Part 12. Little Jung (2)

21.9K 2K 177
                                    

Mata lentik itu terbuka perlahan pelan guna menyesuaikan retina mata dengan terang ruangan rawat inap VVIP itu. Indra penciumannya mulai mengendus aroma khas medis yang berupa alkohol dan desinfektan.

Tubuh mungil itu berusaha untuk bangkit dari tidurnya namun sakit yang bersumber dari bawah perut membuat ia mengerang dan memegang pagar pembatas ranjang dengan kuat. Tangannya dibawa untuk mengelus perutnya yang sudah hampir rata dan semakin turun dan menemukan tumpukan perban yang menutup luka bekas sayatan operasi. Ya ampun, apa dia mengalami tidur panjang setelah operasi? Pasalnya kantong infus yang dipakainya berjumlah dua dan salah satunya adalah jenis infus protein dan karbohidrat yang berfungsi memberikan asupan makanan kedalam tubuh saat tubuh tidak sadar.

Lelaki itu, Lee Taeyong, meraba dengan perlahan tombol - tombol yang berada pada pagar pembatas ranjang dan menekan tombol bell yang menghubungkan dering bell pasien ke ruang perawat yang letaknya di luar kamar.

Selang beberapa menit kemudian, pintu masuk rawat inap di buka lebar dan beberapa perawat masuk mendampingi dokter kandungan Taeyong, Dokter Mingyu.

"Selamat siang, Tuan Lee. Apa masih ada rasa pusing dan sakit?"

Dua orang perawat membantu Taeyong untuk menaikkan sandaran ranjang pasien sehingga Taeyong dalam keadaan duduk yang nyaman bagi sekitar perutnya. Taeyong terima uluran sedotan untuk minum air putih secara perlahan karena tenggorakan Taeyong bisa dibilang sangat kering.

"Aku tidur atau apa, Dokter? Apa operasinya lancar? Dedek gimana?"

"Tarik nafas, Tuan Lee. Bagus, hembuskan perlahan. Coba tenangkan diri, ingatkan dalam kondisi apapun kita tidak boleh panik? Saya coba jelaskan perlahan ya?"

 Pernafasan Taeyong sudah mulai stabil dan mulai mengendurkan urat - urat di sekitar kepalanya. Rasa panik sangat tidak baik karena dapat menimbulkan kenaikan pada tekanan darah pada pembuluh darah.

"Tuan Lee mengalami pendarahan ketika operasi pembedahan terjadi sehingga Tim kami mau tidak mau harus melakukan bius penuh pada Tuan Lee." 

Mata Taeyong mulai berkaca - kaca, ia tau resiko pendarahan pada operasi caesar akan sangat mungkin terjadi.

"Pendarahan yang Tuan Lee alami terjadi karena laserisasi atau pembedahan pada bagian bawah perut Tuan tidak cukup lebar dikarenakan ukuran bayi sedikit melenceng dari perkiraan dokter dan hasil USG. Tuan Lee kehilangan cukup banyak darah saat operasi sampai akhirnya Tuan kehilangan kesadaran secara total bukan hanya sekedar tidur akibat obat bius dan Tuan juga mendapatkan donor beberapa kantung darah."

Taeyong menggenggam selimut putih yang membungkusnya, ia takut terjadi apa - apa pada tubuh dan bayinya.

"Tim kami berjuang dengan maksimal untuk menghentikan pendarahan secepatnya dan menarik keluar bayi Anda serta plasentanya, syukur sekali semua tindakan berhasil dengan hasil maksimal dan kondisi Tuan yang koma menjadi stabil. Anda dipindahkan kembali ke rawat inap dan kami semua menunggu Anda untuk bangun, Tuan Lee. Selamat Tuan, anda melahirkan anak perempuan yang sehat dan cantik."

Taeyong memejamkan matanya dan menghela nafas lega setelah mendengar kabar anak perempuannya yang lahir dengan sehat dan selamat. Taeyong membuka mata dan memberikan senyum manis kepada Mingyu sebelum mengerutkan kening.

"Dokter Mingyu, bibir dokter kenapa?"

Mingyu tertawa kecil kemudian meringis karena perih di tepi bibirnya belum juga hilang dari hari operasi Taeyong.

"Suami Anda yang satunya, tabiatnya cukup buruk ya? Saya mencoba menjelaskan keadaan Anda pasca operasi, beliau justru menghadiahi saya sebuah bogem mentah. Saya di katai tidak becus dalam melakukan tindakan kepada Anda. Untung saja ada Dokter Jaehyun yang menarik saudara kembarnya, kalau tidak mungkin saya sudah masuk IGD waktu itu." 

Taeyong memasang muka bersalah kepada Mingyu, sialan sekali memang Jeffery, akan Taeyong pukul pantatnya keras - keras nanti. Pintu rawat inap kembali terbuka, dari sana muncul raga Jaehyun dan di ikuti oleh Jeffery, di gendongan Jaehyun terdapat buntalan selimut yang membungkus dengan hangat bayi perempuan mungil milik mereka.

Jeffery bergerak agak cepat menuju ranjang Taeyong dan mendorong menjauh tubuh Mingyu dari sekitar Taeyong. Teriak teguran Taeyong pada Jeffery membuat suaminya itu melengos dan langsung memeluk Taeyong dan memberikan Taeyong ciuman secara bertubi - tubi kemudian melumat bibir Taeyong perlahan.

Jaehyun memutar bola matanya malas, saudara kembarnya ini apa tidak tahu malu? Para perawat dan dokter masih ada di ruangan tapi saudaranya itu main cium - cium bahkan bercumbu? Jaehyun maju ke arah ranjang dan menendang dengan kuat pantat saudaranya yang menghasilkan raungan sakit dari Jeffery. 

"Dasar tidak tahu malu, kalau mau berbuat mesum itu lihat dulu situasinya, sialan! Minggir sana, anakku ingin bertemu dengan Papinya."

Mata bulat milik Taeyong berbinar dengan terang, ia melebarkan rentang tangannya untuk menyambut sosok mungil yang ingin sekali ia temui. Bayi perempuan berambut tebal itu sedikit bergerak dalam tidurnya sebelum tersenyum kecil merasakan nyaman dalam rengkuhan sang Papi.

"Ya ampun, Sayang. Lihat pipi gendut ini, ternyata begini ya sosok yang selalu nendang Papi di setiap jam dua belas malam? Pantas saja Papi naik dua puluh kilo! Kamu segendut ini!"

Taeyong menepuk pelan pantat bayinya dan menyenandungkan lagu untuk pengantar tidur sang putri, dokter dan perawat yang berada dalam ruangan turut bahagia dengan aura positif yang Taeyong sebarkan. Setelah Mingyu berbincang sebentar dengan Jaehyun, Mingyu bersama para perawat berpamitan satu persatu. Mata tajam Jeffery masih menyiratkan tatapan dendam kepada Mingyu.

Plak!

"Babe!"

"Jangan lihatin dokter Mingyu begitu ih, mau aku pukul lagi?"

Jeffery mendengus sebentar sebelum mengalihkan atensi penuhnya kepada sang suami mungil yang sedang sangat bahagia mendekap si putri kecil mereka. Jaehyun juga sudah duduk manis di samping Taeyong yang masih terus mengajak putri mereka berbicara meskipun bayi itu pasti sedang tidur jam segini.

Taeyong yang merasa diperhatikan terus mengubah atensinya kepada kedua suaminya.

"Nama untuk si cantik siapa? Jeff? Jae?"

"Alexandra Jung, Alexa yang cantik dan lucu seperti sang Papi."

TBC,
With Love,
Rei ❤

Sudah aku ucap di awal ya, kalau tokoh anak mereka di cerita ini akan berbeda dari yang biasanya. Kalau ada yang kurang berminat, boleh kok untuk tidak melanjutkan membaca. Sesuai dengan kenyamanan masing - masing individu ya~ 

Terimakasih ❤

Terimakasih ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Husband's ( JJF X LTY X JJH ) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang