langsung berangkat ke sekolah Jeongyeon. Setibanya di sana, mereka berdua langsung menuju kantor kepala sekolah. Beberapa murid menaruh pandang saat kedua orang tua Jeongyeon melintas koridor.
"Eomma!! Appa!!" sebuah teriakan menghentikan langkah keduanya. Si bungsu berlari dari arah ruang guru dan memeluk mereka begitu saja.
"Yak Chaeng, jangan memeluk kami seperti ini. Appa malu"
Chaeyoung melepaskan pelukannya. Ia menatap sang appa dengan sedikit geram. "Wae? Anaknya saja tidak malu"
"Biarkan saja Yeobo. Lagi pula tidak ada yang memperhatikan"
"Tidak ada yang memperhatikan katamu? Lihatlah sekeliling" bisik Kang Joon kepada sang istri. Mata Eun Ji terbelalak dengan mulut yang terngaga. Ia tidak menyangka jika teriakkan sang anak bisa membuat banyak murid mencuri pandang di balik jendela kelas.
Chaeyoung mendengus. Sekarang ia mengerti darimana sikap denial Hyungnya berasal. Ia yakin Jeongyeon memanglah anak sang appa.
"Sudahlah aku ingin ke kelas, annyeong" ucap Chaeyoung seraya kembali berlari. Ia baru ingat jika pagi ini ada pelajaran guru killer.
Di dalam kantor sudah ada orang tua Mark dan seorang siswa sebagai saksi mata. Ternyata siswa tersebut memang ada disalah satu bilik kamar mandi ketika peristiwa terjadi. Hanya saja, anak itu tidak berani keluar sampai suasana sudah reda.
Siswa tersebut mulai menjelaskan kejadian dengan detail. Usai menimang situasi, Siwon memutusan bahwa Jeongyeon tak jadi diskors dan bisa masuk sekolah kembali mulai besok.
Berbeda halnya dengan Jeongyeon, Mark justru ditambah durasi skorsingnya. Mendengar hal tersebut membuat kedua orangtua Jeongyeon tenan, namun tidak dengan kedua orang tua Mark yang terlihat murka dengan kelakuan anak semata wayangnya itu.
Setelah Kang Joon dan Eun Ji sampai rumah, Jeongyeon langsung dipanggil turun. Jeong yang masih merasa bersalah langsung duduk disofa dengan kepala yang tertunduk.
"Kau tahu apa salah mu Jeong?"
"Karena kurang kenceng mukulnya?"
Kang Joon terhenyak. Ia menghela nafasnya dahulu sebelum berbicara.
"Appa memang selalu mengajarimu untuk membela yang benar, Jeong. Tapi kaupun harus jujur mengenai sesuatu. Kenapa kau tidak menuntaskan pembelaanmu? Kalau seperti ini, kau juga yang dianggep salah oleh Siwon"
Jeongyeon kembali tertunduk. Apa yang dikatakan sang appa benar.
Hanya saja, Jeongyeon tidak nyaman dengan kata-kata yang dikeluarkan oleh Mark. Jeong sangat tidak mau mengulang apa yang Mark ucapkan mengenai Nayeon.
"Memangnya siapa yang kau bela sampai segitunya, nak? Apakah pacarmu?" kini Eun Ji yang angkat bicara. Ia paham betul jika anaknya masih sangat anti dengan hubungan sosial. Mendengar putranya habis berkelahi dan diskors membuatnya cukup terkejut.
"Nayeon, eomma. Im Nayeon"
"Mwo? Im Nayeon?"
Orang tua Jeongyeon sontak terkejut. Keduanya saling bertukar pandang dan turut menatap yang bersangkutan. Mereka tidak menyangka, orang yang membuat anaknya menderita kini hadir kembali dihidupnya.
"Sejak kapan dia sekolah disana?!" suara sang appa meninggi. Tangannya mengepal kuat di sandaran sofa.
"Seminggu lalu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Miracle [2Yeon] ✓
FanfictionBisa mencintaimu adalah sebuah misteri yang masih aku pelajari hingga saat ini. Kamu dan sikap dinginmu membuatku semakin penasaran dengan Siapa Yoo Jeongyeon yang sebenarnya. Aku hanya penasaran, aku hanya ingin mengetahui tentangmu lebih ban...