Chapter 40

59.7K 7.6K 1.7K
                                    

'Harta, tahta dan ngidam'

****


Hari minggu.

Keadaan Bandara ramai pagi ini, dua perempuan yang sedang duduk terlihat berbincang ringan sambil menunggu panggilan untuk para penumpang.

"Lo serius pindah?" tanya Zahra tak percaya.

Sonya mengangguk pelan. Sebenarnya ia sudah pindah sebelum ulangan semester beberapa bulan yang lalu. Tepatnya setelah malam party saat Zahra menamparnya.

"Gue udah lama pindah. Kemarin cuma ngurus sesuatu, makanya balik ke sini."

"Emang kenapa?"

"Nggak papa, sih. Opa gue nyuruh pindah ke sana. Lagian bokap nyokap lagi ngurus perceraian, jadi nggak ada alasan gue di sini lagi,"

Zahra mengangguk-anggukan kepalanya paham. Keluarganya dan keluarga Sonya tak jauh berbeda, sama-sama berantakan. Namun orang tuanya tidak berkhianat pada pasangan. Sedangkan Sonya, Papanya berkhianat berulang kali. Mungkin Mamanya sudah tidak sanggup lagi mempertahankan rumah tangganya dan memilih melepaskan Arnold.

"Gue juga pengen nyari suasana baru. Jalani kehidupan baru. Lagian, gue males LDR,"

Zahra menoleh, LDR?

"Wait. LDR?" tanya Zahra.

Sonya mengibaskan rambutnya dengan gaya sok cantik, "Iyalah. Lo kira orang secantik gue nggak punya pacar?" tanya nya remeh.

Zahra mengangkat bahunya acuh, "Lagian lo keliatan nempel sama Bastian." Komentar Zahra.

"Gue gabut aja. Lagian, Surabaya Jakarta jauh. Jadi gue nyari kegiatan aja. Gangguin tunangan orang, bayangin lah, setahun LDR, kurang sabar apa gue?" bangga Sonya menepuk dadanya sumringah.

Zahra hanya melirik malas pada Sonya. Gadis itu memang aneh, jadi tidak heran dengan sirkuit otaknya.

"Di Surabaya juga enak. Nggak kalah sama di sini. Cowok-cowoknya, beuhh.... Cakep banget. Keliatan tajir pula, banyak Koko China yang mukanya bikin suasana adem," puji Sonya dengan raut berbinar.

"Gue juga tajir. Jadi nggak butuh," sahut Zahra acuh.

"Lo nggak punya cowok,"

"Tinggal kedip, gue bisa dapet yang lebih."

Sonya berdecak kesal, tidak lagi menyahuti ucapan Zahra.

Suara panggilan dari pegawai yang bertugas menggema di Bandara. Panggilan bagi para penumpang yang melakukan penerbangan pagi ini dengan jalur Jakarta-Surabaya.

"Gue pergi. Jangan kangen sama gue," ujar Sonya memeluk Zahra.

"Nggak. Udah lepas, ntar lo suka sama gue," kata Zahra.

Sonya kembali mendelik, "Lo nggak ada sedihnya gue tinggal."

"Nggak usah lebai. Sana," usir Zahra mengibaskan tangannya.

"Dih!" Sonya menggeret kopernya dengan kesal. Sebelum melewati pintu kaca yang dijaga oleh petugas Bandara, gadis itu berbalik lalu melambaikan tangannya pada Zahra.

Zahra hanya mengangguk singkat dengan senyum tipisnya. Sonya sudah merecokinya sedari subuh agar ia mengantar gadis itu ke bandara. Mau tak mau, Zahra menurut dari pada hari tenangnya terganggu.

Zahra belum beranjak sebelum pesawat benar-benar lepas landas.

Ponselnya berbunyi saat ia hendak pulang. Ternyata itu Brata.

Double Z [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang