21

2K 200 5
                                    

"Aku berkencan dengan Renjun" Ucap Haechan kepada semua yang ada dimeja makan. Mark masih tidur dikamarnya, Mark bilang ia sangat mengantuk makanya Mark menyuruh semuanya untuk sarapan tanpanya.

Mendengar perkataan Haechan, semuanya langsung berhenti makan mereka nampak kaget.  Tapi Jaemin terlihat sangat tenang, berbanding terbalik dengan Chenle yang tersedak karena mendengar perkataan Haechan.

"Sudah kuduga ini pasti akan terjadi" Ucap Jaemin santai lalu melanjutkan makannya.

"Hyung bukankah kau bilang kau tidak gay?" Tanya Jisung.

Sudah Renjun duga, ini pasti akan terjadi. Bersiaplah Huang Renjun.

"A-aku-"

"Renjun tidak gay, dia hanya menyukaiku. Iyakan sayang?" Haechan mengedipkan sebelah matanya kepada Renjun.

"Kau membuatku mual" Celetuk Jeno.

"Tolong ini terasa menggelikan" Chenle bertingkah seperti kesetrum.

"Kau memalukan Haechan" Ucap Renjun tajam, Haechan tak membantu sama sekali, ia malah membuat Renjun malu. Habislah kau Huang.

"Kelakuan Renjun hyung bahkan tak berubah sama sekali, setidaknya lembutlah sedikit hyung" Ucap Jisung sambil tertawa.

"Diamlah kau anak kecil, Kau tak akan mengerti" Renjun menatap Jisung dengan tajam, Jisung bagaimana? Ia langsung kicep.

"Ah bukankah kau juga bilang tak akan menyukai Haechan?" Jeno penasaran, apa yang membuat Renjun menerima Haechan. Padahal mereka semua tau dengan sifat tsundere hyungnya yang satu ini.

Seperti yang dibayangkan Renjun, pertanyaan-pertanyaan ini pasti akan muncul.

"Yak! Urus-urusan kalian sendiri, kenapa kalian bertanya terus kepada Renjun? Jangan ada yang menggodanya" Tegas Haechan.

Saat itu juga Renjun merasa Haechan sangat keren.

"Memangnya kenapa kalau kami menggodanya? Kau sangat perhatian dengan Renjun, aku iri"  Ucap Chenle.

"Bukankah sudah jelas? Renjun itu pacarku. Tapi kalau kalian menggodanya, aku juga menjadi sangat ingin menggodanya. Makanya jangan menggodanya, aku tak ingin bertengkar dihari kedua berpacaran"

Renjun ternganga, okey Renjun ingin mengambil kata-katanya kembali. Haechan bukan keren, ia masih saja menyebalkan seperti biasa.

"Aku selesai, mau kekamar dulu" Renjun pergi kekamarnya. Haechan sangat menyebalkan, Renjun tak mood lagi makan sekarang.

"Okey Hyung, selamat berjuang. Siapa suruh kau ikut-ikutan menggodanya, lihatlah dia marah sekarang" Chenle ingin sekali ngakak, drama Haechan dan Renjun sudah sangat menjadi favoritnya.

"Diam kau" Lalu Haechan pergi menyusul Renjun. Ia membuka pintu kamar Renjun dan menemukan Renjun tidur membelakanginya.

"Renjun-ah"

Tak ada jawaban. Renjun ingin sekali menjambak rambut Haechan, kalau saja ia tak ingat hubungan mereka pasti Lee Haechan sudah habis ditangannya.

"Renjun-ah, mianhae" Haechan duduk dikasur Renjun dan mengelus pelan rambut Renjun.

"Renjun hyung, maaf aku salah. Jangan seperti ini ya, kita baru dua hari berpacaran"

"Salah kau sendiri, kenapa kau ikut-ikutan menggodaku sialan"

"Maafkan aku, aku harus bagaimana supaya kau memaafkanku?" Tanya Haechan, sebenarnya hobi favoritnya adalah menggoda Renjun, tapi sekarang simanis lebih sering merajuk.

Renjun diam tak membalas.

"Maafkan aku ya" Haechan mendudukan badan Renjun supaya menghadap padanya lalu mencium pipi kanan Renjun singkat.

Renjun masih diam.

"Maafkan aku ya" Haechan mencium pipi kiri Renjun.

Renjun masih tetap diam.

"maafkan aku ya" Haechan hendak mencium bibir Renjun tapi Renjun langsung bicara.

"Baiklah aku maafkan" Renjun tersenyum, perlakuan Haechan membuatnya luluh.

"Terimakasih sayang"

"Kalau kau ulangi, tak akan aku maafkan lagi. Dan jangan memanggilku sayang itu menggelikan Haechan"

"Tak akan aku ulangi lagi, tapi mulai sekarang kau harus terbiasa dengan panggilan itu"

"Sayang" lanjut Haechan.

"Hentikan"

"Sayang sayang sayang sayang"

"Yak Lee Haechan kau mau mati?"

T

B

C

Okey segini dulu! Pay pay!

Why Should I? (HyuckRen)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang