*KRIETT*
Suara decit pada tangga kayu yang melapuk terdengar saat keempat namja melayangkan bokongnya.
Saat ini Jimin Cs sudah tiba di markas. Ketiganya sedang membahas masalah keributan mereka dengan Jeongyeon tadi sore. Jungkook yang bingung hanya bisa menyimaknya.
"Sial! Kalian terlalu takut dengannya" geram Jimin seraya mengeluarkan sebatang rokok pada saku seragam. Tidak butuh waktu lama, namja itu segera menyalakan korek dan menghisap rokok menthol tersebut untuk menenangkan rasa kesalnya.
"Kita tidak punya pilihan, kau dengar sendiri tadi bell pulang berbunyi"
"Tch.. itu hanya alibimu V. Aku tahu kau sudah kemakan omongannya. Kau hanya takut sicupu itu mengadu ke appamu, kan?"
"Yak, kami berhenti juga karena mu. Untuk apa kau mengeluarkan benda itu, bodoh!" geram balik Jin. Ia meraih sekotak rokok di tangan Jimin untuk ikut melakukan aktivitas yang sama dengannya.
"Argh sial! Aku baru sadar jika pisauku di ambil oleh temennya itu" rutuk Jimin seraya merogoh celana yang dipakainya.
Jungkook yang sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya langsung bertanya. "Hyung, sebenarnya apa yang sedang kalian bicarakan? Kalian habis berkelahi? Dengan siapa?"
"Kau tidak perlu tahu, kook-a. Kau fokus saja merebut hati Nayeonmu itu"
"Nayeon? Tunggu, jadi kalian baru saja berkelahi dengan Yoo Jeongyeon? Apa kalian gila, Hyung?!!" gertak Jungkook. Kuping dan wajahnya berubah merah karena menahan emosi.
Ia sangat takut jika Nayeon mengetahui kekasihnya habis di keroyok oleh para Hyung gengnya. Jujur saja, Jeon paling tidak bisa melihat Nayeon marah dan membencinya. Bukannya semakin dekat, yang ada Im Nayeon akan menjauhi Jungkook nanti.
"Yak jaga ucapanmu! Kami melakukannya untukmu"
"Jimin benar, ini semua untukmu" timpal Jin.
"Berhenti mencampuri urusanku, karena aku bisa mendapatkan Nayeon dengan caraku sendiri!" murkanya sembari meninggalkan Jimin, Taehyung dan Jin. Namja itu berlalu tanpa memperdulikan teriakkan dari hyung-hyungnya.
"Yak Jungkook-a kembali kau!" suara Jimin menggema.
"Jeon Jungkook!" timpal Jin.
Taehyung mengacak rambutnya frustasi. "Sial! Bahkan Yoo Jeongyeon membuat maknae marah kepada kita"
"Tch .. lihat saja nanti. Kau akan kami habisi, Yoo Jeongyeon" ucap Jimin dengan smirk di wajahnya.
~|~|~|~|~|~
"Wah kau jago bermain PS juga Chou Tzuyu-ssi"
Dahyun ternganga saat kembali melihat kata You Lost untuk ketiga kalinya pada layar TV. Dalam sekejap pandangan namja itu beralih kepada Chou yang sedang mengangkat bahunya.
Sehabis pulang sekolah tadi, mereka memutuskan untuk stay lebih dulu di rumah Jeongyeon (meskipun sang pemilik rumah sudah melarangnya). Adanya teman baru membuat Dahyun, Momo dan Sana merasa senang, begitupun dengan Tzuyu dan Jihyo.
"Kau saja yang memang loser, Dahyun" hardik Tzuyu. Kim sontak bersedekap dada ke arahnya.
"Yak panggil aku Hyung, karena kau 1 tahun di bawahku bodoh"
"Tsk.. Arasseo"
"Kajja, kita main 1 ronde lagi. Kalau kau menang aku akan menganggapmu hyungku dan kau bisa menganggapku dongsaengmu" tukas Dahyun mempertaruhkan hirarki diantara mereka. Tzuyu sontak menyunggingkan smirknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Miracle [2Yeon] ✓
FanfictionBisa mencintaimu adalah sebuah misteri yang masih aku pelajari hingga saat ini. Kamu dan sikap dinginmu membuatku semakin penasaran dengan Siapa Yoo Jeongyeon yang sebenarnya. Aku hanya penasaran, aku hanya ingin mengetahui tentangmu lebih ban...