'Menurut lo, cinta itu apa?'
****
Ujian semester di lewati dengan baik, bahkan ujian kelulusan sudah berakhir beberapa hari yang lalu, semua kegiatan dilewati dengan lancar. Para murid kelas dua belas dengan suka cita menyambut kelulusan. Suasana lapangan sekolah sudah sangat ramai dengan para murid yang mencoret seragam dengan tanda tangan dari para sahabatnya. Tidak ada pilok atau pewarna semprot lainnya, pihak sekolah hanya mengizinkan para murid untuk mencoret pakaian mereka menggunakan spidol.
"Nggak nyangka, udah lulus aja." Ujar Liam.
"Iyalah. Lo kira waktu stuck di situ aja?" sinis Keanu.
"Manusia kurang perhatian emang gitu," kata Liam santai, meminum minumannya tanpa mengindahkan pukulan dari Keanu.
"Jadi lanjut ke mana?" tanya Keanu. Terakhir kali mereka membahas masalah tempat kuliah, waktu di tempat kemah, dan seterusnya tidak ada topik mengenai hal itu.
"Harvard," sahut Zahra membuat Liam melotot.
"Wah! Gila lo. Dengar namanya aja gue udah minder duluan!"
"Gue ngikut aja," kata Keanu diangguki Raden.
"Gue gimana?" melas Liam. Ia jadi menyesali karena tidak belajar dengan sungguh-sungguh.
"Tenang, Yam. Di Amerika kampus bukan cuma Harvard," ujar Raden menenangkan.
"Stanford masih ada, Yam."
"Gila lo! Otak gue nggak mampu,"
"Swasta beda, Yam. Yang penting banyak uang,"
"Gitu, ya?" tanya Liam menggaruk rambutnya. Ketika sahabatnya mengangguk serentak.
"Berangkatnya kapan?"
"Gue satu minggu lagi. Sekalian jalan-jalan," ujar Keanu cepat.
"Ikut!" kata Liam cepat, "Sekalian mau buat vlog," imbuhnya.
Raden hanya mengangguk. Mereka tidak punya kegiatan lagi di sana, jadi tidak ada salahnya berangkat lebih awal untuk mengenal tempat yang akan menjadi saksi perjalanan hidup dalam dunia pendidikan yang sebenarnya.
Zahra yang memang dibebaskan dari masalah kantor sejak beberapa bulan yang lalu memilih ikut dengan para sahabatnya. Brata membebaskan dirinya dari tugas kantor, memberi Zahra waktu untuk mengejar pendidikan. Pria itu tidak masalah tentang jurusan apa yang akan diambil oleh putrinya, Brata benar-benar membebaskan Zahra dalam menjalani kehidupannya.
"Yam, lo ambil jurusan apa?" tanya Keanu tiba-tiba. Di antara mereka, hanya Liam yang tidak pernah membahas masalah jurusan ataupun cita-cita.
"Gue pengennya Arsitek. Tapi kalau nggak lulus tes, kayaknya ambil Management,"
"Arsitek? Bukannya lo gantiin posisi bokap lo mimpin perusahaan?"
"Baru rencana. Kan gue bilang kalau lulus tes," kesal Liam.
"Kalau gue ambil Psikolog anak bagus nggak, ya?" tanya Zahra tiba-tiba.
Ketiganya langsung menoleh pada gadis itu, "Bukannya lo mau ngembangin bakat di bidang IT?" tanya Raden.
Zahra menggeleng, "Mungkin gue bakalan resign dari perusahaan tempat gue kerja sekarang. Mau fokus kuliah," jawab Zahra.
"Bukannya lo mau biayain kehidupan kuliah pakai uang sendiri?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Double Z [TERBIT]
Подростковая литератураZahra Almahera Mahardika dan Zahwa Almeera Mahardika, dua saudara kembar identik yang memiliki watak dan sifat yang jauh berbeda. 'Terlahir dengan wajah yang serupa, bukan berarti memiliki jalan takdir yang serupa pula' penasaran? langsung baca:) N...