☁️YaGas-20☁️

8.4K 1K 34
                                    

Haiiii, ampun dah disini panasnya bikin sakit kepala. Ugh..untung aja otakku gak ngebul😭.

Oh ya hampir lupa, jangan lupa vote dan komen ya💕

Happy Reading❤
.
.

6 BULAN KEMUDIAN.

6 bulan setelah festival sekolah selesai, Agas dan Yara sudah memasuki bangku kelas 12 yang artinya hari kelulusan akan segera tiba.

Dan masalah Yara tentang kampus, masih dirahasiakan dari Agas.

Siang ini sekolah mereka melakukan pertandingan antar sekolah, basket putri yang diketuai Yara memimpin dengan skor tertinggi.

Lawannya pun mulai kewalahan.

Sorak gemuruh terdengar sangat kuat disekitar lapangan, Yara mengedarkan pandangannya, dan menemukan seseorang yang sangat dia cinta.

"BUNAAAA SEMANGAAAAAT!! NANTI AGAS KASIH HADIAAAAH!!" sekarang Agas mulai berani berteriak saat pertandingan Yara.

Dia tak mau Yara kecewa lagi karena sifat pasifnya itu. Senyum lebarnya membuat Yara semakin semangat.

Dadanya bergemuruh kuat, dia akan mempersembahkan kemenangan kesekiannya ini untuk Agas, tentu saja untuk dia.

"Ciee, yang sekarang berani teriak mah beda." goda Erga, dia sekarang mulai melakukan terapi jalan. 3 bulan lalu dia operasi pemasangan pen ditulangnya.

Dan mencoba menggunakan tongkat untuk berjalan.

Agas merona malu, dia menunduk meremat handuk kecil untuk Yara, malu sebenarnya. Tapi ini demi Buna-nya.

"Biar Buna senang." ujarnya dengan suara minimalisnya.

Pipi gembulnya memerah, antara panas gerah atau malu pun Erga bingung.

PIITTT!!

Mereka menoleh bersamaan, Yara berhasil mencetak skor terakhir dan membuat tim basket mereka menang.

"HOREEE!!"

"YEAYY YARA EMANG THE BEST!"

"GILA BOR, YARA KEREN BANGET!"

"Sayang banget Yara udah punya cowok, kalau gak udah gue embat."

Mendengar itu, Agas langsung mendelik tak suka. "Heh! BUNA ITU MILIK AGAS!!" pekiknya sebal.

Pipinya semakin memerah, kali ini karena kesal. Rambut yang diikatkan Yara tadi bertuing sebentar, mereka yang tadinya bergosip terdiam.

"Yaudah sih, santai aja napa." ketus yang satunya.

Agas semakin kesal. "Jangan coba-coba rebut Buna, atau gak hidup lo gak bakal tenang." ujarnya pelan namun sangat amat dingin mencekam.

Auranya seketika berubah, mereka langsung mengalihkan tatapan agar tak melihat Agas. Menyeramkan, mereka fikir Agas hanyalah anak manja yang pendiam.

Dengusan pelan terdengar, Agas melengos dan kembali fokus pada Yara yang tengah bersalaman dengan para anggota basket lainnya.

Agas berjalan mendekat, semakin cepat saat melihat pelatih muda dari tim basket lawan bersalaman dengan Yara.

"Selamat ya." ujarnya lembut saat berhasil bersalaman dengan Yara.

Yara gak peka pun mengangguk, tersenyum manis membalas ucapan pelatih 24 tahun itu.

Agas datang dan melepaskan salaman mereka. "Buna capek? Ini Agas udah bawain minum sama handuk." ujarnya lembut dan manis.

Yara terkekeh pelan, dia mengusak gemas rambut Agas sampai berantakan, Agas gak masalah. Dia berdiri didepan Yara, memblok akses pelatih itu agar tak melihat Yara.

"Baiklah, kami permisi." Pelatih bernama Den itu paham maksud tingkah Agas terhadapnya.

Dia memilih undur diri. Agas tersenyum penuh kemenangan, Yara itu hanya miliknya.

"Agas udah makan siang belum?" tanya Yara setelah selesai meminum air yang Agas berikan tadi.

Agas menggeleng pelan, dia merangkul lengan Yara dan bergelayut manja. "Mau makan siang sama Buna~" ujarnya manja.

Yara terkekeh pelan, dia merengkuh pinggang Agas dan berjalan bersama, pemandangan yang indah bagi penumpang kapal RaGas.

"Sayang ih, jangan paksain kesini. Lagi ramai, nanti kamu jatuh." tegur Lona saat melihat Erga berjalan pelan dengan susah payah ke arah Lona.

Lona meninggalkan para fans nya dan berjalan mendekati Erga. Cowok itu terkekeh pelan dan langsung memberikan handuk serta minuman untuk kekasihnya.

"Untuk kamu." ujarnya lembut.

Lona terharu, sifat Erga berubah sejak insiden kecelakaan Lona 4 bulan lalu. Lona koma selama 3 minggu, dan selama itu Erga selalu menangisinya.

Erga tak mau berlaku kasar lagi pada Lona, dia takut akan menyesal jika kejadian yang sama akan terjadi.

Dia tak mau kehilangan Lona lagi.

Lona segera menggendong Erga ala pengantin. Tongkat Erga dia pegang sendiri "Aku gamau kamu kecapekan." ujar Lona lembut.

Erga tersenyum lembut, dia mengelus pipi Lona. "Aku gamau kehilangan kamu, biar aku tebus kesalahan aku dulu sama kamu. Aku gamau kamu ninggalin aku." lirihnya sendu.

Lona menggigit bibir bawahnya, Erga menggemaskan sekali Tuhan. Lona tak bisa menahan kegemasan ini.

"Aku gak bakal kemana-mana."

"Janji?."

"Iya sayangku."

Erga memberikan senyum lebarnya yang manis, kemudian mendusel didada Lona. "Aku sayang kamu."

"Aku juga sayang."

"Aku cinta..momy."

Jantung Lona berdegup cepat, dulu dia meminta Erga untuk memanggilnya Momy, gamau kalah sama Yara yang dipanggil Buna.

Akhirnya, setelah 1 tahun lamanya, Erga baru mau melakukannya.

"KYAAAAA MENGGEMASKAAAN!" apalagi tadi wajahnya memerah saat mengatakannya.

Manis sekali.


























Bersambung❤

Terima kasih vote dan komennya💕

Childish Agas [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang