Haii kalian, gila sih disini panas banget😭.
Oh ya jangan lupa vote dan komen yaaa💕
Happy Reading❤
.
.YARA mendesah kasar saat melihat 2 orang pria berdiri menunduk didekat ranjangnya. Siapa lagi mereka..
"Siapa sih kalian?." tanya nya sedikit kesal dan risih.
Yudi dan Alka hanya diam, biarkan Yara mengetahui siapa mereka. Radi menunduk, tak berani membuka suara.
Sementara Aldi menyiapkan mentalnya, ini salahnya karena menuruti keinginan Tika untuk melukai kepala Yara.
"Kami...adalah abang kamu Yara." ujar Aldi lembut namun dia saat ini sangat takut.
Terlebih saat melihat tatapan tajam Yara seketika terlayang pada mereka berdua. Senyum miring tercetak diwajah Yara.
Dia menyandar dikepala ranjang dan bersidekap dada. "Ooh, kalian si pengkhianat! Oke aku ingat sekarang." serunya sarkas.
Keduanya menunduk semakin dalam, rasa bersalah menyeruak masuk ke hati mereka. Panggilan itu cocok untuk mereka, benar..
Alka menggeleng pelan. "Kakak, gak boleh gitu sama abang. Gak sopan." tegur Alka lembut.
Yara melirik singkat. "Perasaan, kita bersaudara hanya berdua doang Ka. Kita gak punya abang." ceplos Yara tak perduli.
Aldi memandang Yara penuh penyesalan, dia menyesal. Dia tak mau dibenci seperti ini. "Dek-"
"Aku gak punya abang, jadi jangan panggil dengan sebutan itu."
Radi mengeraskan tangisannya, dia gak sanggup. Jadi Radi memilih untuk keluar dari ruangan Yara karena tak sanggup menahan rasa dihatinya.
"Maafin kami, kami terpaksa ikut sama Ibu-"
"Aku hanya tau, dari kecil aku tinggal bersama Ayah dan Alka. Bekerja mati-matian di Kota agar bisa hidup berkecukupan, sampai dititik sekarang kalian baru muncul. Tolong jangan bercanda." ungkap Yara penuh penekanan.
Dia tersenyum remeh, perlahan menidurkan tubuhnya. "Aku ngantuk, jadi gausah berisik. Mending pergi sana." usirnya pada Aldi.
"Yar-"
"Pergi saja Bang, Kak Yara memang sudah tak mau perduli soal kalian. Kalian sudah hilang dihidupnya sejak kalian pergi dari rumah." ujar Alka dingin.
Walau dia buta, tapi dia tau dimana posisi dan bagaimana ekspresi Aldi saat ini. Yudi tak mau ikut campur, memang salah mereka.
Aldi menyeka air matanya, perlahan dia berbalik dan keluar dari kamar Yara.
Dengan hati penuh penyesalan.
Seandainya mereka tak ikut Ibu mereka pergi, mungkin saat ini Yara tak akan sekasar ini pada mereka.
Setelah suasana hening, Alka berjalan mendekati Yara dengan tongkatnya.
"Kakak jangan nangis.." bisiknya sembari mengelus bahu Yara yang bergetar.
Tak perduli luka jahitan diperutnya, sakit sekali hatinya. Sungguh. "Sakit Ka..hiks..rasanya sakit saat mereka baru datang sekarang..hiks..kemana mereka selama ini..hiks.." racaunya pilu.
Saat Yara membutuhkan mereka, saat Yara putus asa kala Alka sakit dan Ayah mereka tak ada di rumah.
Kala Yara tak ada uang untuk membayar Spp sekolahnya sampai dia harus ujian susulan.
"Udah kak, masih ada Alka sama Ayah.."
"Hiks..panggil Agas..hiks.."
Alka tersenyum tipis, walau tadi kakaknya berpura-pura tak mengenal Agas dan malah mengusirnya, sekarang malah memanggilnya.
Memang kekuatan hati itu gak ada duanya ya.
Yara masih tau siapa yang dia cinta, walau kecewa mendapat ingatan dulunya Agas meninggalkannya disungai.
Tapi..itu dulu.
Bukan sekarang.
...
Agas tadinya lagi mengamuk di rumah, dia hampir membakar studionya jika saja Hanum tak mengabarkan tentang Yara yang ingin bertemu dengannya.
Saat ini Agas duduk dikursi sebelah ranjang Yara, tatapan sayunya menyiratkan kerinduan yang amat sangat.
"Maafin aku soal yang tadi, aku shock. Maaf udah bentak kamu." ujar Yara lembut.
Agas diam, tapi lama-kelamaan bibirnya melengkung kebawah dengan mata yang berkaca-kaca.
"Hiks..Buna jahat..hiks..Agas diusir-usir..hiks..sakit hati Agas.." lirihnya menyedihkan. Walau begitu dia tetap merentangkan tangannya.
"Peluk.." pintanya dengan suara serak sehabis menangis.
Yara terkekeh pelan, dia memeluk Agas erat dan mengelus punggungnya.
Yara tak akan membiarkan rencana Tika agar dia berpisah dari Agas berhasil, Yara tak akan berpisah.
Itu mampu membuat Tika panas dingin dan stress disana.
Karena rencananya, tak akan pernah berhasil.
Yara hanya milik Agas, dan Agas hanya milik Yara.
Bersambung💕
Terima kasih untuk vote dan komennya, dan juga untuk jawaban atas pertanyaan di chapter sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Agas [END]
Novela JuvenilGimana rasanya, pacaran sama cowok manja tukang tidur? "Buna...Agas ngantuk.." "Sini aku gendong, lain kali jangan tidur dikursi taman. Kalau kamu diculik gimana? Aku takut tau." "Buna..Agas gak bakal diculik, Agas kan punya Buna..uuh sayang Buna.."...