Epilog

3K 174 19
                                    

"Chan"

Renjun sedang mengunjungi sang kekasih, sebenarnya susah ia harus pulang balik China-Korea, tapi apa boleh buat? Itu yang Renjun lakukan selama 10 tahun ini.

Renjun belum membuka hatinya sama sekali untuk siapapun, ibu dan ayah Renjun tak bisa berbuat apa-apa, itu keputusan Renjun.

"Tentu saja aku rindu"

"Aku sudah tidak sering mengumpat lagi"

Renjun berbicara seolah-olah memang Haechan berbicara dengannya.

"Kau merindukanku yaa hyung"

"Jangan terlalu sering mengumpat Renjun-ah"

Ia terus berbicara, merasa seperti memang ada Haechan berada disana mendengarnya bercerita.

"Kau tau Chan? Aku ingin melarikan diri dari semua ini. Aku lelah hidup dengan bayang-bayang kau, tapi aku tidak bisa. Melupakanmu makin menyakitkan"

"Aku harus bagaimana?"

"Chan"

"Haechan"

"Haechan"

"Tak ada, namamu memang bagus aku kecanduan Haechan"

"Kenapa kau terus memanggilku Renjun? Aku tau namaku bagus"

Lagi. Renjun membayangkan kata-kata itu keluar dari mulut Haechan. Ia terus berbicara tenggelam dengan ceritanya sendiri.

"Aku sudah menjadi orang kaya sekarang, aku punya 5 perusahaan Haechan, kau pasti iri" Renjun tertawa.

"Kalau kau mau, kau boleh ambil 1 punyaku. Aku tak akan miskin kalau kau mempunyai satu"

"Tapi kau ingat tidak? Aku pernah bilang kalau aku punya anjing dirumah ibuku"

"Aku selalu bercerita tentangmu padanya, dan sepertinya ia penasaran denganmu. Dia menyusulmu Haechan, apa kau bertemu dengannya?"

"Padahal aku juga ingin bertemu denganmu, tuhan tidak adil ya?" Renjun mengerucutkan bibirnya.

Berbagai macam ekspresi Renjun keluarkan, ia seperti sedang melatih kelenturan wajahnya dengan tertawa, menangis, merajuk, dan marah pada kekasihnya itu.

"Mark hyung, apa mereka menyusahkanmu disana? Kalau Haechan nakal pukul saja kepalanya, ia pasti akan diam"

"Jeno, kau pasti senang disana dengan Jaemin. Aku iri"

"Jaemin kau senang bukan bersama kekasihmu itu? Kau terlalu sering mengumbar kemesraan pasti Haechan kesal dengan kalian disana"

"Uri Jisungie aku merindukanmu, sangat. Aku tak punya adik yang manis lagi sekarang"

"Chenle-ya, Kau rindu aku kan? Aku juga. Tuhan tak membiarkan aku ikut dengan kalian, kenapa hanya aku yang tak boleh ikut? Tolong kasih tau ya padanya jangan pilih kasih dong"

"Ah satu lagi, Jisung menyukaimu Chenle. Aku memberitahu kalau saja Jisung tak memberitahumu, takut ditolak katanya"

"Aku sudah setengah hari disini, sepertinya aku harus pulang. Aku akan kembali lagi"

"Sebenarnya aku ingin mencoba menginap, tapi aku terlalu takut hehe. Jangan mengejekku ya!"

Renjun pergi dari sana. Sekarang perasaannya campur aduk, ada perasaan lega karena sudah bertemu dengan para sahabat dan tentu saja kekasihnya, ada rindu yang tak tertahankan, ada juga perasaan marah dan kecewa karena sang semesta memperlakukannya berbeda.

Nyatanya walaupun Renjun mencintai Haechan, cintanya Renjun tak sebesar cintanya semesta pada Haechan.

Begitulah akhir kisah Haechan dan Renjun, menyedihkan memang. Hidup tak selalu tentang kebahagiaan, ada kalanya kesedihan menjadi akhir bagi kisah seseorang.

.

.

.
4k readers!!! Hiksrott terhura banget.
Aku ngerasa harus buat epilognya, pas banget lagi dapet feelnya makanya langsung dibikin.
Semoga suka yaaa!

Why Should I? (HyuckRen)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang