☁️YaGas-2☁️

16.9K 1.8K 82
                                    

Votenya jimplang:).

Kali ini aku mastiin lagi, kalau chap ini jimplang juga..ah..sistem vote bakalan diterapkan.

Happy Reading❤
.
.

AGAS merengut kesal saat melihat banyaknya orang yang duduk dikursi penonton lapangan basket. Dia tak suka pacarnya disukai banyak orang.

Dengan wajah tertekuk, Agas duduk dikursi penonton paling bawah. Hanya itu yang tersisa, dia dan temannya akhirnya duduk disana.

"Rame bener, padahal mereka cuma latihan doang." celetuk Gio heran, ditangannya ada handuk dan botol minum Pocary Sweat.

Untuk Caca tentu saja.

Geo berdehem setuju "Soalnya, mereka latihan sekalian tanding sama Ips 3. Biasalah musuh bebuyutan." celetuk Geo tenang.

Cowok bemata sipit dan berkaca-mata itu juga sudah menyiapkan handuk dan botol minum untuk Cece.

Erga menggeram marah, dia benci melihat Lona menebar pesona, padahal Lona cuma diam saja loh disebelah Yara.

Sesaat mereka diam, sampai akhirnya pertandingan dan latihan dimulai.

Mereka hanya diam saja, melihat pertandingan biasa.

"Bosan, balik aja yuk." ajak Agas dengan suara pelannya.

Erga menggeleng, walau bagaimana pun dia tak mau membiarkan orang mendapat celah untuk mendekati Lona.

"Udah diam aja, bentar lagi juga selesai ini." cetus Gio kalem.

Yara nampak sangat cantik saat ini, rambut hitam kecoklatannya nampak berkilau dibawah sinar matahari, Yara juga hanya mengenakan kaos basketnya yang menampilkan lengan mulusnya.

Agas mendesah pelan. "Buna cantik...Agas takut Buna diambil orang.." lirihnya sendu dengan tatapan sayu andalannya.

Kini pertandingan masuk ke babak ke 2, sorak sorai mulai terdengar lebih kencang. Erga juga sudah mulai bersuara, begitu juga dengan Geo.

"LONAAAA SEMANGAAAAAT!!" teriak Erga semangat.

Dia bertepuk tangan riang, senyum lebar penuh antusias kini tercetak diwajahnya. Padahal tadinya dia cuma menekuk wajahnya karena kesal.

Erga menyenggol bahu Agas pelan.

"Semangatin Yara dong!" ketus Erga sebal.

Kasihan Yara, padahal daritadi dia melirik kearah Agas yang hanya diam, sedikit kecewa karena Agas pasif dan tak mau menyemangatinya.

Agas diam saja, sampai akhirnya matanya bertemu pandang dengan mata Yara yang terlihat kecewa.

Yara mengabaikan tatapan Agas dan bermain terus. Dia kesal! Agas tersentak kaget, jantungnya bergemuruh cepat.

"Y-yara..m-marah.." lirihnya dengan napas yang mulai tersenggal. Dia takut, bayangan masa lalu disaat Yara meminta putus padanya kembali hadir.

Tidak, Agas tidak mau hal itu terjadi lagi. Agas tidak mau Yara kembali pergi darinya karena dirinya yang pasif seperti ini.

Childish Agas [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang