Taeyong menyandarkan tubuhnya di sofa ruang tamu, dia baru saja selesai membersihkan rumah, Bibi Kim yang biasa membantunya sedang cuti sehingga mau tidak mau dia sendiri yang harus membersihkan. Kandungan Taeyong termasuk kuat sehingga dia dapat beraktifitas seperti biasanya tanpa gangguan yang berarti. Semenjak usia kandungannya masuk ke minggu sepuluh, Taeyong memutuskan untuk berhenti bekerja, hal itu juga merupakan permintaan dari kedua suaminya.
Kehamilan Taeyong memang tidak menunjukkan gejala mual atau nafsu makan yang turun, namun hidungnya menjadi sangat sensitif. Pernah suatu hari Jaehyun tidak sengaja menambrak seorang wanita di lobbi rumah sakit, ketika pulang Jaehyun dimarahin habis - habisan oleh Taeyong karena dikemejanya masih tercium aroma parfum si wanita. Alhasil Taeyong ngambek kepada Jaehyun selama tiga hari, itu saja Jaehyun harus benar - benar merayu Taeyong dengan jajanan atau hal lain.
Taeyong mengelus perutnya yang mulai menonjol, Taeyong akui menjadi orang hamil sangat tidak enak. Segala aktifitas terasa ada yang mengganjal di perutmu dan kamu juga harus sangat menjaga pola kesehatan, bahkan Taeyong tidak boleh memakan junk food! Itu sangat menyebalkan bagi Taeyong. Taeyong kemudian meraba dadanya yang mulai sedikit perih, diusia kandungan dua puluh empat minggu orang hamil memang akan merasakan perih atau nyeri pada dada karena lobulus ( kelenjar yang menghasilkan ASI ) akan mulai memproduksi ASI untuk bayi.
Setelah dirasa istirahatnya cukup, Taeyong bangkit dari sofa untuk menuju kamar dan mandi. Siang ini dia sudah ada janji dengan dokter kandungan untuk pemeriksaan rutin kandungan dan melakukan USG untuk melihat perkembangan anaknya. Oh, hari ini juga Taeyong sudah bisa mendengarkan detak jantung bayinya.
•••••
Tepat setelah makan siang, Taeyong sudah berada di klinik kandungan rumah sakit Kim. Taeyong sudah mendaftar melalui web rumah sakit sehingga ia tidak perlu lagi antri pendaftaran. Sambil menunggu namanya dipanggil perawat, Taeyong terus mengarahkan kepalanya pada pintu masuk klinik, ia menunggu dua suaminya yang sudah berjanji menemani Taeyong periksa kandungan kali ini.
"Tuan Lee Taeyong, silahkan masuk ke dalam ruang periksa."
Nama Taeyong sudah dipanggil oleh perawat. Namun, dua suaminya sama sekali belum muncul. Telepon dan chat dari Taeyong tidak dibaca dan dibalas sama sekali.
Taeyong merebahkan diri di ranjang periksa, celana hamilnya sedikit diturunkan untuk menampilkan perutnya yang menonjol. Perutnya di bersihkan menggunakan kasa berkadar alkohol tujuh puluh persen dan setelahnya di oles menggunakan gel khusus untuk emmpermudah pembacaan probe USG. Taeyong memperhatikan dokter kandungan di depannya yang mulai menggerak - gerakan probenya.
"Ini tangan dan kakinya sudah mulai tumbuh dan memanjang, bentuk tubuhnya juga sudah mulai terlihat dan akan terus berkembang. Jenis kelaminnya akan terlihat jelas kalau usia kandungan sudah masuk ke minggu dua puluh empat ya?"
Taeyong mengangguk paham atas penjelasan dokter itu, dokter itu kembali menggerakkan probenya agar mendapatkan detak jantung si bayi.
Dug, dug, dug dug!
"Detak jantung bayi anda 100 - 110 senyut permenitnya, air ketuban disekitar bayi juga dalam jumlah yang cukup, gerakan bayi anda juga aktif selama pemeriksaan berlangsung, berat badan anda juga sudah naik 10 kilogram. Semua hasil pemeriksaan hari ini semuanya normal, Tuan Lee."
Taeyong hampir menangis ketika mendengar penuturan dokter jika bayi dan dirinya dalam keadaan sehat dan bugar. Ah, andai saja dua suaminya ikut mendengar juga.
Setelah rangkaian pemeriksaan selesai, perawat membersihkan perut Taeyong dari sisa gel dan membantu Taeyong untuk membenarkan bajunya yang sedikit berantakan. Taeyong menerima beberapa nasihat dan resep vitamin serta susu kandungan untuk sebulan kedepan.
"Terimakasih, Dokter Mingyu."
"Sama-sama, Tuan Lee."
Tangan besar Mingyu mengacak kecil rambut Taeyong, senyum Mingyu mengembang bersamaan dengan binar imut yang terpancar dari mata bulat Taeyong. Mingyu dulu sempat menaruh rasa pada Taeyong, tapi menyerah begitu saja ketika mengetahui saingannya adalah kembar Jung.
"Ngomong-ngomong kenapa sendirian? Suami-suamimu kemana?"
"Ish kenapa diingatkan? Tidak tahu mereka kemana, padahal sudah janji darikemarin akan menemaniku. Menyebalkan sekali."
"Mungkin sibuk? Sudah sana pulang, orang hamil tidak boleh stres dan marah-marah terus."
Setelah pamit, Taeyong turun ke lobi untuk menunggu pak Kim menjemputnya. Namun, Taeyong melihat pemandangan yang membuatnya darah tinggi. Kedua suaminya malah asik berbincang dengan seorang wanita di kantin rumah sakit! Taeyong merasa sangat marah karena kedua suaminya sudah berjanji padanya hari ini.
"Tuan Taeyong? Kita pulang sekarang?"
"Pak Kim, tolong belikan aku dua float fanta dan satu float mangga ya? Bayar pakai kartu ini saja, cepat ya?"
Gelagat aneh tuannya membuat pak Kim buru-buru ke konter minuman untuk membelikan pesanan tuannya. Perasaannya seketika menjadi tidak enak. SEetelah menerima tiga gelas minuman, Pak Kim buru - buru ke areah majikannya yang masih menunggu sambil matanya terus tertuju pada kantin rumah sakit.
"Ini Tuan, buat apa minuman sebanyak ini?"
"Buat nyiram buaya darat! Pak Kim pegang yang rasa mangga."
Dengan kasar Taeyong membuka dua tutup minuman itu sekaligus dan berjalan agak cepat menuju meja suami-suaminya yang tertawa dengan renyah bersama seorang wanita. Jeffery dan Jaehyun tidak sadar jika dibelakangnya terdapat induk kucing yang siap mengamuk. Aliran soda merah dan lengketnya float mendarat apik dari atas kepala Jung kembar mengalir hingga mengotori pakaian dan wajah keduanya.
"Yak aishhh, breng---"
"APA?!"
"Taeyongi--"
"DIAM! AKU NGAMBEK! BAJINGAN!"
Dilemparnya gelas bekas minuman itu kewajah keduanya, melirik sinis kepada wanita yang melongo di depan mereka. Wanita itu sangat terkejut dengan tindakan kasar yang Taeyong lakukan barusan. Mereka menjadi bahan bisik - bisik dari pengunjung maupun karyawan yang sedang makan siang di kantin rumah sakit.
Taeyong mendengus kesal dan pergi begitu saja ke arah pak Kim yang masih terdiam sambil memegang float mangga milik tuannya.
"Ayo, ke rumah papi saja pak Kim. Aku sedang sangat malas untuk berdebat."
Taeyong melangkah terlebih dahulu setelah mengambil float mangga miliknya, rasa manis dan asam dari minuman itu cukup meredakan amarah Taeyong yang meledak-ledak beberapa saat lalu. Urusan dengan kedua suaminya bisa diurus nanti saja, Taeyong lelah dan ingin mengadu kepada mertuanya kemudian pergi ke Ulsan, pulang ke rumah Papa dan Mama Lee.
Bye, Jeffery Jung dan Jaehyun Jung. Ditunggu saja karmanya.
•••••
TBC,
With Love,
Rei 💘
KAMU SEDANG MEMBACA
Husband's ( JJF X LTY X JJH ) ✅
FanfictionBXB | M/M | Threesome | Mature 21+ | M-Pregnant | Fluffy Romance | Hurt Comfort Kisah Lee Taeyong, seorang Bruder (Br) cantik yang jatuh cinta dengan dua laki - laki kembar, Jeffery Jung dan Jaehyun Jung! ⚡ reizakaa | reilest11