☁️YaGas-31☁️

7.7K 999 22
                                    

Masalahnya, bukan konflik mulu, memang begitulah sebuah cerita, tanpa konflik cerita bakalan hambar. Lagipula konfliknya kan gak banyak, udah sesuai sama plot cerita:(

Ah dan satu lagi, masih ada ya yang belum vote:(

Vote ya(* ̄︶ ̄*)

Happy Reading❤
.
.

PAGI ini Yara mendatangi Apartemen Agas, setelah semalam dia hanya di infus beberapa botol lalu memilih untuk pulang.

Yara janji pada Agas untuk mengantarnya ke kampus, dan setelah Agas selesai kelas yang hanya ada 2 matkul, mereka mau kencan.

Yara masuk ke dalam lift dan menekan tombol 6, ternyata Agas tinggal di Apartemen sejak lulus dari SMA.

Dan Apartemennya juga memiliki studio sendiri.

Di dalam lift ada 1 orang cowok seumuran Yara, dia mengenakan sweater besar dan masker.

Terus menundun dan berdiri di ujung lift. Tak berani memandang kearah Yara.

"Permisi, kamu mau naik ke lantai berapa?." tanya Yara lembut, memang begitu nada suara Yara kalau pelan, atau memang udah kebiasaan karena Agas.

Cowok itu tersentak, dia mendongak perlahan dan memandang Yara. "L-lantai 6.." ujarnya gugup.

Yara mengangguk, lantai yang sama dengan lantai tujuan Yara. Dia melirik 3 kardus besar yang ada didekat kaki pria itu, lumayan besar.

2 menit tanpa suara, lift akhirnya sampai di lantai 6.

"Mau aku bantu?." tanya Yara begitu lift berhenti dan pintunya terbuka.

Dia kembali tersentak, dan mengangguk. Yara langsung mengangkat 2 kotak diantara 3, dan pria itu mengangkat sisanya.

Mereka berjalan beriringan di lorong lantai 6, pintu-pintu apartemen masih tertutup rapat.

Antara yang punya lagi pergi atau masih tidur.

Yara melihat didepan kamar Agas, dia baru saja keluar dan mengunci kamarnya. "Assalamualaikum, udah bangun kamu ternyata." ujar Yara lembut.

Agas mengangguk "Waalaikum sallam." balasnya lirih.

Tatapan datar dia layangkan pada pria disebelah Yara, decihan lirih terdengar samar dari bibir Agas.

"K-kamar aku, disini." ucapnya saat sampai di kamar depan kamar Agas.

Yara mengangguk, dia menurunkan 2 kotak tadi didekat pintu. Pria itu langsung menunduk dan berterima kasih.

"Terima kasih, maaf merepotkanmu." ujarnya pelan. Yara mengangguk kemudian berjalan mengikuti Agas yang sudah jalan duluan.

Pria itu diam, dia memandang punggung Yara dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan. Senyum tipis terbentuk diwajah balik maskernya.

"Manis..akhirnya kita ketemu.." lirihnya senang.

Dia langsung membuka password apart dan membuka pintunya, mendorong pelan kardus-kardus berisi cat dan alat lukis miliknya.

Dilain tempat, Yara berusaha membujuk Agas yang hanya diam dengan tatapan dinginnya.

Agasnya berubah, tak biasanya Agas akan diam saat marah. Pasalnya Agas lebih suka merengek jika sedang marah.

Childish Agas [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang