14

2.2K 220 1
                                    


"Ah kau sudah bangun Haechan-ah?"

"Sudah hyung"

"Jaemin belum bangun, kau mau ayam? Ayo kita order"

"Tapi aku juga bisa memasak hyung"

"Tak usah, ayo pesan saja"

"Baiklah"

Lalu Mark mengambil handphone nya dari saku lalu mengorder 4 kotak ayam goreng.

Haechan bersyukur Mark tidak mengungkit pembahasan tadi malam. Mungkin Mark hanya lelah? Sebentar lagi akan Comeback pasti ia dibawah tekanan karena menjadi leader, iya pasti karena itu.

"Pagi semuanya" Ucap Chenle keluar dari kamarnya diikuti Jisung yang masih acak-acakan. Pasti Chenle memaksa Jisung untuk bangun.

"Ayo bangunkan Jeno, Jaemin, dan Renjun" Ucap Mark.

"Biar aku yang membangunkan Renjun" Ucap Haechan.

"Kenapa tidak sekalian membangunkan Jeno dan Jaemin sih" Protes Jisung.

"Yasudah kalau gitu biar aku yang membangunkan Jeno dan Jaemin" Ucap Chenle.

Lalu Haechan pergi kekamar Renjun dan Chenle pergi kekamar nomin untuk membangunkan dua sejoli itu.

Dikamar Renjun, Haechan naik keatas kasur Renjun lalu mengelus halus pipi Renjun. Apakah kalian berpikir Haechan akan mengelus pipi Renjun sampai ia bangun? Tidak!. Saat mengelus pipi Renjun, Haechan tiba-tiba mencubit pipi Renjun dan berteriak

"Renjun-ah jangan tidur terus, kau seperti babi"

Dan pastinya Renjun langsung bangun dan memukul kepala Haechan.

"Lee Haechan kau bahkan menghancurkan pagiku"

"Pagi hyung manisku" lalu Haechan mencium pipi Renjun.

Renjun ingin marah, tapi ini masih pagi. Suaranya belum terkumpul untuk berteriak.

"Ayo bangun hyung, Mark hyung sudah memesan ayam" lanjut Haechan.

"Kapan hariku tenang? Aku ingin menyerah pada hidupku" Renjun drama sekali memang.

"Tak akan pernah hyung, karena kau akan selalu bersamaku" Ucap Haechan, kurang ajar memang.

"Kau keluar dulu, aku harus mencuci mukaku dulu" Usir Renjun.

"Tak usah hyung, kau terlihat manis bahkan dengan iler itu" Ucap Haechan cekikikan.

Lalu dengan cepat Renjun memegang sudut bibirnya. Ia pergi kecermin dan memang ada bekas iler disana.

"Astaga aku ingin mati rasanya" Ucap Renjun berbicara sendiri saat melihat dirinya dicermin.

"Jangan mati dulu, nanti aku dengan siapa"

"Berisik"

"Yasudah ayo"

Lalu Haechan menarik tangan Renjun untuk ke meja makan.

Sementara itu dikamar Jeno dan Jaemin, Chenle membuka sedikit pintunya. Ia melihat Jeno dan Jaemin sudah bangun tapi masih tiduran dikasurnya.

"Oppa kau terlihat tampan saat bangun tidur" Ucap Jaemin kepada Jeno sambil memainkan rambut Jeno.

Eww Chenle ingin muntah sekarang.

"Kau juga tampan na, bahkan menyerempet kemanis" Ucap Jeno seperti buaya.

Chenle yang berdiri didepan pintu ia menahan ketawanya. Hyungnya yang terkenal pendiam tapi juga hyperaktif itu sedang bermanjaan dengan jeno.
Jeno juga bertingkah seperti buaya yang sedang bucin kepada pasangannya.

"Astaga salah apa aku dimasa lalu, kenapa aku bisa melihat mereka bermesraan" Ucap Chenle seolah-olah putus asa tapi ia juga merasa geli melihat kedua hyungnya.

Akhirnya Chenle tak jadi memanggil Jeno dan Jaemin, ia memutuskan pergi keruang makan saja.

Saat melihat Chenle kembali tanpa Jeno dan Jaemin, Mark bertanya

"Mana Jeno dan Jaemin?"

"Biarkan mereka keluar sendiri hyung, aku tak bisa mengganggu rutinitas pagi mereka" Ucap Chenle diakhiri tawa tertahan.

"Kau kenapa?" Bisik Jisung.

"Tak apa, aku hanya habis melihat yang seharusnya tak aku lihat" Ucap Chenle juga berbisik.

Chenle membuat semua yang ada disana menerka-nerka apa yang dilakukan Jeno dan Jaemin. Bahkan fikiran mereka ada yang sampai traveling keafrika.

T

B

C

Masih bingung mau buat Mark jadi penghalang apa engga🙂
Mau bawa Yuta tapi males aku ntar malah harus ngejelasin 127 dulu.
Aku mageran orangnya. Aku emg up cerita terus tapi aku mager banget ngeliat tugas daring bejibun🙂
Pengen banget nyantet gurunya, ngasi tugas kaga nanggung-nanggung.

Malah curhat, hehe.

Yaudah segini dulu! Pay pay

Semoga suka ya!

Why Should I? (HyuckRen)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang