Part 27. Kalimat

12.2K 1.2K 125
                                    

Minhyung hanya mampu terbaring lemas di tempat tidurnya. Beberapa minggu ini akan ada projek akhir tahun dan pembangunan perusahaan baru bagi industri Jung, dan akhirnya ia tumbang di terpa kelelahan dan asam lambung yang naik.

Karena Minhyung sangat anti datang ke rumah sakit, akhirnya ia hanya dirawat di rumah. Tenang saja daddanya seorang dokter, papinya seorang perawat dan untuk obat-obatan ada sistem farmacy delivery pada Kim Hospital yang setiap saat dapat mengirim obat dari rumah sakit ke rumah pasien.

Saking lemasnya, Minhyung membutuhkan pemasangan infus untuk menunjang kebutuhan cairan dalam tubuh. Taeyong buka kran samping abocath untuk memasukkan obat cair melalui selang infus agar langsung mengalir ke dalam vena milik Minhyung.

"Ck, makanya kalau kerja itu ingat waktu istirahat! Lihat sekarang siapa yang repot? Ayo duduk, tunggu setengah jam lagi baru kamu boleh makan ya?"

Obat asam lambung biasanya di konsumsi sebelum makan agar rasa asam pada lambung normal sebelum diisi makanan, jika belum normal pasien bisa saja mengalami muntah.

"Maaf Papi, terimakasih."

Minhyung bersandar pada kepala ranjang dan menerima nampan makan dari Taeyong yang ditaruh di depannya, bubur dengan rasa dan beberapa sayur serta buah, papinya memang yang terbaik dalam menyiapkan hidangan begini.

"Hyuniii, mbuh eeh." ( hyungie, sembuh eeh )

Minhyung menengok kesebelah ranjang, ranjang bayi milik Alexa sengaja diletakkan dikamarnya agar Taeyong lebih mudah untuk mengurus Minhyung yang sakit dan mengurus Alexa yang agak rewel karena giginya yang mulai tumbuh.

"Iya Alexa, kak Minhyung bakalan cepat sembuh supaya bisa menemani Alexa bermain ya?"

"Yeeeyyyy."

Gadis kecil itu mengulurkan kelingking mungilnya lalu Mark kaitkan dengan kelingking besarnya. Alexa di gendong Taeyong menuju sofa besar di kamar Minhyung dan Alexa memeluk Papinya sedangkan tangan mungilnya berada pada perut besar sang Papi.

Taeyong menutup matanya sambil mengelus perutnya yang semakin lama semakin membesar, ditambah lagi dua anaknya di dalam sana cukup aktif di jam-jam begini.

"Papi, boleh Minhyung bertanya?"

"Hm?"

"Kenapa Papi rela melepaskan profesi Papi demi menikah? Sekarang justru hanya mengurus rumah tangga? Bukankah menjadi perawat cita-cita Papi sejak dulu?"

Taeyong tersenyum kecil, tangannya masih betah mengusap rambut lembut milik Alexa yang masih betah bermain dengan tonjolan yang di ciptakan adiknya dari dalam perut Taeyong.

"Minhyung, perawat memang cita-cita yang baik dan mulia dan Papi sangat bersyukur punya pengalaman luar biasa membantu orang yang sakit. Tapi merawat dan mengurus dua suami sekaligus sama baiknya kok, Papi juga tidak kecewa jika harus di rumah saja, Papi senang menjalaninya, apalagi ditambah anak - anak yang tampan dan manis begini."

"Kenapa Papi mau dengan keduanya? Sifat Daddy dan Dadda sangat berlawanan, tapi tidak dipungkiri kadang mereka kompak sih. Kompak ninggalin Papi buat kerjaan contohnya."

"Meskipun sifat mereka berlawanan tapi mereka berdua juga yang akan dengan sukarela melawan mati-matian jika ada yang menyakiti Papi. Mereka pasti sedang perjuang untuk kita yang dirumah."

"Papi yakin mereka tidak main belakang?"

"Akan papi putuskan sambungan corpus spongiosum serta urethra mereka tanpa bius jika berani main belakang."

Itu ucap Taeyong sambil tangannya memeragakan gerakan menggunting di hadapan Minhyung yang mulai meringis ketika membayangkannya kelaminnya di potong tanpa bius.

Husband's ( JJF X LTY X JJH ) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang