"Aku pacaran dengan Renjun" Ucap Haechan yang sambil tiduran disamping Mark. Mereka masih tidur dikasur yang sama hingga saat ini, karena kata Mark ia tak bisa tidur kalau tak ada yang memeluknya. Modus memang.
"Kau serius?" Tanya Mark, ia merasa ada yang menghantam dadanya dengan keras saat ini.
"Iya hyung, kau tau? Butuh banyak tenaga untuk membujuknya" Haechan antusias bercerita.
"Ah benarkah? Selamat kau berhasil Haechan-ah" Tanpa Mark sadari air matanya jatuh begitu saja.
"Hyung? Kau menangis?"
"Tidak, kurasa debu masuk kemataku"
"Sini biar kulihat" Haechan duduk dan mendekatkan wajahnya ke Mark untuk meniup matanya
"Haechan-ah aku menyukaimu" Ucap Mark kepada Haechan yang masih sibuk meniup matanya.
Haechan berhenti meniup mata Mark dan menatap Mark dengan serius.
"Bolehkah aku egois?" Tanya Mark dengan mata yang sudah berlinang.
Haechan diam. Dia tak tau harus bagaimana.
"Aku sudah melakukan segalanya agar bisa dekat denganmu, aku bahkan meminta kau tidur bersamaku dengan kasur kecil ini agar aku bisa memelukmu"
"Saat kita latihan, aku bahkan hanya membagi semangkaku denganmu"
"Aku bahkan juga membuatkan sarapan untukmu kalau Jaemin tidak masak"
"Aku tidak membiarkan tanganmu bekerja didapur Haechan-ah, lebih baik membeli makanan dari luar daripada melihat kau berurusan dengan pisau-pisau tajam itu"
"Saat tidur lampu kita menyala karena kau tidak bisa tidur dengan lampu mati, aku lebih mementingkan segala yang berurusan denganmu daripada diriku sendiri"
"Apa itu belum cukup?"
"Hyung, maaf"
Mark terisak, ia menangis sekarang. Bukankah ia bertekad agar Haechan dan Renjun tidak berkencan? Tapi kenapa ia sangat rapuh sekarang?
"Apa itu tidak cukup? Kenapa kau sangat jahat padaku Haechan?"
"Apa kau tidak tau aku sangat menyukaimu?"
"Hyung, maaf. Aku tak tau, kukira kau hanya memperlakukanku seperti adik"
"Hyung, jangan seperti ini kumohon" Haechan bingung, ia tak tau harus bagaimana sekarang.
Mark sadar, apa yang ia lakukan sekarang? Mencoba membujuk Haechan agar memilihnya?
"Ah apa aku keterlaluan? Maafkan aku Haechan-ah, aku menjadi sangat emosional" Tiba-tiba ekspresi Mark berubah, ia menghapus air matanya."Hyung"
"Ayo kita tidur, ini sudah sangat larut"
"Hyung, kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja Haechan-ah, jangan khawatir. Maafkan aku bertindak berlebihan"
"Sini hyung kupeluk" Ucap Haechan lalu kembali berbaring dikasur Mark.
"Tak usah Haechan-ah, kau tidurlah kembali kekasurmu. Kau harus menjaga perasaan Renjun"
"Tak apa hyung, ayo kupeluk. Renjun pasti mengerti"
"Tidak Haechan-ah, kalau aku jadi Renjun aku tak akan mengerti. Pergilah tidur kekasurmu sekarang"
"Nanti kau tidak bisa tidur kalau tidak dipeluk hyung"
"Aku mengatakan itu karena aku hanya ingin dekat denganmu, sekarang kau sudah punya Renjun"
"Hyung, maaf"
"Tak apa Haechan-ah, tidurlah. Selamat malam" Lalu Mark menarik selimut sampai menutupi wajahnya.
Haechan tidur kembali kekasurnya, rasanya sudah lama ia tak tidur sendiri dikasurnya.
Didalam selimut Mark kembali menangis dalam diam, kenapa rasanya sangat sakit? Rasanya bahkan lebih sakit saat Chenle memakan semangkanya diam-diam.
Mark meyakinkan dirinya, ia tidak boleh merusak hubungan Haechan dan Renjun. Mark member tertua didream, dia leadernya. Semua member bergantung padanya, ia juga sangat sayang kepada Renjun. Ia bertanggung jawab dengan semua adik-adiknya. Mark merasa ia harus mundur.
T
B
C
Gimana? Enak ga?
Jujur pas buat Chapter ini aku nangis banget woi, jadi buat kalian yang nangis, tenang kalian ga sendiri wkwk.Kalo aku jadiin Mark orang ketiga. aku kasian, udh jd sadboy masa jadi pelakor juga. Makanya aku mutusin buat Mark jadi sadboy aja gausah plus pelakor.
Dan ini gacukup 20 chapter jadi lanjuttt!
Segini dulu! Semoga suka! Pay pay!
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should I? (HyuckRen)✅
RomanceNCT Dream boygrup yang menyita banyak perhatian saat mereka melangsungkan debut nya. Boygrup yang membangun image menggemaskan pada saat debut nya ini menyimpan begitu banyak cerita menarik tentang para membernya. Seperti Haechan dan Renjun contohny...