Chapter 10

70.5K 8.9K 369
                                    


'Yang kuat memimpin, yang lemah jadi prajurit aja'

****


Hari kedua.

Zahra duduk diam, bersandar pada dinding yang berada di sampingnya, gadis itu asik bertukar pesan dengan ketiga sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Keanu, Raden dan Liam. Ketiga orang itu sangat ribut, menanyakan kapan Zahra akan kembali ke sekolah. Sampai grup yang dibuat khusus oleh Liam tak berhenti membunyikan notifikasi.

"Lo nggak ke kantin?" tanya Najwa menghampiri Zahra.

"Nggak dulu," kata Zahra. Gadis itu mengambil sesuatu dari laci mejanya, "Titip buat Teo."

"Ya udah. Tunggu, gue balik cepat," pamit Najwa melangkah pergi bersama beberapa teman kelas gadis itu.

Zahra kembali asik dengan ponselnya, sejauh ini tidak ada yang mengganggunya. Hal itu membuat Zahra bersyukur, ia tidak perlu membuang banyak tenaga untuk menghadapi orang-orang yang menyebalkan seperti itu.

"Najwa, Zahwa di mana?" tanya Meteor.

"Di kelas. Katanya males jalan," Najwa menyodorkan kotak bekal berwarna biru pada Meteor, "Dari Zahr—"

"Zahwa nitip," kata Najwa cepat. Gadis itu langsung pergi karena ia hampir saja salah menyebut nama.

"Apaan tuh?" tanya Leon penasaran.

"Nggak tau," sahut Meteor sambil membuka benda itu.

Ada beberapa potong roti isi daging serta potongan buah segar.

"Kalian mau?" tawar Meteor.

"Mau dong," kata Ezra cepat, meraih satu potong roti, memakannya dengan cepat.

Leon dan Kaisar melakukan hal yang sama.

"Bas, nggak mau?" Kaisar memberi kode pada sahabatnya.

"Makan aja, jangan gengsi." Meteor mencibir sambil menyodorkan kotak berisi satu potong roti.

"Yang gengsi bakalan rugi," mau tak mau, Bastian meraih roti itu lalu memakannya perlahan.

'Enak,' batin Bastian. Rasa sesal perlahan hadir karena sedari dulu ia tidak pernah mencicipi masakan Zahwa, malah Leon dan Ezra yang kenyang.

"Kenapa? Nyesel?" ledek Kaisar pelan.

"Ck, diem!" kata Bastian kesal. Kaisar tertawa renyah mendapat tatapan sinis dari sahabatnya.

Zahra yang masih asik dengan dunianya sendiri sedikit tersentak karena suara benturan meja yang terjatuh mengenai lantai.

Sonya menatap nyalang pada Zahra yang masih terlihat santai.

"Heh! Cewek bego, beliin gue minum." Sonya memerintah Zahra.

"Lo nggak lumpuh,"

"Wah, udah berani lo." Keysa dan Nilam ikut tersenyum remeh.

Beberapa orang yang berada di kelas mulai memusatkan perhatian pada keempat gadis yang mengeluarkan aura tidak menyenangkan.

Double Z [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang