'Zahra lagi yang dikorbanin?'
****
Bunyi dentingan sendok dan garpu diiringi dengan canda dan obrolan yang di lemparkan oleh sekelompok orang.
Jam istirahat. Zahra dan ketiga sahabatnya memasuki kantin, tak lupa Laluna dan Avantika yang ikut serta.
"Gue heran, kenapa bakso bentuk umumnya bulat? Kenapa nggak segitiga, atau segi empat, paling mentok belah ketupat lah," celetuk Liam memperhatikan bentuk bulatan yang sudah ditusuk dengan garpu di genggamannya.
"Gue juga heran, kenapa lo terlahir di keluarga Andreas sedangkan otak lo nggak mendukung?" balas Keanu.
"Di keluarga Andreas, produk pertama emang suka gagal, Bang." jawab Laluna polos.
"Emang iya?" tanya Avantika menatap Liam dan Laluna bergantian, seolah sedang meneliti perbedaan antara keduanya.
"Pantes aja, produk pertama biasanya cuma percobaan," kata Raden mengangguk-anggukan kepala.
"Tapi, kita bertiga nggak. Emang Liam aja yang bermasalah," Keanu menatap Raden dan Zahra bergantian.
"Wah, gue nggak nyangka kalian setega ini sama gue," kata Liam mendramatisir keadaan, pria itu menyentuh letak jantungnya berada dengan ekspresi seolah tersakiti.
"Ada yang kenal dia?" tanya Raden.
Sedangkan Zahra hanya menggeleng aneh, Liam memang selalu ternistakan jika Keanu dan Raden sudah berkolaborasi.
"Nggak dulu. Gue lagi males kenal produk gagal,"
"Sialan," desis Liam mengunyah baksonya dengan kasar.
"Bang Liam nggak boleh ngomong kasar,"
"Diem lo bocah. Mending makan yang banyak, biar cepat gede." Ujar Liam dengan santai memindahkan makanan milik Keanu ke piring milik Avantika.
"Heh!" delik Keanu tak terima melihat isi dari piringnya sudah tersisa setengah.
"Udah. Kalau makan jangan ribut," lerai Zahra yang sudah jengah dengan keributan di meja itu.
"Tuh, dengerin." kata Laluna.
*
Hari berganti, saat ini Zahra sedang rebahan santai di atas karpet bulu di dalam kamarnya, ditemani dengan para kucingnya yang asik bermain. Sekitar satu jam yang lalu, ia pulang dari sekolah dan tidak tau harus melakukan apa.
Beberapa hari terakhir, Zahra memang jarang berbaring santai seperti itu. Berhubung hari ini ia sangat malas melakukan apapun, bahkan untuk sekedar melangkahkan kaki menuju kamar mandi pun sangat malas.
"Celo.." panggil Zahra saat menoleh menemukan salah satu kucingnya yang asik rebahan. Anak kucing dengan bulu abu-abu itu terlihat anteng tanpa terusik sedikitpun dengan tingkah para saudaranya.
"Kenapa bisa gemesin kayak gini sih?" gemas Zahra meraih kucing itu lalu menempatkannya tepat di hadapannya.
"Jadi pengen gue makan," gumam Zahra mengusap Celo.
*
Pagi hari, sekolah sudah terlihat ramai karena beberapa menit lagi gerbang akan ditutup. Zahra dan Biru bertugas menjaga gerbang hari ini, memantau atribut dan kerapian dari setiap siswa dan siswi yang melewati gerbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Double Z [TERBIT]
أدب المراهقينZahra Almahera Mahardika dan Zahwa Almeera Mahardika, dua saudara kembar identik yang memiliki watak dan sifat yang jauh berbeda. 'Terlahir dengan wajah yang serupa, bukan berarti memiliki jalan takdir yang serupa pula' penasaran? langsung baca:) N...